Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku atau Dia
19
Suka
3,638
Dibaca

"Aku serius. Tahun depan kita ikat hubungan ini dengan akad. Aku ingin bersamamu selamanya. Aku ingin semua cintaku berlabuh di dirimu."

Itu ucapannya. Hangat. Haru. Membelaiku penuh rasa bahagia. Aku merasa dipilih, dicinta, dan dijaga. Hidup yang sebelumnya penuh luka seolah menemukan obat terbaik yang ada di bumi.

Aku belajar percaya pada janji. Aku mulai berani merancang bayangan masa depan. Rumah sederhana, taman kecil, dan tangan yang menua bersama. Tawa dan canda menghiasi hari, mengusir sepi yang coba menghampiri.

Sayangnya, laki-laki rupanya pandai merusak mimpi. Ia membangun skenario seindah cerita dongeng. Menjadikanku peran utama, tetapi dirinya sendiri memilih membuat cerita yang lain. Janjinya hanyalah angin yang singgah sebentar, menyejukkan, lalu pergi tanpa bekas.

Semua yang kulihat sebagai kepastian, ternyata angan yang masih tertinggal di dunia khayal. Harapanku tercerai-berai. Hidupku seakan menjadi ruang imajinasi yang panjang.

Sebuah surat undangan bertamu ke rumahku. Amplopnya bercorak biru, dibalut pita emas, dan dilukis dengan huruf-huruf berwarna perak. Saat melihat inisial nama di sampul, napasku sedikit tersendat, dada seperti dihujani beban yang berat. Ada yang berteriak dari dalam. Sebuah firasat.

Benar. Namanya tertulis jelas. Hanya saja, bukan bersanding denganku, melainkan dengan perempuan lain.

Mataku mendadak gelap. Kakiku lunglai, tak bertenaga. Aku terduduk, memegang kertas penuh penyangkalan. Aku ingin meremasnya hingga kenyataan pun turut hancur. Akan tetapi, kenyataan terlalu keras. Semua keterangan yang tertera begitu menegaskan, begitu mengenaskan.

Aku ditipu. Mungkinkah? Bukankah dia telah mengatakan ribuan kali bahwa aku satu-satunya; bahwa hanya aku kekasih yang bertahta di dalam hidupnya?!

Aku ingin marah, tetapi yang datang hanya air mata. Aku ingin mengutuk, tetapi lidahku kelu. Pikiran mencercaku. Katanya, aku bodoh, aku terlalu dibutakan cinta hingga tak bisa membaca tanda-tanda.

***

Malamnya aku terbaring, memeluk diriku sendiri. Rasa sakit menolak reda, bahkan mulai menggumpal menyerupai dendam. Aku akan membalasnya. Aku akan menghancurkan hidupnya. Namun, haruskah aku menambah kesakitanku?

Ia tak menjawab panggilan teleponku, tak merespon pesan-pesanku sejak siang. Aku butuh lebih dari sekadar penjelasan. Bukan surat undangan yang datang melalui perantara.

Sedih, kecewa, perih. Memang, langkah belum jauh, tetapi tetap saja trauma perlahan menjalar. Luka mengendap, menjadi jurang yang tak ada dasarnya. Semakin aku jatuh, semakin erat pilu mendekap.

Aku coba bangkit, bersandar di jendela. Ingatan membuka lembaran-lembaran cerita. Sekilas aku melihat ia turun dari motor, menjemputku. Suaranya menggema merdu di telingaku.

Mengapa? Mengapa orang yang kukira obat justru meracuniku dengan luka yang hebat?

Sejuta tanya menghantam isi kepala. Satu tanya mencabik batin: Dia berselingkuh atau aku yang jadi selingkuhannya?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Memiliki Kehilangan
NarayaAlina
Skrip Film
How Are You, Really?
Rinai Bening Kasih
Skrip Film
Marry Rich Society: Sebuah Panduan Menikah Kaya di Abad 21
Marcel Rustandie
Flash
Bronze
Jangan Pernah Percaya Gosip
Alfian N. Budiarto
Flash
Tunggu Iklan
Reyan Bewinda
Flash
Aku atau Dia
Jasma Ryadi
Novel
Bukan Rumah untuk Pulang
Naa Ruby
Novel
Gold
KKPK Little Ballerina 2
Mizan Publishing
Novel
Seduhan Tanah Pekarangan
Neo Hernando
Komik
Decent
Dwi Ana
Skrip Film
Love From The Sea
Affa Rain
Novel
Elusif
NAA
Novel
Surat Terakhir Anjani
Jayanti Yusuf
Novel
Buku Panduan Mati Sengsara (Kumpulan Cerpen)
Rizal Nurhadiansyah
Flash
Bronze
Aku Rindu Mama
Nuel Lubis
Rekomendasi
Flash
Aku atau Dia
Jasma Ryadi
Flash
Telepon
Jasma Ryadi
Flash
Teras
Jasma Ryadi
Flash
Aku dan Sebatang Rokok di Tangannya
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Kembalinya Sang Penari
Jasma Ryadi
Flash
Diam yang Menghukum
Jasma Ryadi
Flash
Bulan ke-10
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Ketika Kata-Kata Kembali
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Shift Tiga
Jasma Ryadi
Flash
Mereka Bilang Aku Setan
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Berbagi Rumah
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Bukan Babi Ngepet
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Simetris
Jasma Ryadi
Flash
Sisa Siang
Jasma Ryadi
Flash
Gema yang Redup
Jasma Ryadi