Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Di Titik Nol
1
Suka
1,873
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Apakah dengan berpuasa, dosaku membunuh seseorang bisa terbayar?

Sejenak, kulihat kedua telapak tangan ini di rumah makan—sekalian menunggu waktu berbuka. Kata salah seorang pendakwah, bulan Ramadan seluruh pintu surga dibuka dan neraka dikunci rapat. Ramadan adalah bulan banyak kebaikan. Apakah jika aku meminta ampun sekarang dan mengaku sudah membunuh, berarti aku masuk surga? Aku berpuasa, sholat pula. Nah, dari yang kudengar lagi, jika puasa tanpa sholat akan seperti wadah bocor.

Aku tidak berniat menyakiti, tapi Safina begitu cantik. Tidak ada siapa pun boleh menyentuh kecantikannya. Dia milikku. Mungkin terdengar aneh dan klise, atau harus kuakui kalau narasiku terdengar basi.

Saat itu, kedua tangan ini yang mencekik Safina. Rasanya begitu mendebarkan, gelisah, resah, sisi lain juga senang melihatnya pasrah. Aku buat ruangan baru, sebuah lubang yang kugali, dan aku kubur tubuh kurusnya menggunakan semen. Safina tidak akan bisa kemana-mana. Mengingat itu aku lega sekali.

Sebelum azan berkumandang, iklan televisi lebih dulu muncul. Setelahnya, aku melihat berita bahwa Safina ditemukan, di belakang rumahku.

Dengan santai, aku melahap menu berbuka, ayam panggang nasi padang sebelum aku menyerahkan diri. Ingat, aku puasa, aku tidak berdosa, apalagi jika aku menyerahkan diri, bukan? Jangan tanya tentang penyesalan. Aku tidak pernah merasa begitu telah mengambil nyawa Safina. Itu seperti aku kecanduan ketika hela napasnya tinggal sehelai.

"Bapak Rido Suteja!"

Aku menoleh, tersenyum singkat. Ah, terkadang oknum baju cokelat itu amat cepat. Siapa agaknya yang memberi mereka uang?

"Mari ikut kami. Bapak akan kami tahan atas tuduhan pembunuhan kepada putri bapak, Safina Azzahra."

Sebelum masuk ke mobil polisi, aku melihatnya. Laki-laki yang suka sekali menyentuh cantikku Safina. Pasti dia yang membuat laporan dan beri banyak uang kepada para polisi supaya aku cepat ditangkap.

"Tapi aku tidak akan masuk neraka," gumamku. Karena apa? Aku berpuasa. Dosaku selalu dihapus sampai di titik nol jika berpuasa dan beribadah, bukankah begitu?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
PELANGI TANPA WARNA
Mahfrizha Kifani
Novel
Bronze
Anything but Love
Febianty N
Skrip Film
Big Little Dude
Priska Amalia
Flash
Engklek
Syafira Muna
Flash
Di Titik Nol
Ilestavan
Novel
Relationswitch
Khnafia
Novel
Bronze
Balada Sepasang Kekasih Gila
Han Gagas
Novel
Gold
Wanita Pendamba Surga
Bentang Pustaka
Novel
I ( Everything In My Life )
Liepiescesha
Skrip Film
Daun di Antara Mawar & Melati (Script)
Rika Kurnia
Cerpen
Bronze
Ohrwurm
Foggy FF
Novel
Stevie: Sebuah Catatan Remaja Biasa
Nadya Wijanarko
Novel
Bronze
BENANG TAKDIR
Ira A. Margireta
Novel
My 2D Prince
Sinta Yudisia
Novel
Bronze
Istriku Dewi yang Cantik, si Ratu Poison
Sulton mubarok
Rekomendasi
Flash
Di Titik Nol
Ilestavan
Novel
VII Diebus
Ilestavan
Flash
Pena Tuhan
Ilestavan
Flash
Jangan Percaya Narasi Ini
Ilestavan
Flash
Gugur
Ilestavan
Flash
Ketika
Ilestavan
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Flash
Tali Takdir
Ilestavan
Cerpen
Pretensi
Ilestavan
Flash
Secangkir Kopi tak Bersuara
Ilestavan
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan
Flash
Bertumbuh
Ilestavan
Cerpen
Halo, Selamat Tinggal!
Ilestavan
Cerpen
Gandark
Ilestavan
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan