Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Waktu itu sakral. Karena di dunia ini, tak ada yang boleh membeli waktu.
Itu kata orang-orang modern yang punya orientasi bisnis yang kaku. Ada juga pendapat yang sama dari manusia-manusia berfilsafat, yang mengatakan bahwa waktu itu mata uang yang tak bisa digantikan.
Kemudian hiduplah seorang aku: entitas di tengah semua yang semu dan bukan aku.
Entitas yang menghidupi kehidupan lewat berbagai ekspektasi orang banyak.
Mereka adalah orang tua, pacar, bos kantor, dan teman-temanku sendiri.
Ekspektasi itu, memaksaku untuk berubah menjadi seperti apa yang mereka mau. Hingga waktu rasanya bukan untuk milikku, namun punya mereka yang berhasil mengasongkan waktuku untuk mereka.
Hidupku bukan milikku. Aku terjebak dalam realitas yang semu dan tak ada 'aku'. Di dalamnya, semua hal berdasar pada apa yang orang inginkan, namun tak pernah apa yang aku inginkan.
Hingga seseorang tiba dengan penemuan baru. Aku bisa masuk ke dalam dunia virtual yang membebaskanku dari tuntutan dunia. Pikiranku di dalam tubuh fisik yang fana, dikontrol menggunakan kecerdasan buatan sehingga aku tidak perlu merasa dikontrol di sana.
Sedangkan pikiranku melayang lepas di dunia putih ini. Semuanya polos tanpa perintah dan arah. Semuanya tabula rasa.
Semuanya adalah
aku.