Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Ka, bantu gue ngerjain ini dong. Pusing banget kerjaan kali ini.” ucap Rani pada Siska sambil memegang kepalanya.
Siska bertanya, “Pusing apanya Ran,”
“Ini klien nyebelin banget. bantu jawab dong,” lalu Rani memperlihatkan isi chat whatsappnya dengan klien. Ternyata Rani menghadapi banyak keluh kesah yang berputar-putar. Apa yang dia jelaskan tidak dipahami oleh klien.
“Hahaha, keknya ini orang lanjut usia deh Ran. Lo liat aja bahasanya,” tunjuk Siska.
“Ya udah lo jawabin bentar dong, gue mau keluar bentar. Pusing banget dari tadi sama dia,” Rani memberikan ponselnya dan beranjak ke teras sebentar.
Mau tidak mau, Siska harus menolong Rani. Karena ini bisa menyangkut reputasi perusahaan yang sedang berkembang.
Perlahan tapi pasti, emosi Siska yang lebih stabil membuat klien mengerti apa yang dirinya jelaskan. Siska membawa ponsel Rani dan memberikannya kembali.
“Udah nih, beres. Harus lebih sabar dong sis,” ucap Siska.
Rani mengambil ponselnya, “Oke makasih ya ka. Syukurlah kalau lo bisa nolong.” Ucapnya sambil menggenggam segelas teh panas.
“Lo nyeduh teh darimana Ran? Dan kenapa harus teh? Kenapa enggak kopi.” tanya Siska.
“Pantri banyak noh. Kopi kalau lagi butuh kreativitas. Gue lagi butuh ketenangan, jadi teh dulu deh,” jawab Rani.
“Emang ngaruh?” tanya Siska.
Lalu Rani mengangkat gelasnya kehadapan mata, “Kalau dari segi risetnya gue lupa. Tapi yang jelas, minum ini sangat bikin gue rileks.”
“Gue pengen juga ah!” ucap Siska sambil melangkah pergi.
Rani memejamkan matanya sejenak. Perlahan, pikirannya segar kembali. Teh celup hangat itu benar-benar membuatnya tenang.~