Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Ketika Kita Jatuh Cinta
1
Suka
2,550
Dibaca

Karena setiap orang punya cara sendiri menunjukkan rasa cintanya pada seseorang yang mereka cintai 

****

"Nina."

Sebuah suara yang familiar kudengar. Aku sudah tahu pemilik suara itu. Pasti Damar. Tidak salah lagi. Aku pura-pura tidak melihatnya. Sial, dia malah menghampiriku.

"Apa?" tanyaku ketus.

Damar menatap mataku tajam. Lalu, dia menarik tanganku menuju lobi kantor yang berada di lantai bawah.

"Duduk sini, " ucap Damar. 

Aku langsung duduk di sebelahnya. Terus terang aku malu, beberapa teman melihat ke arah kami.

"Apa?" tanyaku lagi.

Damar terdengar menghela napas. "Mau kamu apa sih?"

Aku mengernyit. Tak menjawab. Hening.

"Kalau kamu suka sama aku ngapain bersikap cuek, sih?" Damar memandangku dengan tatapan serius. Rasanya jantung seperti berhenti per sekian detik.

Aku terdiam.

"Masih nggak mau ngaku, ya?" Damar menaikkan sebelah alis. "Aku tahu kamu suka sama aku."

Perkataan Damar membuatku tercekat. Hah? Bagaimana bisa dia tahu? Selama ini aku menutupi perasaanku. Malunya aku. Aku harus jawab apa?

"Nggak, kamu tahu dari siapa?"

"Kataku sendiri."

Rasanya dunia mau runtuh. Jangan-jangan Damar yang menemukan potongan kertas yang hilang tempo hari itu. Bodohnya aku, kenapa sih pake acara curhat di kertas. Sialnya, Damar yang menemukannya. Kok bisa. Matilah aku. Aku harus jawab apa.

"Aku juga suka sama kamu, Nina." Damar menggenggam tanganku erat. Ini hari kenapa deh, rasanya absurd sekali.

"Maaf ya selama ini buat kamu nggak nyaman dengan sikapku, " ucapku. "Aku cuek sama kamu bukan berarti nggak suka kamu, tapi aku takut cintaku nggak berbalas."

Damar senyum sembari mengangguk. "Perempuan itu makhluk unik ya? Maunya dingertiin tapi kadang kode mereka nggak sesuai sama perasaannya sendiri," jawab Damar, terkekeh.

Aku salting setengah mati. Duh!

"Maaf-maaf." Aku tak berani menatapnya.

Damar menjitak kepalaku. "Kalau suka tuh ditunjukin, bukannya cuek. Dipikir para pria ini barcode reader, yang bisa baca pikiran kalian para wanita."

"Iya, iya."

Setelah kami berdua mengungkapkan perasaan satu sama lain, akhirnya kami resmi jadian. Benar kata Damar, kalau kita suka sama seseorang cukup tunjukkan saja, jangan buat bingung. Karena setiap manusia bukan cenayang yang bisa menebak-nebak perasaanmu.

Tamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
DANDELION: kisah Yang Tak Usai
Priki~
Novel
Gold
Luka Dalam Bara
Noura Publishing
Flash
Ketika Kita Jatuh Cinta
winda nurdiana
Skrip Film
Angsa (Angga dan Sasa )
ayu widiyanti
Novel
Antara Cinta, Karir, dan Berat Badan
Suryawan W.P
Novel
Bronze
Alletta (Kerena Melupakan, Tidak Semudah Jatuh Cinta)
Galih Aditya
Cerpen
Bronze
Pendengar Setia
Sulistiyo Suparno
Flash
Sebuah Usaha Meluk Mantan
Ifa Alif
Cerpen
Our Memories : Her
Yohana Gie
Cerpen
Bronze
Ratapan Hati
Bambang Permadi
Novel
Gold
Jeda dan Spasi
Falcon Publishing
Novel
Gold
My Ice Boy
Bentang Pustaka
Novel
Richard
yuyun septisita
Novel
Bronze
Langit
Bagas
Novel
Castle
Lucy Ann
Rekomendasi
Flash
Ketika Kita Jatuh Cinta
winda nurdiana
Flash
Kupikir itu cinta
winda nurdiana
Novel
Bronze
Mahasiswa di balik layar
winda nurdiana
Flash
Aku, Kamu dan Seporsi Mi Ayam
winda nurdiana
Flash
Masih Adakah Maaf Untukku
winda nurdiana
Flash
Cottage Florist
winda nurdiana
Flash
Sebuah Kesempatan
winda nurdiana
Skrip Film
Dendam kesumat(Skrip Film)
winda nurdiana
Flash
The Darkness
winda nurdiana
Novel
Sahabat Semati
winda nurdiana
Novel
Miss primadona
winda nurdiana
Flash
Anona
winda nurdiana
Novel
Misteri Kematian Beno
winda nurdiana
Flash
Cinta Itu Luka
winda nurdiana
Novel
Ibuku sayang, Ibuku malang
winda nurdiana