Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dengan menunggangi waktu, aku menghela tali kekangnya lalu menjenguk pelosok mayapada. Namun andai kata kauanggap apa yang kulalukan ini adalah hil yang mustahal; mari ..., kemarikanlah satu cuping telingamu, akan kubisiki: "Cukup kaupejamkan kedua bola matamu. Ajak jiwamu melarung tanpa perlu karung jasadmu itu kau bawa-bawa."
"Kau gila! Warasmu dicopet siapa? Di mana?"
Enak saja kaubilang 'dicopet'. Justru pencopet itu mempraktikkan apa yang kubisikkan kepadamu barusan, sesudahnya dia malah berterima kasih kepadaku.
"Berhasilkah?"
Iya. Dia pensiun dari mencopet lalu jadi jenderal.
"Ahahahahahaha ..., itu film 'Naga Bonar', ahahahaha."
Kau malah menertawaiku. Itu bukti bahwa aku tidak waras, eh ..., itu bukti kalau aku tidak gila. Coba saja kaupraktikkan apa yang sudah kubisikkan kepadamu barusan.
....
Oya, ngomong-ngomong, apa profesimu? Pencopet?
"Jaga mulutmu!"
Aku toh bertanya padamu dengan nada jujur, juga tersenyum; tidak sepertimu barusan yang menudingku.
Apa profesimu?
"Aku jenderal."
Wah, wah, wah ..., kalau begitu, jangan ..., jangan; tak usah kau mempraktikkan apa yang sudah kubisikkan kepadamu barusan.
"Kenapa?"
Sebab, kebalikannya, justru kau akan jadi pencopet! Bahkan jadi raja copet.
"Itu seperti judul film yang dilakoni Bung Benyamin. Aaah, ada-ada saja kau ini."
Mmm ..., seingat ingatanku yang kadang lupa-lupa ingat dan lebih sering ingat-ingat lupa, bukankah "jenderal" itu bukan profesi?
"Saya tahu itu. Dan, jawabanku barusan cuma sekadar untuk mengimbangi 'kewarasanmu' saja yang sudah dicopet ..., di mana?"