Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Getaran Itu
5
Suka
6,473
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Acak-acak. Acak-acak. Kesal. Kuacak-acak rambut saggy-ku. Kuacak-acak lembaran-lembaran kertas di meja. Kesal.

Kupelototi jam meja. “Ah. Serius. Udah setengah satu aja.“ Kuteliti lembaran Word di layar komputer. Belum ada kemajuan dari satu setengah halaman sejak setengah dua belas tadi.

“Ini apa?“ maju wajahku menempel layar, bolak-balik ku-scroll halaman itu.

Angkat wajannya… awas panas… ah, ulet keket, minggir sini biar—ini bukan… tunggu dulu…Dimana Aku pernah lihat ini?” Aku berpikir, “Ini mimpi aku tadi? Hahaha!”

Kumundurkan tuts-tuts keyboard ke kalimat-kalimat dan rentetan huruf absurd. Hapus. Hapus. Hebat kali Aku, sampai mimpi bisa kuketik. Jangan-jangan Aku anak indigo. Haha!

Pantas tak selesai-selesai ini tugas. Bolak-balik Aku tertidur. “Hoaahmmm...!”

“Oke. Fokus. Fokus, Bey!“ kutenggak sisa air di gelas di sudut meja. Kuregangkan sejenak tulang-belulangku mengikuti simfoni The Crystal Method di music player.

"Maka dari itu, riset ini "

Aku berhenti mengetik.

Kurasakan getaran.

Aku diam.

Musiknya kah? Kucopot earpiece dari telinga.

Kuamati lagi.

Kusadari getaran itu bukan dari musik tetapi merambat dari tulang ekorku, naik dan terus naik hingga tengkukku. Lalu berhenti.

Bulu kuduk. Bulu kudukku bergetar bersama jantungku.

Tak berani bernapas lebih-lebih melirik, aku membeku.

Kutunggu.

Kutunggu...

Kutenangkan hati.

Setelah yakin, kutarik napas perlahan. Perlahan...

Tapi musik di komputer tetap ku-pause, seolah itu ada hubungannya dengan getaran tadi. Berhasil mengumpulkan kembali konsentrasi, kumulai kembali tugasku.

Tak lama getaran itu kembali.

Aku menegang.

Kembali jantungku bergetar bersama getaran itu beberapa saat.

Ketika hening lagi, Aku meragu. Apa udahan aja ya? Apa Aku disuruh udahan ya?

Aku menggeleng. Besok deadline-ku. Dan Bu Irma gak kenal kompromi.

Tapi…

Getaran itu pun kembali. Kini lebih keras dari yang sudah. Lebih jelas. Lebih nyata!

Sontak kugebrak meja.

“APA SIH!” entah dari mana keberanian itu muncul, ku berteriak.

“AKU GAK GANGGU KALIAN YA! GAK USAH GANGGUIN AKU! AKU MAU NGERJAIN TUGAS, TAU!”

Ngos-ngosan, Aku diam. Kini satu-dua keringat dingin mulai menuruni bukit dahiku.

Getaran itu masih berlangsung.

Tetapi getaran ketakutan di hatiku sudah urung.

Yang tersisa kini kekesalan.

Lalu Aku mengernyit.

Tunggu dulu…

Kuperhatikan lenganku yang terbaring di meja. Mereka bergetar juga.

Di hadapanku, layar komputerku, juga. Jam meja juga.

Kutegakkan duduk, menoleh ke belakang.

Sandaran pegas kursiku bergoyang.

Refleks kuangkat pandangan ke langit-langit kamar.

Lampu gantung disana bergoyang.

Kusontak berdiri, mundur menjatuhkan kursi.

Dan berlari.

“MAMAAAAAAA! PAPAAAAAAA!!!! DIOOOONNNNNNN!!! KEISHAAAAAAAA!!! BANGUUUUUUUUNN!!!!” Teriakku. “GEMPA BUMIIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Getaran Itu
Arke Milieu
Flash
Singgah
hyu
Novel
Bocah Angin & Turbulensi Waktu
Ravistara
Novel
Gold
Sherlock Holmes: Locked Rooms
Mizan Publishing
Cerpen
WITNESS
Rudie Chakil
Novel
Bronze
Love Freak
Faisal Ridha Dmt
Novel
Bronze
Misteri Gunung Halilintar
Vitri Dwi Mantik
Flash
11/12 Class
Ariq Ramadhan Nugraha
Cerpen
Bronze
Cinta Terpaut Waktu
Lian lubis
Novel
Rahasia Wicara
Muhamad Ghani Dhafin Ramadhan
Flash
Penantian
Faristama Aldrich
Cerpen
Bronze
misteri di pumcak gunung
agus tardi rohenda
Novel
JALAINI: Sumur-Sumur Mutilasi Berantai
Ikhsannu Hakim
Novel
Pasar Malam Terkutuk
Yaraa
Novel
Bronze
My Fair Rebelle
DMRamdhan
Rekomendasi
Flash
Getaran Itu
Arke Milieu
Flash
POSESIF
Arke Milieu