Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Tiba-tiba saja, aku mampu menggoreng kacang kupas; renyah bahkan sampai tiga hari lebaran.
Tiba-tiba, aku sudah sedewasa ini dan bisa menyiapkan hidangan lebaran sendiri. Dulu, selalu mama yang menyiapkan segala hal, aku hanya ikut membantu tanpa memikirkan berapa biaya pengeluaran atau bumbu apa yang dipakai.
Tiba-tiba, aku mampu mengurus satu anak laki-laki, dari pakaian, makan, sampai mencebokinya.
Saat bersama mama, aku ingin cepat dewasa dan tidak menyesali keinginan itu. Dewasa memang melelahkan, tapi juga memberikan banyak pelajaran. Aku bertumbuh, wawasanku kian luas.
Selalu ada rasa pertama kali; pertama kali berumah tangga, mempunyai anak, bahkan sekecil pertama kali bikin ketupat.
Di malam hari raya ini, tiba-tiba saja aku melakukan segala hal yang belum pernah kulakukan dulu. Melakukan sesuatu yang dulu kutakutkan. Walau aku tidak bisa menangis di depan makam mama, tapi sungguh besar rasa terima kasihku untuknya. Karena beliau, yang menanamkan pertama kali rasa tanggung jawab.
Bukankah aku terlalu banyak menggunakan kata tiba-tiba? Padahal sebenarnya bukan, aku ... sedang bertumbuh; menjadi versi terbaik diriku dari waktu ke waktu, meski terlihat kecil tak berarti, tapi aku terus mekar.