Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Sebuah Lelucon?
0
Suka
906
Dibaca

Akbar pulang dari kampus menaiki vespa bututnya sore ini. Begitu banyak tugas dari dosen-dosen itu yang harus dikerjakan sampai-sampai ia harus bergadang lagi malam ini.

Di depan laptopnya, ia mulai mengetik tugas-tugas itu, ditambah cepatnya wifi rumah karena ia memang sendirian sekarang. Jam mulai menunjukkan pukul sembilan. Ia makin risih dengan suara daun diluar kamarnya. Ia pun mulai menyetel lagu barat.

Ia menyetel lagu Despacito.

“Despacito,......hjadkgas...........djhdad........tsstwtjsklhf, kjhakjhdfalopjhadjha, despacitoo..”

Maklum saja, liriknya susah ya jadinya begitu.

Bssszzzccittt...

“Eh ini kenapa lagi sih? Perasaan baru kemarin deh di servis.”

Dan terdengarlah lagu lingsir wengi dari laptopnya.

“Oh mai got! Gue k..kan gak punya lagu ini!”

Lalu lampu tiba-tiba mati.

“Gyaaa!!”

Cepat-cepat ia menyalakan senternya dan berjalan merayap.

“Mamaa..”

“Kyaa.. boneka siapa ini!”

Grep!

“Siapa yang pegang kaki guee..”

Tapi begitu dicek, tak ada apa-apa. Lampu menyala lagi dan semua kembali normal. Laptopnya menyetel lagu Despacito dan ia masih berdiri kikuk di depan pintu kamarnya.

Krasak. Ia melihat ke arah ruang makan. Ia merasa ada sesuatu yang lewat. Ia lalu pergi ke sana untuk melihatnya

“Woy! Jangan ngerjain gue!”

“hihihihi..”

“Nggak lucu tau!”

Plek. Ia memutar badan kebelakang.

“Booo!”

“Uwaaaaaa....!!!!”

Tiga sosok hantu membuatnya terjerembab dan menangis.

“Huuuu..”

“Jangan nangis! Aduhhh.. semua lepas topengnya!”

Ternyata para hantu itu adalah Irfan, Diki, dan Nina, teman Akbar.

“Gila lo semua!” teriak Akbar.

“Sorry Bar.” Ujar Nina.

“Kita kan Cuma main-main.” Lanjut Diki.

“Terserah deh! Gue capek ama kalian!”

“Eleh, lo tuh cowok, penakut amat!” seru Irfan.

“Gue bakal balas dendam! Nanti kalian bakalan aku kagetin, sekaget-kagetnya!”

“Eh, Akbar..”

“Keluar!”

Mereka bertiga keluar dan meninggalkan Akbar sendirian.

“Lo sih Fan, pake nyetel lingsir wengi segala!”

“Daripada lo Nin, pake matiin lampu segala, kan kaki gue kesandung meja tadi.” Ujar Diki.

“Udahlah! Kalian ini bisanya berantem mulu, kalo berantem di lapangan sana!”

Belum sampai keluar dari halaman mereka mendengar suara vespa.

“Eh?”

“Lho? Kalian ngapain di rumah gue? Pake kostum lagi. mau ngerjain gue ya?” Akbar menginterogasi mereka.

“Lo habis darimana?” tanya Irfan.

“Tadi sore gue ke rumah sakit buat jagain mak gue, ini baru pulang.”

Mereka bertiga kaget. Sekaget-kagetnya. Lantas, tadi siapa yang ada di dalam?

Tamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Sebuah Lelucon?
Noer Eka
Flash
Legenda gunung Dalem
ocha novianti
Cerpen
Memori Tengah Malam
Seto Permada
Flash
Bronze
Mantan Biduan
Afri Meldam
Cerpen
HANTU LEBARAN
Diano Eko
Novel
Bronze
6nam
Nikodemus Yudho Sulistyo
Cerpen
Bronze
BAYANGAN DI WAKTU MAGRIB
Lestari Zulkarnain
Flash
Sebuah Ritual Pemanggilan
Matrioska
Novel
Konflik Pernikahan Lusan
habsyah
Novel
Pesantren Warisan
Rexa Strudel
Novel
Bayang di Balik Kabut
Aqiel Hilmy Irawan
Novel
Bronze
Juwita
Ersi Safitri
Novel
Perjanjian Ketiga
bomo wicaksono
Cerpen
Bronze
'sompral'
anindira
Novel
Surat Misterius
Hidayatun Qudsiyah
Rekomendasi
Flash
Sebuah Lelucon?
Noer Eka
Cerpen
Itik Buruk Rupa
Noer Eka
Cerpen
Tentara Yang Sendirian
Noer Eka
Cerpen
Malam Itu
Noer Eka
Cerpen
Kue Buatan Bunda
Noer Eka
Flash
Mysterious Email
Noer Eka
Cerpen
Gadis di Bus Kota
Noer Eka
Cerpen
Dalam Tidur
Noer Eka
Cerpen
Thalasophobia
Noer Eka
Flash
Kecoak Terbang
Noer Eka
Flash
Truth or Dare
Noer Eka
Cerpen
Masculine Woman
Noer Eka
Flash
Blog Misteri
Noer Eka
Cerpen
Menunggu Hukuman Mati
Noer Eka
Cerpen
LARI!
Noer Eka