Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Riketing Si Jawara
0
Suka
663
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Sepi sejurus.

Dua jurus ….

Tiga jurus ….

Udara pun menghantar pengeng teriakan "huaaaaaa" bersama jurus menghentak dari tubuhnya yang sigap berbalik. Jurus langkah kaki seribu dari Padepokan Kaki Seribu pontang-panting ditampilkan Riketing. Hampir sempat dia terpelanting jika saja telapak kakinya lupa kembali menapak di pekuburan desa.

Bergantian dengan tarik-ulur napas di dada yang kembang-kempis, Riketing menggumam-gumam, "Jurus pamungkas yang ampuh." Berulang-ulang dia merapal gumaman itu sembari bercongkak muka.

Janganlah salah menduga kiranya Riketing kalah bertarung di pekuburan desa itu. Setiap petarung bertarung mengeluarkan jurus andalan pada detik-detik akhir, begitu pula yang dilakukan oleh Riketing.

Bukan pula Riketing menampilkan jurus itu tersebab kalah melawan makhluk seperti kuntilanak, kuntilibu maupun kuntilbapak, di pekuburan desa itu. Bukan! Lagi pula pekuburan itu memang tempat para jawara bertemu; bertarung, lalu jawara yang keok; mati, dikuburkan di tempat itu. Sedemikian banyak jawara yang mati tak bernisan terkubur di tempat itu sehingga sebutan "pekuburan" lebih tepat ketimbang sebagai tempat para jawara bertarung menampilkan jurus-jurus andalan.

Budaya jawara petarung seperti si Jampang, si Pitung, yang rela menggunakan jurus-jurusnya melawan kompeni akibat disebut inlander, sungguh berbeda dengan Riketing, jawara yang entah hidup di zaman apa, melawan siapa, atas dasar apa.

Konon desa itu pun masihlah bertanda tanya, akibat sebegitu luas desa itu, dan berpenghuni bermilyar jumlahnya. Riketing, satu di antara milyaran mereka yang hidup di desa itu, yang juga hidup entah di peradaban apa.

Namun yang pasti di peradaban pada masa Riketing hidup, jurus seperti jurus membelah diri, jurus kamuflase penampakan, jurus serupa tapi taksama, adalah perkara jurus-jurus biasa saja. Bukanlah itu semua jurus andalan, dan Riketing pula mampu menguasai itu semua jurus sejak dia "terlahir".

Kuburan di tempat itu pula tak bernisan sebab konon jawara yang keok; mati, lalu dikuburkan di pekuburan desa itu, boleh dimampukan untuk bereinkarnasi, asalkan semua data sebagai syarat untuk terlahir kembali terpenuhi. Barangkali itulah citra peradaban surgawi yang kekal.

Setelah usai dari hajatnya, Riketing pun keluar dari toilet warnet langganannya, melangkah membusungkan dada dan berteriak, "Tambah dua jam lagi, Bos."

Yang dipanggil "bos" pun semringah menyahut, "Oke deh, Kakak", selagi Riketing duduk dan mulai melanjutkan bermain game online di warnet langganan.(°.°)

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Riketing Si Jawara
Andriyana
Novel
Gold
Play and Learn
Bentang Pustaka
Flash
Papamu Sayang
Fazil Abdullah
Flash
Bronze
Revenge
FS Author
Flash
Dinda Mimpi
Aneidda
Cerpen
Bronze
Hari Sabtu Ceria
Mochammad Ikhsan Maulana
Flash
Bronze
Twinflame
Ron Nee Soo
Flash
SUPER MOON
Xielna
Cerpen
Bronze
JAWAB NURANI
Alif Lambang
Flash
Takdir Kehidupan
Diyanti Rita
Cerpen
Bronze
Pangeran Elvandar
Kemal Ahmed
Cerpen
Delta
Penulis N
Cerpen
Bronze
Koloni Kutu
Kemal Ahmed
Flash
Lanang
Anggoro Gunawan
Flash
Hate to Love
Elvira R
Rekomendasi
Flash
Riketing Si Jawara
Andriyana
Flash
Di Mana?
Andriyana
Flash
Bronze
Microwife
Andriyana
Flash
Bronze
Apa Makna Hujan Bagimu?
Andriyana
Cerpen
Bronze
Si Kancil Dikeloni Kunti
Andriyana
Flash
Pilot
Andriyana
Skrip Film
Cahaya Diani
Andriyana
Flash
Bronze
Si Gadis Berkucir Satu
Andriyana
Cerpen
Bronze
Cegukan
Andriyana
Cerpen
Bronze
Hal Ini Bisa Saja Terjadi
Andriyana
Flash
Bronze
Sosok Bapak
Andriyana
Cerpen
Bronze
D 1 AM
Andriyana
Cerpen
Bronze
Dua Kisah dalam Satu Taring
Andriyana
Cerpen
Mati Itu Pasti; Lapar Itu Setiap Hari
Andriyana
Cerpen
Bronze
Berlari dari Kematian
Andriyana