Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Malang Tak Berbau
0
Suka
1,547
Dibaca

Sore itu langit mendung, awan kelabu bergulung dari penjuru timur dan barat, pawana membantu mereka berlomba untuk berkumpul di satu titik daerah selatan. Tak kalah sibuk, jalanan di bawahnya penuh sesak oleh kendaraan baik beroda dua atau empat, para pengendaraan dibagian belakang mulai memenuhi udara dengan suara klakson dan gerutuan yang saling bersahutan, riuh dan kacau.

Sementara di ujung jalan, tempat semua kemacetan itu terjadi, suasananya berbeda jauh. Hanya bisik-bisik yang terdengar, seolah jika mereka bersuara keras, sosok yang terbaring kaku di bahu jalan sana akan terganggu. Getir, suram dan tragis kiranya begitulah kesan para pengendara yang ada di posisi terdepan kemacetan.

Para aparat bergerak cepat menghentikan laju kendaraan untuk sementara, sembari menunggu ambulan dan petugas bantuan lainnya datang. Wajah setiap orang di sana menampilkan ekspresi yang masam, menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa dalam ratap sunyinya. Beberapa merasa mual karena melihat bahu jalan yang tergenangi warna merah pekat, beberapa warga lokal mulai mengais tanah untuk menutupi warnanya.

Anak-anak kecil sekitaran gang berdatangan karena penasaran, mereka menjulurkan leher lebih tinggi untuk melihat sumber kerumunan. Hingga berakhir tunggang-langgang sebab omelan para orang dewasa, sedang para remaja yang sedari awal ada di sana dengan niat nongkrong, terlihat mulai memanjatkan doa terbaiknya untuk mendiang.

Gerimis mulai berdesakkan untuk membasahi jagat, hanya rintik kecil yang akan hilang begitu sampai diujung jari, seolah mengatakan jika sang gegana ikut berduka atas satu lagi jiwa yang meninggalkan bumi dengan mengenaskan. Sedang pada sudut jalan, tempat bengkel motor berada, seorang petugas terlihat mengintrogasi pemiliknya, sebagai saksi mata.

"Bisa anda ceritakan kronologi tentang bagaimana mendiang bisa sampai terlibat kecelakaan?" Suara petugas terdengar tegas dan lugas, tangannya sudah bersiap untuk mencatat apa yang akan dikatakan lawan bicaranya.

"Yang saya ingat, mendiang akan membelokkan motornya ke arah kiri jalan untuk menyebrang. Tapi dari arah berlawanan sebuah truk datang dengan kecepatan tinggi, entah apa yang supir truk itu pikirkan hingga tak memelankan laju kendaraannya. Kami yang turut melihat tentu panik, apalagi mendiang yang berada diposisi berbahaya. Masalahnya pak, kami tak bisa lari begitu saja ke tengah jalanan yang padat kendaraan. Hingga tak sampai sepersekian detik, suara keras seperti sesuatu yang patah dan remuk mulai terdengar, darah merembes dari tempat mendiang sebelumnya berada. Dan tepat setelah mobil sedan yang datang menutupi pandangan kami berlalu, mendiang telah terbaring bersimbah darah dengan kepala dan motor yang sama remuknya," ucap si bapak pemilik bengkel, terdengar intonasi suaranya yang dilanda kecemasan bercampur rasa bersalah.

Tepat setelah kalimatnya selesai, pawana bertiup kencang dari arah selatan. Hingga menanggalkan daun pisang sekaligus kain jarik yang membungkus tubuh mendiang, menimbilkan kengerian dari setiap pasang mata yang memandangnya.

Tak terkecuali seseorang yang baru saja keluar dari mobil ambulan dengan seragam paramedisnya, raga itu bergetar dingin dengan mata yang mulai memanas. Tangisan tak lagi bisa dibendung. Tubuh kaku yang sedang terbaring di bahu jalan itu, merupakan orang yang berpuluh menit lalu berdebat dengannya dalam saluran telepon. Telinganya bahkan masih berdenging, karena suara lengkingan jengkelnya mengenai motor yang kembali mengalami mati mesin mendadak.

Kakaknya, keluarga terakhir yang ia miliki setelah di tahun'21 lalu kehilangan dua pelita hidupnya. Kini dia sungguhan jadi sebatang kara, seperti apa yang mendiang kakaknya katakan di telepon beberapa saat lalu. Bahkan belum ada satu jam sejak saat itu, tapi entah mengapa sekarang dunia terasa lebih menakutkan untuknya. Dalam sudut pandangnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Malang Tak Berbau
Fianaaa
Novel
Bronze
WHO
ammar kazhim mukhtar
Novel
Bronze
Antara Darah dan Hati 2: Dream Reality Seri 2
Fahlevi Anggara Fajrin
Novel
KELESAH
Yunita R Saragi
Novel
Bronze
Sebatas Pernah
Bella
Novel
RUMAH DI TEPI DANAU
Haris Airlangga
Novel
Dark Narrow
Rexa Strudel
Novel
Sebelum Rumah
laura
Cerpen
Makhluk Tanah
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Sixth Sense
Ju Khoyul
Cerpen
Pada Hari Minggu yang Cerah
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Innocent
Ju Khoyul
Novel
Kami (bukan) Tinta Berdasi
Martha Z. ElKutuby
Novel
Bronze
Rama's Story : Gita - Death Sentence
Cancan Ramadhan
Novel
Bronze
Rama's Story : Gita Chapter 3 - La isla Bonita
Cancan Ramadhan
Rekomendasi
Flash
Malang Tak Berbau
Fianaaa
Cerpen
Afeksi Sang Rasi Phoenix
Fianaaa
Cerpen
Astrophile
Fianaaa
Flash
Mengeja Gerimis
Fianaaa
Novel
SEGARA
Fianaaa
Cerpen
Maaf, aku terlambat tahu.
Fianaaa
Cerpen
ARKAIS
Fianaaa