Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kemuraman Hujan Kala Itu
1
Suka
8
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Tiap-tiap sudut kota dipenuhi oleh leleran air hujan.

Rintiknya tak berkesudahan, hingga nyaris menenggelamkan.

Aku masih terpaku di tempat sejak beberapa menit berlalu.

Tatapanku karam pada seorang bocah lelaki yang tengah menangis pilu.

Tangan ini sebenarnya telah mengulurkan payung agar hujan tak kian membandel menggerus pertahanan tubuh si anak.

Namun, ia terus tergugu, menggigil, sambil mengatakan ibunya pergi.

Aku turut terisak, tak tahu harus berbuat apa lagi.

Ibu mana yang tega meninggalkannya sebatang kara?

Di tengah hujan yang sedang buas-buasnya begini?

“Ayo, ikut Om berteduh dulu di halte. Nanti Om bantu cari ibumu,” ucapku pelan agar anak itu reda tangisnya.

Pasalnya dari tadi ia terus menunduk dalam selagi kedua bahunya berguncang keras.

“Om janji, nanti akan membelikanmu es krim kalau hujannya sudah reda,” bisikku tak lelah membujuknya meski uang di kantong tinggal selembar.

Uang ini rencananya akan kugunakan untuk ongkos pulang, tapi apa boleh buat.

Mataku sempat melirik map portofolio menganggur milikku yang meringkuk kedinginan, lusuh, dan tak berdaya di sana.

Barangkali aku memang harus legawa menerima takdir sekali lagi.

Mendengar kata es krim, bocah di hadapanku mendongak pelan-pelan, lantas menatapku dengan sepasang netranya yang jernih.

Pandangan kami saling bersirobok.

Satu detik,

dua detik,

tiga detik.

Aku terpana tatkala memindai setiap detail lekuk wajahnya.

Mengapa … mengapa anak ini mirip denganku?

Bagai pinang dibelah dua pula!

Seperti menyaksikan bayangku sendiri di dalam cermin.

Semilir angin dingin berembus membangkitkan bulu romaku.

Apakah anak ini memang “aku” yang asalnya dari masa lalu?

Lantas, payung lain menari-nari mengantarai kami.

Si bocah mengangkat wajahnya ke arah lain.

Seutas kelegaan timbul tenggelam.

“Ibu!”

Ia memekik girang, bangkit, lalu melompat-lompat di dekat kaki jenjang seorang perempuan.

Namun, bibir perempuan yang ia panggil ibu hanya membisu dan mengunci tatapannya padaku.

Mula-mula sesuatu yang berlari cepat menyengat kepala.

Jantungku pun melesat dari tempatnya.

Detik jam bagai berhenti berdetak.

Dunia jadi lengang, sunyi, sedih, lantas murka.

Perempuan ini … membuat dadaku berdenyar tak karuan.

“Shanna, anak ini―apakah dia―”

Perempuan di hadapanku mengangguk pelan sebelum aku berhasil menuntaskan pertanyaanku.

“Benar, Mas. Dia anakmu. Tapi, jangan khawatir. Kami sudah hidup bahagia sekarang―tanpamu.”

Shanna kemudian buru-buru menggandeng tangan anak tersebut, memayungi tubuh ringkihnya, lantas berlalu.

Aku masih memandangi punggung mereka dengan murung.

Dengan tempias hujan yang mulai merundung wajah dan tubuhku.

Payung yang ada di tangan ini terlepas begitu saja dari genggaman.

Air mataku membaur bersama rintik-rintik kejam yang menusuki kulit, hingga dalam dada.

Maaf, aku sempat menjadi bajingan.

Seorang pengecut memang tak layak menerima bagian dari dunia ini.

Lampu dan klakson saling menyalak memenuhi telinga.

Aku berlari ke tengah jalan, menerjang hujan yang muram kala itu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Cinta atau Suka
Azhra PW
Flash
Aku Tahu Detik Kita Mati
Fenny C Damayanti
Flash
Kemuraman Hujan Kala Itu
Bella Paring Gusti
Novel
The Wounded Soul
Risa Chamdiah
Novel
Bronze
A Flawless Family
Windiaty Yaniar
Skrip Film
Another Song For You
Guns Gunawan
Flash
Bronze
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Cerpen
Usia 12
SURIYANA
Novel
Bronze
I'M CONFUSED NOW
Aurelia Fransiska Wijaya Kusuma
Flash
Bronze
Foto Keluarga
Haru Wandei
Flash
Gerimis yang Percuma
Jasma Ryadi
Novel
Bronze
My 25 Days Corona Diary
Eunike Mariyani
Novel
Rush Hour
NarayaAlina
Flash
It's my journal
Fyafiae
Flash
Sedikit Waktu
Cathalea
Rekomendasi
Flash
Kemuraman Hujan Kala Itu
Bella Paring Gusti
Cerpen
Bronze
Dunia Adil bagi Orang Kerdil
Bella Paring Gusti
Cerpen
Sang Gadis Penunggu Malam
Bella Paring Gusti
Novel
Bronze
Wajah Lain di Lukisan Rumah Majikanku
Bella Paring Gusti
Cerpen
Kabar Kandasnya Kepercayaan Kuncoro
Bella Paring Gusti