Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Kau Irama, Aku Geraknya
0
Suka
112
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kamu ingat nggak, dulu pertama kali kita bertemu… kita sama-sama canggung.

Aku bahkan sempat berpikir, “Wah, orang ini terlalu serius buat hidupku yang berantakan.” Tapi entah bagaimana, kita tetap bicara, tertawa, dan sejak saat itu langkah-langkah kecil kita mulai saling mendekat.

Sekarang aku baru paham.

Kita nggak pernah benar-benar menyadari kapan mulai menari. Tapi tahu-tahu saja, hidup kita jadi seperti lantai dansa. Kadang licin, kadang penuh kerikil, tapi kita tetap di sana. Bersama.

Kamu tahu? Kamu itu aneh. Tapi aneh yang aku suka.

Kadang kamu kayak anak kecil yang bisa heboh hanya karena nemu camilan favorit di minimarket. Tapi di lain waktu, kamu bisa begitu dewasa saat aku terpuruk dan dunia terasa gelap. Kamu diam, tapi hadir. Tenang, tapi cukup.

Dan aku juga aneh, kan?

Aku kadang terlalu sensitif, kadang terlalu pendiam, dan seringkali terlalu keras kepala. Tapi kamu tetap ada. Bahkan saat aku merasa jadi versi terburuk dari diriku, kamu tetap tinggal.

Itu yang membuatku ingin terus belajar berdansa denganmu. Bahkan saat musiknya berubah. Bahkan saat langkah kita tak selaras.

Ingat nggak waktu kita bertengkar gara-gara hal sepele? Tentang siapa yang harus cuci piring, atau siapa yang lupa matiin kompor. Tapi pada akhirnya, kita selalu ketawa, lalu saling peluk sambil bilang, “Lain kali, giliran aku, ya.”

Kadang kita salah langkah. Tapi kita nggak pernah memilih untuk berhenti.

Kita hanya jeda sebentar. Tarik napas. Dan kembali ke tengah lantai dengan langkah yang lebih hati-hati, dan tangan yang tetap menggenggam.

Aku pernah takut kamu akan lelah denganku.

Takut kamu akan pergi saat aku terlalu sulit dicintai. Tapi kamu terus meyakinkan aku, bukan dengan kata-kata besar, tapi dengan hal-hal kecil. Seperti menyiapkan teh hangat di malam yang dingin. Atau mengusap punggungku diam-diam saat aku terpejam tapi pikiranku masih kacau.

Dan itulah yang membuatku yakin...

Bahwa hubungan ini bukan sekadar tentang "bahagia selamanya", tapi tentang memilih satu sama lain—lagi dan lagi.

Tentang tetap berdansa meski lantainya retak.

Tentang tetap bersama, meski kadang lagu yang terdengar membuat kita ingin menyerah.

Tapi kita nggak menyerah, kan?

Kita saling peluk di tengah ribut. Kita tetap canda meski ada luka kecil yang belum sembuh. Kita tetap saling tunggu, saling dengerin, meski kadang capek juga.

Cinta kita, sayang… bukan pertunjukan.

Nggak harus kelihatan indah dari luar.

Yang penting, kamu dan aku tahu iramanya.

Dan bahkan kalau nanti musik ini pelan, bahkan kalau suatu hari kita lupa koreografinya, aku harap kamu tetap mau menari denganku. Dengan gerakan seadanya. Dengan hati yang tulus.

Karena aku… akan tetap di sini.

Menjadi pasangan dansamu.

Menjadi seseorang yang tak pernah bosan belajar memahami setiap gerak tubuh dan isi hatimu.

Dan jika suatu hari nanti kita sudah menua, sudah tak sekuat sekarang, aku ingin kita tetap memutar lagu yang sama. Mungkin hanya duduk berdampingan, mengingat semua tawa, semua air mata, dan semua langkah yang pernah kita ambil.

Lalu kamu akan bertanya, “Masih mau menari denganku?”

Dan aku akan menjawab tanpa ragu:

“Aku belum pernah berhenti.”

"Mari kita jaga tarian ini, bukan karena langkah kita selalu sempurna, tapi karena aku tak pernah ingin berdansa dengan siapa pun selain kamu hingga musiknya benar-benar berhenti, dan dunia menjadi senyap, hanya menyisakan kenangan tentang kita."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
Persepsi
Pachira
Flash
Kau Irama, Aku Geraknya
imagivine
Cerpen
GESER KE KANAN, KEPOMPONG HENDAK TERBANG
talbiatin
Cerpen
Pagi palsu
AKKu
Cerpen
Bronze
Kisah lama
Reda Rendha Deviasri
Novel
Runtuhnya Pesona Dewa Yunani
Lail Arrubiya
Skrip Film
RENAISSANCE
Kinanti Atmarandy
Novel
Gold
Song in the Wind
Bentang Pustaka
Novel
Tidak Ada Salju Di Sini
Aryasuta
Komik
Oh, Crazy!
liszzah
Skrip Film
Kenanglah Daku, Semesta Bekerja!
Aghnia
Flash
Sepayung Berdua
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Memetik Sunset
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Rapsodi dalam Omprengan
Nuel Lubis
Novel
Bizarre Story of Ours
Vita Pertiwi
Rekomendasi
Flash
Kau Irama, Aku Geraknya
imagivine
Flash
Satu Nama di Ujung Skripsi
imagivine
Cerpen
Cinta Dalam Kode dan Desain
imagivine
Flash
Mengisi Segelas Kopi
imagivine
Flash
Lelah Normal
imagivine