Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Barangkali kita semua sedang menuju sesuatu, entah itu tempat, perasaan, pemahaman, atau seseorang. Yang jelas, langkah-langkah yang kita ayunkan tak pernah benar-benar tanpa arah --- meskipun kadang samar, tersembunyi oleh kabut keraguan, atau tertutup debu pengalaman yang belum kita mengerti sepenuhnya.
Tulisan "Yang tersembunyi dalam luka" dan "Setelah diam, ada langkah baru" adalah tulisan tentang keberanian untuk diam. Tentang menyimak suara hati, memeluk luka,dan menyadari bahwa keberhentiab bukanlah kekalahan, melainkan "Ruang" untuk mengendapkan.
Kini, setelah itu, tibalah saatnya kita bertanya: " Lalu, mau ke mana setelah ini?".
Inilah fase setelah hening. Ketika langkah kembali diayun, bukan karena semua sudah pasti, tetapi karena hati mulai percaya bahwa ketidakpastian pun layak dijalani.
Ini bukan tentang menemukan tempat aman, tapi tentang menemukan kompas dalam diri sendiri.
Kita mungkin belum tau dengan pasti ke mana arah tujuan itu, tapi kita mulai belajar membedakan mana jalan yang selaras dengan nurani, dan mana yang hanya gema dari tuntutan luar.
Tulisan ini bukan peta lengkap. Ia hanyalah cahaya kecil yang menemani kamu berjalan, dengan kata-kata yang mungkin bisa menjadi teman seperjalanan: yang tak memaksa, tak menuntut cepat, hanya "mengingatkan"....bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, jika selaras dengan suara jiwa, adalah langkah yang benar.
Selamat berjalan, menuju tujuan yang mungkin tak langsung terlihat, tapi bisa kamu rasakan, di dada yang lebih tenang, di napas yang lebih dalam dan di hati yang tak lagi terburu-buru.