Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Suatu hari ketika pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4A.
"Baik anak-anak, sekarang kita belajar tentang profesi," kata Bu Surti dari atas mimbar kelas. "Orang yang pekerjaannya belajar dinamakan apa?"
"Pelajar," jawab murid-murid kompak.
"Bagus, pertanyaan berikutnya. Tono menggiring, mengoper, lalu menyepak bola. Tono berprofesi sebagai?"
"Pesepakbola." Murid-murid masih menjawab dengan kompaknya.
"Siapa yang bercita-cita jadi pesepakbola?" tanya Bu Surti.
Semua murid laki-laki langsung mengangkat tangan.
"Baiklah, sekarang Bu Guru ingin bertanya sama Luca."
Waduh, kenapa Bu Surti tiba-tiba ngincer aku, ya? kalau nggak bisa jawab bisa dihukum, nih. Males banget, deh!
"Bu Guru mengajar murid-murid. Profesi Bu guru adalah....?"
"Peguru!" Aku langsung menjawab dengan percaya diri. Gampang banget, sih, pertanyaannya.
"Salah... hehehe." Lho kok bisa? Selain galak, ternyata Bu Surti bloon juga.
Merasa jawabanku benar, aku pun melayangkan protes. "Kok bisa? Terus yang benar apa, Bu?"
"Yang benar... Bu Guru ini kan mengajar murid-murid, jadi profesi Bu Guru adalah pengajar."
"Ah, Bu Guru bohong." Tiba-tiba Riyu juga ikutan protes.
"Bohong gimana, Riyu?" Bu Surti memiringkan kepalanya ketika memandang Riyu.
"Bu Guru kan suka memberi perintah pada semua murid untuk mengerjakan soal, membersihkan ruang kelas, bahkan membersihkan toilet segala. Kadang juga suka marah-marah kalau kami tidak mengerjakan PR. Saya ini udah kelas empat, Bu. Jadi, sekarang ini saya sudah lebih pintar. Tolong Bu Guru jangan membodohi saya lagi." Raut wajah Riyu terlihat sangat serius.
"Terus maksud kamu apa?" Bu Surti mulai jengkel.
"Ya, karena Bu Guru suka memerintah dan memarahi murid-murid, jadi profesi Bu Guru itu adalah pemerintah dan pemarah." Sontak semua murid ngakak keras mendengar penuturan Riyu, sedangkan ekspresi bu Surti menjadi H2O, alias hola-holo.