Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku atau Dia
19
Suka
3,743
Dibaca

"Aku serius. Tahun depan kita ikat hubungan ini dengan akad. Aku ingin bersamamu selamanya. Aku ingin semua cintaku berlabuh di dirimu."

Itu ucapannya. Hangat. Haru. Membelaiku penuh rasa bahagia. Aku merasa dipilih, dicinta, dan dijaga. Hidup yang sebelumnya penuh luka seolah menemukan obat terbaik yang ada di bumi.

Aku belajar percaya pada janji. Aku mulai berani merancang bayangan masa depan. Rumah sederhana, taman kecil, dan tangan yang menua bersama. Tawa dan canda menghiasi hari, mengusir sepi yang coba menghampiri.

Sayangnya, laki-laki rupanya pandai merusak mimpi. Ia membangun skenario seindah cerita dongeng. Menjadikanku peran utama, tetapi dirinya sendiri memilih membuat cerita yang lain. Janjinya hanyalah angin yang singgah sebentar, menyejukkan, lalu pergi tanpa bekas.

Semua yang kulihat sebagai kepastian, ternyata angan yang masih tertinggal di dunia khayal. Harapanku tercerai-berai. Hidupku seakan menjadi ruang imajinasi yang panjang.

Sebuah surat undangan bertamu ke rumahku. Amplopnya bercorak biru, dibalut pita emas, dan dilukis dengan huruf-huruf berwarna perak. Saat melihat inisial nama di sampul, napasku sedikit tersendat, dada seperti dihujani beban yang berat. Ada yang berteriak dari dalam. Sebuah firasat.

Benar. Namanya tertulis jelas. Hanya saja, bukan bersanding denganku, melainkan dengan perempuan lain.

Mataku mendadak gelap. Kakiku lunglai, tak bertenaga. Aku terduduk, memegang kertas penuh penyangkalan. Aku ingin meremasnya hingga kenyataan pun turut hancur. Akan tetapi, kenyataan terlalu keras. Semua keterangan yang tertera begitu menegaskan, begitu mengenaskan.

Aku ditipu. Mungkinkah? Bukankah dia telah mengatakan ribuan kali bahwa aku satu-satunya; bahwa hanya aku kekasih yang bertahta di dalam hidupnya?!

Aku ingin marah, tetapi yang datang hanya air mata. Aku ingin mengutuk, tetapi lidahku kelu. Pikiran mencercaku. Katanya, aku bodoh, aku terlalu dibutakan cinta hingga tak bisa membaca tanda-tanda.

***

Malamnya aku terbaring, memeluk diriku sendiri. Rasa sakit menolak reda, bahkan mulai menggumpal menyerupai dendam. Aku akan membalasnya. Aku akan menghancurkan hidupnya. Namun, haruskah aku menambah kesakitanku?

Ia tak menjawab panggilan teleponku, tak merespon pesan-pesanku sejak siang. Aku butuh lebih dari sekadar penjelasan. Bukan surat undangan yang datang melalui perantara.

Sedih, kecewa, perih. Memang, langkah belum jauh, tetapi tetap saja trauma perlahan menjalar. Luka mengendap, menjadi jurang yang tak ada dasarnya. Semakin aku jatuh, semakin erat pilu mendekap.

Aku coba bangkit, bersandar di jendela. Ingatan membuka lembaran-lembaran cerita. Sekilas aku melihat ia turun dari motor, menjemputku. Suaranya menggema merdu di telingaku.

Mengapa? Mengapa orang yang kukira obat justru meracuniku dengan luka yang hebat?

Sejuta tanya menghantam isi kepala. Satu tanya mencabik batin: Dia berselingkuh atau aku yang jadi selingkuhannya?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
PELUIT USAI SEMBAHYANG
yuli kurniawati
Flash
Aku atau Dia
Jasma Ryadi
Skrip Film
Bukti&Bakti
Tryztania aurora de viola
Flash
Bronze
PADI & ILALLANG
Rahmayanti
Flash
Bronze
Conversation 2
mahes.varaa
Flash
Bronze
PERAHU KERTAS
Christin Meirdhika
Novel
Aku dan kau
fiki kurniawan
Skrip Film
It's Not Easy to be A Single Dad
Amalina septiani
Flash
KAMU ITU CANTIK CLARISA
Hans Wysiwyg
Cerpen
Bronze
Hujan Yang Membawa Cinta
silvi budiyanti
Cerpen
BU BENI MINTA MATI
Rian Widagdo
Novel
Bronze
Stevie: Sebuah Catatan Remaja Biasa
Nadya Wijanarko
Skrip Film
Pangeran Charming (Twinflame)
Princess Cindy
Flash
Mangga di Luar Jendela Kamar
Sulistiyo Suparno
Cerpen
seamin tak seiman
Dwi Ramadhani
Rekomendasi
Flash
Aku atau Dia
Jasma Ryadi
Flash
Semangkuk Bakso
Jasma Ryadi
Flash
Bagaimana Jika Aku Menjadi Umbi-Umbian?
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Firasat Mimpi
Jasma Ryadi
Novel
Mereka di Sini
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Laut yang Tak Menjawab
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Rasa yang Tak Bisa Kembali
Jasma Ryadi
Flash
Sandekala
Jasma Ryadi
Flash
Terminal
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Sore Hari Setelah Ibu Tiada
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Ketika Kata-Kata Kembali
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Anto dan Sebatang Rokok
Jasma Ryadi
Flash
Jejak
Jasma Ryadi
Flash
Mereka Bilang Aku Setan
Jasma Ryadi
Flash
Museum Kenangan
Jasma Ryadi