Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Mayat empat remaja ditemukan di pinggir jurang. Mereka mengenakan pakaian lengkap dan beberapa peralatan, masih kurang jelas apa fungsinya, dan sebuah handycam.
“Ken, bagaimana kalau kita lihat apa yang mereka rekam?” tanya Ally.
“Ya, mengapa tidak?” Jawabku.
Jadi hari itu juga, kami tim investigasi menonton apa yang ada di memory card handycam itu.
“Jadi,” Mr. Clark pun memandang seluruh anggotanya,” ..benda ini akan mengungkap pembunuhan misterius ini, yang aku yakin pasti pelakunya super jenius.”
Tanpa menunggu waktu lama rekaman itu diputar. Ya wajar saja, hanya satu rekaman, jadi tak perlu mencari lagi.
Detik pertama diperlihatkan para remaja itu saat masih hidup.
“Hai, aku Kelly.”
“Aku Norman.”
“Panggil aku Zac! Sini kameranya!”
“Na.namaku Elvis, yaampun, sini kembalikan!”
“Kami adalah Suicide Squad!!”
Kelly lalu berbicara, “kami disini akan menjadi pemburu penjahat paling terkenal, dan dunia tak akan membutuhkan polisi lagi jika kami berhasil.”
Serentak kami tertawa melihat tingkah remaja-remaja congkak itu. Lalu rekaman di pause dan mereka berpindah ke tempat lain, jembatan.
“Ini jembatan Cinta.” Ujar Zac, “ngomong-ngomong ini tempat kenangan orang tuaku lho.”
“Jadi kau dibuat di sini?” tanya Norman.
“Sudah-sudah,” Kelly melerai, “ini sudah jam sebelas, aku melihat berita diinternet kalau dia suka berkeliaran jam segini untuk mencari korban baru.”
“Dan informasi yang kudengar adalah ia selalu muncul di bawah jembatan ini.” Zac lalu melongok ke bawah, “rekam Elvis.”
“Wah gelap sekali ya.”
Akhirnya mereka turun dan menyusuri bagian bawah jembatan itu. Mereka menyenteri dinding-dindingnya. Terlihat noda darah yang nampaknya masih baru.
“Ieuhh, menjijikkan!” Seru Kelly.
“Jadi dia sudah disini sebelumnya.” Ekspresi Norman begitu khawatir dan makin jelas saat kamera dizoom kearahnya.
Rekaman itu di pause oleh Mr. Clark.
“Dari sini, mungkin si pembunuh memang ada di sana sebelumnya. Tapi masih belum jelas apakah ini perbuatannya, atau justru penjahat lainnya?”
Rekaman dilanjutkan. Mereka pun berjalan sepanjang aliran sungai dan naik ke jalan. Kemudian mereka berjalan menuju sekolah.
“Ini sekolah kami.” Kata Zac.
Mereka berjalan lagi dan memasuki area sekolah.
“Aku dengar sekolah ini bekas penjara, dan ada satu tempat dimana warga sekolah tak boleh masuk.”
Mereka berjalan ke belakang sekolah dan terlihatlah bukit belakang sekolah. Mereka menyusuri hutan itu dan terlihatlah pintu, sepertinya bunker.
“Bau amis, dan ugh juga busuk.” Kelly menutup hidungnya.
“Lihat!” seru Norman, “Bunkernya tidak dikunci!”
“Ayo masuk.” Zac mendahului mereka dan masuk ke bunker, “Astaga!! Elvis rekam ini!”
Kamera pun berjalan menuju bunker, dan terlihatlah kumpulan mayat yang membusuk dan beberapa masih baru.
“Kita semakin dekat, siapkan senjata teman-teman.”
Aku melihat mereka menggenggam pisau lipat yang agaknya masih baru.
“Ada seseorang!”
Mereka lalu berlari menuju orang tersebut. Tapi orang itu menghilang. Kamera tiba-tiba terjatuh.
“Aaaaa...hggg..”
Kamera terangkat lagi dan merekam Elvis yang tergorok lehernya.
“Rasakan ini!” Zac lalu melompat sambil menghujamkan pisaunya.
Dan penjahat itu terlalu lihai sehingga Zac langsung tewas dengan jantung tertusuk.
“Lariii..”
Sisa dari mereka pun lari terbirit-birit. Dan kameramen baru itu mengejar mereka sambil merekam akhir hidup mereka. Dan yang tertangkap adalah Kelly.
“Lepaskan aku! Tolongg.. “
Tapi ia justru menusuk kedua mata Kelly dan mengeluarkannya, ia masih hidup, tapi pembunuh itu mendorongnya ke jurang dan akhirnya ia tewas. Ia lalu berbalik mengejar Norman. Norman berlari sangat cepat, tapi ia lebih cepat.
“Kau tak akan membunuhku!”
Norman melukai tangan si pembunuh itu, sampai-sampai kameranya terjatuh. Dari sana terlihat dengan susah payah, si pembunuh berkelahi dengan Norman sampai ia mendorong remaja itu ke jurang lain yang dibawahnya ada pohon yang ujungnya runcing. Akhirnya Norman tewas karena tubuhnya tertusuk batang pohon itu.
Seluruh ruangan terdiam saking takutnya. Dan pembunuh itu menyeret satu per satu dari mereka dan diletakkan berjejer di bawah jurang. Di akhir rekaman, ia merekam dirinya sendiri yang mengenakan masker.
“Coba tangkap aku..”
Lalu rekaman itu berakhir.
Mr. Clark berdiri, “saya tidak mengira kalau akhirnya seperti itu, nah catat apa yang kalian dapat satu jam lagi kita berkumpul.”
Kami pun langsung bubar. Aku keluar paling akhir dan membereskan proyektornya, rekaman itu dibawa Mr. Clark.
Aku lalu bergumam, “tak ada yang bisa menangkapku.”
Tamat.