Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Karena setiap orang punya cara sendiri menunjukkan rasa cintanya pada seseorang yang mereka cintai
****
"Nina."
Sebuah suara yang familiar kudengar. Aku sudah tahu pemilik suara itu. Pasti Damar. Tidak salah lagi. Aku pura-pura tidak melihatnya. Sial, dia malah menghampiriku.
"Apa?" tanyaku ketus.
Damar menatap mataku tajam. Lalu, dia menarik tanganku menuju lobi kantor yang berada di lantai bawah.
"Duduk sini, " ucap Damar.
Aku langsung duduk di sebelahnya. Terus terang aku malu, beberapa teman melihat ke arah kami.
"Apa?" tanyaku lagi.
Damar terdengar menghela napas. "Mau kamu apa sih?"
Aku mengernyit. Tak menjawab. Hening.
"Kalau kamu suka sama aku ngapain bersikap cuek, sih?" Damar memandangku dengan tatapan serius. Rasanya jantung seperti berhenti per sekian detik.
Aku terdiam.
"Masih nggak mau ngaku, ya?" Damar menaikkan sebelah alis. "Aku tahu kamu suka sama aku."
Perkataan Damar membuatku tercekat. Hah? Bagaimana bisa dia tahu? Selama ini aku menutupi perasaanku. Malunya aku. Aku harus jawab apa?
"Nggak, kamu tahu dari siapa?"
"Kataku sendiri."
Rasanya dunia mau runtuh. Jangan-jangan Damar yang menemukan potongan kertas yang hilang tempo hari itu. Bodohnya aku, kenapa sih pake acara curhat di kertas. Sialnya, Damar yang menemukannya. Kok bisa. Matilah aku. Aku harus jawab apa.
"Aku juga suka sama kamu, Nina." Damar menggenggam tanganku erat. Ini hari kenapa deh, rasanya absurd sekali.
"Maaf ya selama ini buat kamu nggak nyaman dengan sikapku, " ucapku. "Aku cuek sama kamu bukan berarti nggak suka kamu, tapi aku takut cintaku nggak berbalas."
Damar senyum sembari mengangguk. "Perempuan itu makhluk unik ya? Maunya dingertiin tapi kadang kode mereka nggak sesuai sama perasaannya sendiri," jawab Damar, terkekeh.
Aku salting setengah mati. Duh!
"Maaf-maaf." Aku tak berani menatapnya.
Damar menjitak kepalaku. "Kalau suka tuh ditunjukin, bukannya cuek. Dipikir para pria ini barcode reader, yang bisa baca pikiran kalian para wanita."
"Iya, iya."
Setelah kami berdua mengungkapkan perasaan satu sama lain, akhirnya kami resmi jadian. Benar kata Damar, kalau kita suka sama seseorang cukup tunjukkan saja, jangan buat bingung. Karena setiap manusia bukan cenayang yang bisa menebak-nebak perasaanmu.
Tamat.