Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Di Titik Nol
1
Suka
92
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Apakah dengan berpuasa, dosaku membunuh seseorang bisa terbayar?

Sejenak, kulihat kedua telapak tangan ini di rumah makan—sekalian menunggu waktu berbuka. Kata salah seorang pendakwah, bulan Ramadan seluruh pintu surga dibuka dan neraka dikunci rapat. Ramadan adalah bulan banyak kebaikan. Apakah jika aku meminta ampun sekarang dan mengaku sudah membunuh, berarti aku masuk surga? Aku berpuasa, sholat pula. Nah, dari yang kudengar lagi, jika puasa tanpa sholat akan seperti wadah bocor.

Aku tidak berniat menyakiti, tapi Safina begitu cantik. Tidak ada siapa pun boleh menyentuh kecantikannya. Dia milikku. Mungkin terdengar aneh dan klise, atau harus kuakui kalau narasiku terdengar basi.

Saat itu, kedua tangan ini yang mencekik Safina. Rasanya begitu mendebarkan, gelisah, resah, sisi lain juga senang melihatnya pasrah. Aku buat ruangan baru, sebuah lubang yang kugali, dan aku kubur tubuh kurusnya menggunakan semen. Safina tidak akan bisa kemana-mana. Mengingat itu aku lega sekali.

Sebelum azan berkumandang, iklan televisi lebih dulu muncul. Setelahnya, aku melihat berita bahwa Safina ditemukan, di belakang rumahku.

Dengan santai, aku melahap menu berbuka, ayam panggang nasi padang sebelum aku menyerahkan diri. Ingat, aku puasa, aku tidak berdosa, apalagi jika aku menyerahkan diri, bukan? Jangan tanya tentang penyesalan. Aku tidak pernah merasa begitu telah mengambil nyawa Safina. Itu seperti aku kecanduan ketika hela napasnya tinggal sehelai.

"Bapak Rido Suteja!"

Aku menoleh, tersenyum singkat. Ah, terkadang oknum baju cokelat itu amat cepat. Siapa agaknya yang memberi mereka uang?

"Mari ikut kami. Bapak akan kami tahan atas tuduhan pembunuhan kepada putri bapak, Safina Azzahra."

Sebelum masuk ke mobil polisi, aku melihatnya. Laki-laki yang suka sekali menyentuh cantikku Safina. Pasti dia yang membuat laporan dan beri banyak uang kepada para polisi supaya aku cepat ditangkap.

"Tapi aku tidak akan masuk neraka," gumamku. Karena apa? Aku berpuasa. Dosaku selalu dihapus sampai di titik nol jika berpuasa dan beribadah, bukankah begitu?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Di Titik Nol
Ilestavan
Novel
Bronze
One Last Cry
Hello Dino
Novel
Bronze
Selalu Ada Cinta dalam Cerita
Barkah Azhari
Cerpen
Bronze
RUANG GELAP
Lina Budiarti
Cerpen
Kuku Rusmi
Dina prayudha
Novel
Our Last Journey
Diantara Khita
Komik
Mirage
Dewi Anggraeni (Brownieck)
Skrip Film
Growth: Story of the Inner Child
Azkiatunnisa Rahma Fajriyati
Skrip Film
Alice in her own Wonderland
Nadia N
Flash
Berpisah atau Bersama tapi Menyakitkan
Ika nurpitasari
Novel
Bronze
Our Love Story
Siti Hafizah
Novel
Lussy's Life
Puti Fadya L.
Flash
Bronze
Cinta Maya Yang Nyata
Sunarti
Novel
Nina, antara Yudhistira atau Erlangga
ine dwi syamsudin
Flash
Kurcaci Penjaga Pintu Emas
Raquela Valevine
Rekomendasi
Flash
Di Titik Nol
Ilestavan
Flash
Tali Takdir
Ilestavan
Flash
Bertumbuh
Ilestavan
Cerpen
Gandark
Ilestavan
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan
Flash
Secangkir Kopi tak Bersuara
Ilestavan
Flash
The Last Painting
Ilestavan
Novel
VII Diebus
Ilestavan
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Flash
Gugur
Ilestavan
Flash
Eskapisme
Ilestavan
Flash
Rasa Sakit
Ilestavan
Flash
Pena Tuhan
Ilestavan
Cerpen
Pretensi
Ilestavan