Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Saat Aku Merasa Tenang Di Dalam Ruang Khayalan
0
Suka
53
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Kalau perlu menghadap ke belakang, kemudian berjalan jauh tanpa menoleh, kurasa aku tak mampu.

_____

Sejauh hidupku, bercakap bukan soal keluarnya kata-kata. Bukan juga soal mendapat jawaban sebuah kata, atau kalimat. Melainkan bagaimana aku merasa, kemudian seseorang memahaminya.

Malam tadi, ruang kendaliku terombang-ambing. Dalam tidur aku diserang ombak dahsyat. Mataku tertutup, sementara tubuhku terbungkus selimut. Aku tak bisa menyelamatkan diri. Hanya bisa pasrah.

Mimpi itu bagaikan dunia realis, hampir terasa nyata. Hingga tulisan ini kutinta, aku masih merasakannya. Merasakan perasaan tidak sepi yang sudah hilang berbulan-bulan.

Hidupku bergantung pada pena yang kupegang. Makananku adalah idealisme. Sementara minumanku hanya air dari sumur tua. Bagaimana caraku mengakhiri kisah, adalah bagaimana caraku menggerakkan pena.

Saat aku sarapan dengan menu bernama 'idealisme', kemudian minum dari air sumur tua. Aku kenyang dan merasa tak 'kelaparan'. Namun waktu selalu menjadi peranan penting dalam tiap alkisah.

_____

Saat aku merasa ditinggal. Darahku meninggi, keinginanku meroket. Rasa ingin membuktikan selalu membayang-bayangi. Aku coba sarapan dengan 'idealisme'. Itu kembali membawaku selayak menemukan jalan terbaik yang aku undur jauh-jauh hari.

Aku memompa setiap hari dalam minggu dan bulan untuk menjadi lebih baik. Dari selama aku memakai akalku, aku mendapat satu pandangan baru, bahwa pada waktu itu aku benar-benar tidak ragu. Maka kugores pena hingga kakiku terus melangkah menjauh, sementara kepalaku tetap terpaku lurus membelakanginya.

Sampai waktu benar-benar memainkan perannya.

_____

Aku berhasil untuk sebulan ini. Namun lidahku hampa, tidak ada rasa manis yang diserap indra perasa ini dari mencicipi menu bernama 'idealisme'. Maka saat nafsuku benar-benar memuncak karena tak pernah merasakan makanan manis. Lalu perasaanku memvisualisasikannya dalam mimpi, sehingga untuk menolak pun tak bisa.

Mimpi itu hadir 'bagaikan' mimpi basah—dalam hal ini adalah rindu. Seperti lelaki alim yang menahan nafsunya selama sebulan. Datang secara alamiah, dan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan beberapa pria.

Aku merasa tidak kesepian.

Dia hadir dalam mimpiku. Aku ingat bagaimana khayalanku memvisualisasikan pundak dan lengan kirinya, lalu suaranya timbul dan berkata, "Tenanglah, aku ada di sini." Entah bagaimana indra perabaku aktif, seperti kepalaku sedang diusap olehnya—itu sangat mengingatkanku padanya, tepat di sebuah tempat.

Pukulan mimpi itu seakan menghajar semuanya. Seakan keinginanku untuk membuktikan kepadanya, menjadi, "Aku ingin membuktikan kepadamu."

Tubuhku belum mampu melupakan sentuhannya, sementara otakku masih menyimpan suara dan lekuk tubuhnya. Lalu dalam ruang khayalanku, dia tercipta, menjadi sosok yang mengobati kesepianku malam tadi.

Sejauh apa pun idealis-ku memenuhi tubuhku, aku akan kalah pada akhirnya. Sejauh mana pun aku menggores tinta, melukis langkah kakiku untuk berjalan membelakanginya, juga dengan kepalaku yang terpaku lurus membelakanginya. Pada akhirnya aku menoleh kepadanya.

Aku benci bagaimana kami dapat bercakap dengan hanya memahami perasaan masing-masing. Dan aku yakin hanya orang jatuh cinta yang dapat melakukan itu.

Entahlah, mimpi terkadang muncul secara acak, dan aku tak punya kendali atas itu. Sejauh apa pun aku mengelak, pada akhirnya itu tidak akan bisa dilupakan. Lekat dalam memoriku di suatu tempat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Memotret Hujan
Rie Yanti
Flash
Saat Aku Merasa Tenang Di Dalam Ruang Khayalan
Fadel Ramadan
Novel
DANGERVILE
Pikacuu
Novel
Gold
Small Fry
Mizan Publishing
Novel
Lailah : Perempuan Yang Ditembak Habis-habisan
Topan We
Flash
Bronze
Kisah
Febby Arshani
Novel
Bronze
Jumirah Lelah, Bang...
Insan RK
Novel
What's Wrong with Me?
Andini Lestari
Novel
Meridian
Enriko Richardo
Novel
Dengarkan Aku, Langit
Qanitah Muflihah
Novel
Layang-Layang Tak Kunjung Terbang
Hendra Wiguna
Novel
Manusia dan Rasa
febiafn_
Flash
Bronze
Sebuah Kisah yang Tertinggal
Nabil Bakri
Flash
Minus
Rama Sudeta A
Novel
Don't Call Me A Princess
Moza
Rekomendasi
Flash
Saat Aku Merasa Tenang Di Dalam Ruang Khayalan
Fadel Ramadan
Flash
Punggung Bapak Sekuat Baja
Fadel Ramadan
Flash
Ku Taruh Semua Yang Telah Selesai
Fadel Ramadan
Flash
Saat Kau merasa Orang Lain Bebas, Mereka Merasa Tidak
Fadel Ramadan
Flash
Nasihat Basi
Fadel Ramadan
Flash
Seni Nyaman Dari Gerhana Bulan
Fadel Ramadan
Novel
Dia Teman Dekatku, Dulu
Fadel Ramadan
Flash
Rupawan Monster Selalu Menyerupai Mangsanya
Fadel Ramadan