Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
Halte Plot Twist
1
Suka
13
Dibaca

Pernah nggak kalian merasa jadi orang paling “invisible” di dunia? maksudku seperti nggak dianggap siapa-siapa, bahkan angin pun cuma lewat tanpa menyapa.

Itulah yang kurasakan sore ini di sebuah halte kecil di pinggir jalan kampus.

Sedang duduk sendiri di halte, tiba-tiba datang beberapa cewek dengan gaya seperti baru keluar dari toko outfit mahal—sunglasses besar, tas mungil tapi logonya lebih mencolok dari papan reklame. Pandangan matanya ke aku mode bombastic side eye, ekspresi mata sinis mendekati jereng dengan mulut sedikit dimonyongin. Berdiri nunggu antrian bus yang sama, tapi nggak mau duduk barengan, padahal deretan kursi di sebelahku kosong.

Padahal aku cuma duduk diam, menatap jalan, menunggu. Tapi entah kenapa, tatapan mereka seolah meremehkan. Mungkin saja aku yang baperan.

Aku refleks melirik ke bawah.

Kaosku memang lusuh. Ada bolong kecil di dada—kena mesin cuci. Maklum masih jomblo, apa-apa sendiri. Dan sialnya, jaket yang mestinya kupakai ketinggalan di mall.

“Nggak duduk?,” ujarku berbasa-basi sopan, mencoba mencairkan suasana.

Tapi mereka justru bergeser sedikit menjauh.

Lucu juga, di dunia yang katanya modern ini, ternyata masih banyak yang alergi sama kesederhanaan.

***

Menurut jadwal, bus terakhir bakal lewat sekitar dua belas menit lagi.

Sementara aku, masih nunggu pesan dari Josh.

Ternyata menunggu itu memang bukan cuma membosankan, tapi kali "menyakitkan".

Sementara trio cewek bombastic itu makin heboh.

Satu sibuk selfie dengan gaya bibir melet, satunya lagi pura-pura nelpon dengan nada suara “halo, iya di depan mall yaa~”, padahal jelas halte ini adanya di samping bengkel.

Yang ketiga? sibuk scroll HP, tapi jelas matanya nyambi lirik ke arahku — kayak takut kalau aku minta pinjam nelpon.

Aku tersenyum kecil.

Dunia memang aneh, pikirku.

Orang rela pura-pura kaya supaya tak tampak miskin, tapi lupa, kesombongan justru bikin mereka tampak kekurangan—bukan uang, tapi empati.

Waktu berlalu. Bus nggak kunjung datang.

Angin sore berhembus, membawa aroma gorengan dari warung sebelah yang bikin perut berisik.

***

Lima... empat... tiga... dua... satu...

Sebuah Toyota Alphard hitam berhenti persis di depan halte.

Kaca mobil turun perlahan, dan seorang pria berseragam rapi buru-buru keluar. Ia berlari kecil ke arahku, lalu menunduk.

“Maaf banget, Bos! Tadi macet di simpang!” katanya, lalu cepat-cepat membukakan pintu mobil untukku.

Suasana mendadak beku.

Tiga cewek bombastic side eye itu kaget, matanya membulat seperti habis liat tagihan kartu kredit.

Yang satu sempat batuk pura-pura, yang satu lagi tiba-tiba fokus ke HP, dan yang terakhir—yang paling nyinyir tadi—tiba-tiba berbisik lirih, “Itu... bos-nya ya?”

Aku berdiri pelan, menepuk celana yang berdebu, lalu melangkah santai.

Pintu Alphard menutup pelan.

Dari kaca mobil, kulihat tiga perempuan itu masih berdiri mematung.

Aku cuma nyengir.

“Kadang Tuhan cuma butuh lima belas menit buat ngasih plot twist hidup yang manis,” gumamku pelan, sambil melirik ke belakang — melihat tiga wajah yang sekarang bukan lagi bombastic side eye, tapi tragic open mouth.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Novel
THE GOOD, THE BAD, THE LUST
Amar Rahim Gafari
Flash
Halte Plot Twist
Hans Wysiwyg
Flash
Sarang Tupai
Cléa Rivenhart
Cerpen
Bronze
Cinta di Ujung Aspal
Bang Jay
Flash
Bronze
Gadis yang Mati di Atap
verlit ivana
Flash
Dan Dia Adalah Aku
Ismail Ari
Flash
Tuhan, Botol & Babi Hutan
Alysya Zivana Pranindya
Novel
Skenario Tuhan (Gadis 12 Kali Operasi)
Mega Kembar
Cerpen
Bronze
Kampus Impian
T. Filla
Cerpen
Bronze
Sukses Berbudidaya Tomat
Putut Dwiffalupi Sukmadewa
Cerpen
Alasan Orang Indonesia Beremigrasi Keluar Negeri
Yovinus
Cerpen
Tiket Sekali Jalan ke Diri Sendiri
Penulis N
Flash
Sebuah Jalan
Titin Widyawati
Cerpen
Bukan Lagi Kita
Muhamad Irfan
Cerpen
Roti Manis dan Kenangan Ibu
Hasbullah
Rekomendasi
Flash
Halte Plot Twist
Hans Wysiwyg
Cerpen
Harmonika Déjà vu
Hans Wysiwyg
Cerpen
SUNYI SEKALI
Hans Wysiwyg
Flash
ONLY-- Sometime Truth is Cruel
Hans Wysiwyg
Novel
DI BAWAH LANGIT YANG TERLUKA Beneath The Wounded Sky
Hans Wysiwyg
Cerpen
Jendela yang Pecah
Hans Wysiwyg
Cerpen
Maybe Someday
Hans Wysiwyg
Flash
Bangku Kosong di Baris Kedua
Hans Wysiwyg
Flash
Cerita Baper
Hans Wysiwyg
Flash
PARMIN DAN BURUNG MAJIKAN
Hans Wysiwyg
Flash
Laut Itu Luka
Hans Wysiwyg
Flash
Rezeki Mandra Dipatok Saep
Hans Wysiwyg
Flash
ORANG DALAM
Hans Wysiwyg
Flash
Mestakkung
Hans Wysiwyg
Flash
Suatu Hari di Toko
Hans Wysiwyg