Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
seringai masa lalu
11
Suka
6,875
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku merasa ada yang aneh di rumah ini. Jika suamiku sudah pergi bekerja dan anakku berangkat kuliah, seharusnya aku tinggal sendirian. Sudah tidak ada lagi asisten rumah tangga yang membantu pekerjaan rumah sehari-hari atau tukang kebun yang merawat halaman rumah kami yang lumayan luas. Sejak suami pertamaku meninggal, aku memutuskan mengurus semuanya sendiri. Rumah, anak semata wayangku, juga usaha travel yang baru kurintis.

Setahun yang lalu, aku menikah lagi. Suami baruku seorang marketing ulung yang juga sangat piawai berdiplomasi. Aku memerlukan kemampuannya untuk mengembangkan usaha travelku. Terbukti dalam waktu yang lumayan singkat, usahaku berkembang sehingga kami memutuskan untuk membuka cabang di kota lain. Aku sering bepergian karenanya. Dan setiap kali kepulanganku, aku merasakan ada kehadiran lain yang menunggu di rumah.

"Itu hanya perasaanmu saja. Di rumah ini hanya kita bertiga. Lagipula, kamu sendiri yang menolak mempekerjakan pembantu dan tukang kebun."

"Kita masih harus berhemat. Usaha kita belum sepenuhnya stabil, Mas."

Di lain waktu, pernah kuungkapkan keresahanku ini pada anakku.

"Jangan mengada-ada, deh, Ma. Tidak ada orang lain di rumah ini selain kita."

"Tapi Mama yakin pernah melihat bayangan papamu di ruang kerjanya."

"Papa sudah mati, Ma. Terima saja kenyataan itu. Lagipula Mama sudah menikah lagi. Pikirkan perasaannya kalau sampai dia tahu Mama masih belum bisa melupakan Papa."

Anakku benar. Seharusnya aku sudah bisa menerima kenyataan jika suamiku telah tiada.

Tapi sepertinya aku belum bisa.

Pada kepulanganku dari luar kota, lagi-lagi aku melihat bayangan yang mirip dengan suami pertamaku. Dia berdiri di ujung tangga menuju ke lantai dua. Hari sudah larut. Suami dan anakku pasti sudah lelap. Sebenarnya aku tidak berencana pulang malam ini. Namun urusanku sudah beres sejak siang. Jadi kuputuskan untuk memberi suami dan anakku kejutan.

Nyatanya aku yang dikejutkan. Bayangan di ujung tangga itu mengangguk. Seolah meyakinkanku untuk mengikuti langkahnya yang  begitu mulus menaiki tangga kayu. Tak terdengar bunyi derit papan saat dia menginjaknya. Juga tak terlihat proyeksi bayangannya saat tubuhnya tertimpa cahaya bulan dalam ruangan yang gelap. Anehnya aku tidak takut. Rasa penasaran telah membawaku ke lantai dua dan melihat sosok itu berjalan menembus sebuah pintu.

Saat itulah debaran jantungku terdengar lebih keras dari genderang perang. Bahkan lebih keras dari erangan dan lenguhan dua tubuh yang bergumul di balik pintu.

Bayangan suamiku samar terlihat melayang menuju atap, menertawai keteledoranku menikahi lelaki yang sepantaran dengan putriku. []

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Heeeeh, ngeri, lebih ngeri dari cerita horor hantu2an
Kirain murni horor, tenyata ada drama bikin naik tensinya...grrrr Hapus nama anaknya dari KK, hahahaha
Rekomendasi dari Horor
Flash
seringai masa lalu
lusi anda sudjana
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Flash
Bronze
A Mysterious Sign on A Red Sofa
Shabrina Farha Nisa
Flash
TETANGGA BARU
ni ketut yuni suastini
Flash
Bronze
Kutukan kastil tua
HERLIYAN BERCO
Novel
Gold
Fantasteen Scary Jangan Becermin Malam Ini
Mizan Publishing
Novel
Cerita Selepas Magrib
Sasa Herman
Novel
JASAD DI DASAR JEMBATAN
Heru Patria
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Paris
Mizan Publishing
Novel
Gadis Bercadar Merah
Slamet Agung Priyono
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Daruma-San
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Balian
Bakasai
Flash
Bronze
Rintih
Bakasai
Flash
Wajah-wajah Sang Aktor
Ravistara
Novel
WARISAN DEBORAH
Frasyahira
Rekomendasi
Flash
seringai masa lalu
lusi anda sudjana
Flash
Yang Berjalan di Tengah Malam
lusi anda sudjana
Flash
Kisah Sebelum Tidur
lusi anda sudjana