Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tali Takdir
1
Suka
2,062
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Seperti kupu-kupu yang berlabuh dalam lingkar cahaya matahari, kita tampak bersinar ketika bersama. Gunung yang terlihat buram akibat kabut, tidak pernah bisa memutuskan pandangan kita satu sama lain. Akankah hubungan kita ini punya makna, atau hanya sekadar lewat tanpa berbekas?

Bayang-bayang udara kemudian jatuh di sisiku yang tengah terisak. Menangis, mengapa tidak ada ucapan selamat tinggal darimu, mengapa kau meninggalkanku dengan sebaris jejak tak kasatmata tentang kasih sayang? Kamu tahu pasti bahwa tanpa kata-kata terucap, tetap, aku mencintaimu.

Aku juga tahu betul, tiap kita bersemuka, setiap kali kamu menemuiku, itu tanda nyata kamu menyayangiku, menyapaku halus melalui tatap matamu. Kupikir, ini akan berakhir layaknya dongeng romansa, tapi kisah kita terlalu tragis untuk sesuatu yang berhubungan dengan takdir. Kita sudah punya ikatan, tanpa tahu bahwa tali yang mengikat kita begitu rapuh tentang ketentuan Tuhan.

Mengapa tiap perpisahan senantiasa menyisakan kesedihan? Apakah karena kita dituntut untuk menghargai hubungan berikutnya? Hanya saja, aku tidak mau lagi berhubungan dengan kisah yang sama, aku tidak ingin ditinggal seperti sedia kala.

Tahukah? Aku tidak pernah merasakan kamu memelukku, tapi dalam anganku, kamu selalu menyentuhku lembut. Bulu-bulumu sungguh halus.

Aku yang pertama kali memelukmu, aku selalu pertama memandangmu, ajakmu bermain hanya untuk mengembangkan tawa berseri. Itu cukup buatku bahagia, mengapa kamu harus pergi meninggalkan duka? Aku bisa menghadapi kalimat pilu apa pun, mampu mengalahkan kesedihan paling gila, tapi kematianmu ... sungguh pedih.

Kamu yang bersandar kepadaku, seperti minyak asiri pada bunga yang baru mekar, rasanya diriku berhenti bernapas sesaat demi menikmati perasaan senang. Bisakah kamu lahir sebagai bulan saja?

Kini, aku melihatmu dimana-mana, keseringan itu membuatku merasa kamu tetap bersamaku, meski mungkin ... kamu yang hanya bisa melihatku dari ketinggian nan jauh.

Selamat tinggal kenangan, dan selamat datang kehampaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Di Atas Atap
izul rahman
Novel
Bronze
Sulung
Puan Purnama
Novel
The Gift
Ayu Anisa Urahma
Skrip Film
Let Me Show You (SCRIPT)
Noor Cholis Hakim
Skrip Film
Elegi
Andini Pradya Savitri
Flash
Tali Takdir
Ilestavan
Novel
Gemini
Eka Fitri Rahayu
Novel
Tetangga
Febby Arshani
Skrip Film
KOMA
Kris Halomoan Simanjuntak
Cerpen
Bronze
Penyakit Aneh (Dusta Seorang Ayah)
Sulistiyo Suparno
Novel
Continuity
Mutia Rahmadyanti
Novel
Vengeance
Ria Rahmawati
Komik
Wendy
deevn
Cerpen
Bronze
Trend
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Sebentar (Continued)
eSHa
Rekomendasi
Flash
Tali Takdir
Ilestavan
Flash
Gugur
Ilestavan
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Flash
Bertumbuh
Ilestavan
Novel
VII Diebus
Ilestavan
Flash
Jangan Percaya Narasi Ini
Ilestavan
Flash
Pena Tuhan
Ilestavan
Flash
Rasa Sakit
Ilestavan
Cerpen
Pretensi
Ilestavan
Flash
The Last Painting
Ilestavan
Flash
Eskapisme
Ilestavan
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan
Cerpen
Halo, Selamat Tinggal!
Ilestavan
Flash
Di Titik Nol
Ilestavan
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan