Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Masih Adakah Maaf Untukku
2
Suka
4,023
Dibaca

Dita dan Arman baru saja pendekatan. Ya, sudah lama Dita menyukai Arman dan kebetulan Arman juga mempunyai rasa yang sama. Di kantor, semua orang tahu mereka menjalin hubungan walau belum jadian.

"Man, nanti malam bisa nggak makan bareng aku?" Dita berinisiatif mengajak kencan Arman. Baginya, perempuan mengajak laki-laki makan duluan tidaklah salah. Namanya juga emansipasi wanita.

Arman menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Waduh, aku nggak bisa, Dit, " jawab Arman. "Aku ada acara keluarga."

Mendengar jawaban Arman, Dita sedikit kecewa. Perempuan berkuncir satu itu menghela napas kecil. "Oke. Kapan-kapan, ya?"

Arman mengangguk antusias.

Malamnya Dita, melihat-lihat status WhatsApp. Tak sengaja dia melihat status Melia yang sedang makan bersama laki-laki. Beberapa kali Dita memandangi status tersebut. Alangkah terkejutnya dia melihat yang bersama Melia adalah Arman. Jantung Dita seolah terhenti. Rasa sesak langsung menyerang dirinya. Perempuan itu menangis. Dia tidak percaya Arman tega membohonginya.

"Kenapa sih kamu tega bohongin aku?"

Dita sangat marah. Besok dia akan meminta klarifikasi dari Arman dan Melia.

***

Saat istirahat tiba, Dita langsung menghampiri Melia yang sedang duduk santai di lobi kantor. Dita mendekati Melia, dan duduk di sebelahnya. Kesabaran Dita sudah mau habis, tapi dia berusaha tidak emosi meledak-ledak.

 "Mel, kenapa kamu tega sama aku?" Dada Dita rasanya sesak saat mengucapkan kalimat itu. Rasanya hampir mati.

Melia menaikkan alis. "Oh, yang aku makan sama Arman, ya?" Melia menyedekapkan kedua tangan. "Orang Arman yang ajak aku."

Jawaban tanpa dosa Melia membuat Dita semakin hancur sekaligus kesal. Dita kesal dengan Arman yang membohonginya, sedang terhadap Melia kesal karena satu kantor pun tahu Arman dengan Dita sedang dekat, kenapa Melia malah mau menerima ajakan Arman.

"Kalian tuh sama-sama cocok, jadian aja." Dita berdiri, lalu menatap Melia dengan tatapan tajam. Bersamaan dengan itu Arman muncul.

"Maafin aku, Dit, aku nggak ada maksud jahatin kamu." Arman menatap Dita dengan iba.

"Sekarang aku sadar, laki-laki itu simple, kalau kita orang yang dia mau pasti akan inisiatif, " jawab Dita, datar.

Setelah mengucapkan kata itu, dia berlalu begitu saja.

Setelah kejadian itu, Dita tidak pernah lagi bertegur sapa pada Arman maupun Melia. Rasa sakit hatinya masih tetap ada walau Arman dan Melia mencoba meminta maaf. Bukan Dita dendam, tapi rasa sakit hati dikhianati lebih sakit dari apapun. Dita sudah memaafkan, tapi malas berurusan

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Takdir Cinta Dua Benua
yumi aksara
Skrip Film
A Deal with The Devil
Agung Pangestu
Flash
Masih Adakah Maaf Untukku
winda nurdiana
Novel
Regrets
Casseya
Flash
Hanya Saja yang Mana?
Syafira Muna
Novel
Bronze
Ketika Bara Itu Padam
Dhian N
Novel
Fading Heartbeats
Penulis N
Cerpen
Jika Cinta Masih Ada
Nurul Hidayah
Novel
Bronze
Jika Berteduh Namun Tetap Basah
Juu Ajisastro
Cerpen
Bronze
Sentuhan Waktu
riwidy
Novel
KORONA
Raja Muda Hasibuan
Novel
Pretty Boy for Sheana
Desy Cichika
Novel
Betapa Membosankannya Para Pangeran
Aubrey Rachman
Novel
Rewrite the Memories
Sekar Setyaningrum
Novel
Bronze
DIRA (Janji Yang Tak Terucap)
Sartika Chaidir
Rekomendasi
Flash
Masih Adakah Maaf Untukku
winda nurdiana
Flash
Anona
winda nurdiana
Skrip Film
Dendam kesumat(Skrip Film)
winda nurdiana
Novel
Ibuku sayang, Ibuku malang
winda nurdiana
Novel
Bronze
Mahasiswa di balik layar
winda nurdiana
Flash
Kupikir itu cinta
winda nurdiana
Novel
Miss primadona
winda nurdiana
Novel
Sahabat Semati
winda nurdiana
Flash
Cottage Florist
winda nurdiana
Flash
The Darkness
winda nurdiana
Flash
Ketika Kita Jatuh Cinta
winda nurdiana
Flash
Aku, Kamu dan Seporsi Mi Ayam
winda nurdiana
Flash
Sebuah Kesempatan
winda nurdiana
Novel
Dendam kesumat
winda nurdiana
Flash
Ramalan Kematian
winda nurdiana