Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
Mengurai Beban
0
Suka
1
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Setelah tahu ke mana aku ingin menuju, bukan berarti segalanya jadi mudah. Justru di sinilah aku mulai merasa berat....bukan karena jalannya mendaki, tapi karena terlalu banyak yang kubawa.

Aku kira, menemukan arah akan otomatis membuat langkahku ringan. Tapi nyatanya, setiap kali aku ingin melangkah lebih jauh, ada yang menarikku kembali. Bukan orang lain. Bukan keadaan. Tapi beban-beban lama yang belum pernah benar-benar kupahami, apalagi kulepaskan.

Kenangan. Ketakutan. Harapan yang kadaluarsa. Semua ikut serta dalam ransel hidupku, diam-diam menambah beban tanpa aku sadari.

Ada luka-luka yang dulu kupendam, karena kupikir waktu akan menyembuhkan. Tapi waktu tidak menyembuhkan apa pun yang tidak pernah benar-benar dihadapi. Ia hanya membuat kita terbiasa dengan rasa sakit itu, lalu menyebutnya bagian dari diri.

Di titik ini, aku mulai mengerti: Terkadang kita bukan kehilangan arah....kita tahu betul ke mana ingin pergi—tapi langkah terasa berat karena terlalu banyak hal yang belum selesai dibawa bersama.

Aku mulai duduk, satu per satu mengeluarkan isi ranselku. Bukan untuk menyalahkan, tapi untuk mengenali: Mana yang memang harus tetap kubawa, dan mana yang sebenarnya sudah saatnya ditinggalkan.

Tidak mudah. Ada hal-hal yang bahkan setelah kupahami menyakitkan, tetap sulit kulepas. Mungkin karena sudah terlalu lama jadi bagian dari identitasku. Mungkin karena di balik lukanya, ada harapan yang belum sempat tumbuh.

Tapi aku tahu, jika ingin sampai pada tujuan yang kupilih, aku harus lebih ringan. Dan ringan bukan berarti tidak punya beban, tapi tahu mana yang layak dibawa, dan mana yang cukup dikenang.

Dalam proses itu, aku belajar bahwa melepaskan bukan tentang melupakan, tapi memberi ruang bagi diri untuk bertumbuh. Agar langkahku tak lagi dikendalikan oleh masa lalu, tapi diarahkan oleh masa depan yang kupilih sendiri.

Jadi jika nanti aku terlihat diam lebih lama dari biasanya, bukan karena aku menyerah. Tapi karena sedang mengurai.

Dan dari situ, aku bisa melangkah lagi—bukan dengan terburu-buru, tapi dengan sadar. Bukan sekadar karena tahu ke mana, tapi karena kali ini, aku tahu apa yang ingin kubawa.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
Mengurai Beban
HiitsmeAbo
Flash
Kejarlah dunia yg penuh kekacauan ini
moh nabil ardiansyah
Cerpen
Bronze
Berkah
Titin Widyawati
Flash
Bronze
Goresan Pena Sang Pemimpi
I Putu Agus Yoga Permana
Flash
Dan Dia Adalah Aku
Ismail Ari
Cerpen
Bronze
Gara-gara Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Novel
Bronze
JANDA & THE TABLE
glowedy
Flash
Dunia Tanpa Sapu
Titin Widyawati
Cerpen
Dari Lelah Menuju Lega
Penulis N
Flash
Langkah Kecil, Perubahan Besar
Penulis N
Cerpen
Tiket Sekali Jalan ke Diri Sendiri
Penulis N
Novel
Setelah Diam Ada Langkah Baru
HiitsmeAbo
Cerpen
Bukan Lagi Kita
Muhamad Irfan
Cerpen
Bayangan yang Tumbuh di Bawah Terik
Alfina karimatul atia
Flash
Tenang diluar kacau didalam
moh nabil ardiansyah
Rekomendasi
Flash
Mengurai Beban
HiitsmeAbo
Novel
Setelah Diam Ada Langkah Baru
HiitsmeAbo
Novel
Yang tersembunyi dalam luka
HiitsmeAbo
Novel
Percakapan yang tak pernah selesai
HiitsmeAbo
Flash
Menjadi rumah bagi diri sendiri
HiitsmeAbo
Flash
Ketika Diam Menjadi Rumah
HiitsmeAbo
Flash
Kehidupan Sederhana Yang Tidak Sia-sia
HiitsmeAbo
Flash
Tidak Semua Harus Dimiliki
HiitsmeAbo
Flash
Memilah Jalan, Memilih Arah
HiitsmeAbo
Flash
Tenang Tanpa Harus Sepi
HiitsmeAbo
Flash
Bergerak Tanpa Harus Dikejar
HiitsmeAbo
Flash
Saat tak ada lagi yang harus dibuktikan
HiitsmeAbo
Flash
Menentukan Arah
HiitsmeAbo
Flash
Setelah Langkah, Ada Tujuan
HiitsmeAbo