Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Setelah aku belajar berjalan tanpa merasa dikejar, pelan-pelan aku juga mulai mengerti… ternyata, tidak semua hal harus dimiliki.
Ada waktu-waktu di mana aku merasa kosong, bukan karena aku kekurangan sesuatu, tapi karena aku terus membandingkan diri. Melihat pencapaian orang lain, lalu mengira aku harus punya hal yang sama agar hidupku dianggap lengkap.
Aku mengira semakin banyak yang kupunya, semakin berharga pula diriku. Aku mengejar, mengumpulkan, dan meraih—hingga tanpa sadar, aku menumpuk beban di punggung sendiri.
Tapi kini aku sadar… ada hal-hal yang bisa kusyukuri, bahkan tanpa harus kumiliki. Ada hal-hal yang bisa kusentuh dengan hati, meski tidak tinggal di genggaman.
Aku tidak harus punya segalanya untuk bisa merasa cukup. Karena ternyata, rasa cukup itu datang bukan dari luar, tapi dari cara memandang.
Aku belajar melepaskan, bukan karena kalah. Tapi karena sadar bahwa menggenggam semua hanya akan membuatku kelelahan.
Kini aku mulai berani bilang: aku tidak harus punya karier yang paling tinggi, tidak harus punya rumah yang paling besar, tidak harus punya pasangan yang sempurna, tidak harus punya hidup seperti yang ada di layar kaca.
Yang aku butuhkan hanyalah tempat berpulang yang tenang, waktu untuk tumbuh, dan ruang untuk tetap menjadi diriku sendiri.
Aku tidak mau lagi kehilangan diri demi mengejar definisi kesuksesan yang bukan milikku. Aku ingin belajar setia pada nilai-nilai yang kutanam sendiri, bukan yang dipaksakan oleh dunia di luar sana.
Karena akhirnya aku tahu, bahwa kehilangan itu bukan hanya tentang apa yang pergi, tapi juga tentang apa yang tak pernah menjadi milikmu sejak awal.
Dan menerima itu, adalah salah satu bentuk kebebasan yang paling utuh.