Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ia menengadah ke langit malam.
Bintang-bintang tampak ramai, tapi hatinya tahu: itu hanya cahaya tua yang sudah mati ribuan tahun lalu. Yang bersinar hanyalah mayat cahaya, tak lebih.
Seisi rumah menolaknya. Seisi kota melupakannya. Seisi tubuhnya sendiri mulai runtuh.
Dan dalam keheningan, ia bertanya: apakah semesta juga menolak keberadaanku?
Tak ada jawaban.
Hanya ratap lirih yang ia dengar dari dalam dirinya, menggema lebih sunyi daripada ruang hampa.
Malam itu, ia berjalan keluar.
Langkah terakhirnya adalah penyerahan pada seisi semesta sana ruang tak berbatas, dingin, tanpa suara.
Tempat di mana akhirnya ia diterima: sebagai hampa, sama seperti bintang-bintang yang telah mati.