Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tali Takdir
1
Suka
478
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Seperti kupu-kupu yang berlabuh dalam lingkar cahaya matahari, kita tampak bersinar ketika bersama. Gunung yang terlihat buram akibat kabut, tidak pernah bisa memutuskan pandangan kita satu sama lain. Akankah hubungan kita ini punya makna, atau hanya sekadar lewat tanpa berbekas?

Bayang-bayang udara kemudian jatuh di sisiku yang tengah terisak. Menangis, mengapa tidak ada ucapan selamat tinggal darimu, mengapa kau meninggalkanku dengan sebaris jejak tak kasatmata tentang kasih sayang? Namun, kamu tahu pasti bahwa tanpa kata-kata, aku mencintaimu.

Aku juga tahu betul, tiap kita bersemuka, setiap kali kamu menemuiku, itu adalah kata tak terucap bahwa kamu menyayangiku, menyapaku halus melalui tatap matamu.

Kupikir, ini akan berakhir layaknya dongeng romansa, tapi kisah kita terlalu tragis untuk sesuatu yang berhubungan dengan takdir. Kita sudah punya ikatan, tanpa tahu bahwa tali yang mengikat kita begitu rapuh tentang ketentuan Tuhan.

Mengapa tiap perpisahan senantiasa menyisakan kesedihan? Apakah karena kita dituntut untuk menghargai hubungan berikutnya? Hanya saja, aku tidak mau lagi berhubungan dengan kisah yang sama, aku tidak ingin ditinggal seperti sedia kala.

Tahukah? Aku tidak pernah merasakan kamu memelukku, tapi dalam anganku, kamu selalu menyentuhku lembut. Bulu-bulumu sungguh halus.

Aku yang pertama kali memelukmu, aku selalu pertama memandangmu, ajakmu bermain hanya untuk mengembangkan tawa berseri. Itu cukup buatku bahagia, mengapa kamu harus pergi meninggalkan duka? Aku bisa menghadapi kalimat pilu apa pun, mampu mengalahkan kesedihan paling gila, tapi kematianmu ... sungguh pedih.

Kamu yang bersandar kepadaku, seperti minyak asiri pada bunga yang baru mekar, rasanya diriku berhenti bernapas sesaat demi menikmati perasaan senang. Bisakah kamu lahir sebagai bulan saja?

Kini, aku melihatmu dimana-mana, keseringan itu membuatku merasa kamu tetap bersamaku, meski mungkin ... kamu yang hanya bisa melihatku dari ketinggian nan jauh.

Selamat tinggal kenangan, dan selamat datang kehampaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
SI ANAK BUNGSU
Melysa Dwi Anggraeni
Flash
Tali Takdir
Ilestavan
Skrip Film
A Farewell to Blooms
Fajar Riyanto
Flash
Bronze
Mom's Precious Flower
Damia Nur Shafira
Cerpen
Purnama Gelap di Mata Keysa
M. Yusuf Putra Sinar Tapango
Cerpen
Bronze
Pisau
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Halimunte Cafe: Please Smile If Possible
Adinda Amalia
Cerpen
Mawar di Tanah Sunyi
Zulia Ramadani
Novel
Thirty
sinatrio
Skrip Film
MUSKIL (Script)
Seto Yuma
Skrip Film
Perawan di Jalan Jaksa (script)
Yupitriani
Flash
Bronze
Mawar Terakhir Persidangan
Silvarani
Novel
Bronze
Ayat Ayat Benci
Sarjana Goblok
Flash
Delana
Donny Setiawan
Cerpen
MUSIM PANAS YANG PANJANG
Rian Widagdo
Rekomendasi
Flash
Tali Takdir
Ilestavan
Flash
Bertumbuh
Ilestavan
Flash
Gugur
Ilestavan
Flash
Eskapisme
Ilestavan
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Flash
Di Titik Nol
Ilestavan
Flash
The Last Painting
Ilestavan
Cerpen
Pretensi
Ilestavan
Flash
Secangkir Kopi tak Bersuara
Ilestavan
Cerpen
Gandark
Ilestavan
Flash
Ketika
Ilestavan
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan
Flash
Pena Tuhan
Ilestavan
Novel
VII Diebus
Ilestavan
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan