Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
#STOPJUDOL
1
Suka
232
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Pagi itu, Bang Anto duduk di warung kopi, menyedot es teh manis sambil melirik layar HP temannya, Dadan.

“Lu menang berapa, Dan?”

“Seratus lima puluh ribu, Bang. Modal cuma dua puluh ribu doang. Hoki!”

Bang Anto manggut-manggut. Matanya menyipit, mencium aroma kekayaan yang tiba-tiba.

Sore harinya, handphone Bang Anto bergetar. Notifikasi masuk.

Transferan dari: ISTRI TERCINTA — Rp150.000

Keterangan: Buat belanja ya bang, beli beras sama lauk, jangan aneh-aneh!

Bang Anto tersenyum kecil. Tapi niat di hatinya sudah agak miring.

“Kalau Dadan bisa, masa gue nggak bisa? Duitnya gue puter bentar, dapet dua kali lipat, baru belanja.”

Dia buka aplikasi yang baru dia download diam-diam: JUDOL88.

Tampilan awalnya kayak kasino mini, dengan suara koin dan cewek animasi yang menggoda.

Bang Anto mulai main. Seribu... kalah. Lima ribu... kalah lagi. Sepuluh ribu... menang kecil.

Adrenalin naik.

Setengah jam kemudian...

Saldo: Rp0

Bang Anto bengong. Tangannya dingin. Napas sesak. Dia cek lagi aplikasi. Ditutup-buka. Digosok-gosok layar HP-nya seakan bisa nambahin saldo. Tapi nihil.

Tiba-tiba HP-nya berdering.

Istriku Bidadari

Dengan panik dia angkat, “Halo... ya, yang... ehehe...”

“Bang, belanjaan udah kamu beli belum? Aku masak jam lima ya. Jangan lupa beli cabai juga!”

“Iya... iya... tenang aja, beres semua.”

Tapi itu bohong. Uang belanja udah ludes.

Hanya ada dua pilihan di kepalanya: kabur ke Kalimantan, atau pulang dan berdoa agar istrinya mendadak amnesia.

Ia pilih yang kedua.

Pukul lima sore, komplek RT 03 mendadak geger.

Teriakan seorang perempuan menggema sampai ke musholla.

“UANGNYA KEMANA, BANG!? KAU MAIN JUDOL LAGI YA!?”

“Demi TUHAN, cuma nyobain sekali... cuma SEKALI!”

“COBAIN SEKALI KEPALAMU PECAH, BANG!”

Bang Anto ditarik keluar rumah dengan tangan istrinya yang kuat bak tukang las.

Duduk bersimpuh di tengah jalan, ia ditaboki pakai sutil dan daftar belanja.

Beras belum dibeli. Telur nggak ada. Tapi dompet penuh dosa.

Warga mulai keluar rumah. Ada yang bawa kopi, ada yang ngerekam.

Anak-anak kecil nyorakin, “Woyy... Bang Anto dimarahin! Judol tuh bang!”

Seseorang dari balkon depan rumah teriak kenceng,

“MAKANYA JANGAN JUDOL, BANG!”

Suara itu menggema. Seperti kutukan suci dari langit yang tidak bisa dihapus.

Bang Anto diam.

Pasrah.

Mikir keras bagaimana cara nyari 150 ribu sebelum magrib.

Malam itu, Bang Anto duduk di teras rumah sambil mengompres pipi dengan es batu sisa kulkas.

Dari jauh terdengar suara bedug isya’, tapi hatinya tetap terasa sepi… dan perih.

“Bang, mulai besok uang dapur aku yang pegang semua. Lu cuma boleh pegang uang receh buat parkir!”

“...Iya, yang,” jawabnya pelan.

“Dan satu lagi…”

“Apa lagi, yang?”

“Kau harus ganti uang 150 ribu itu dalam tiga hari. Atau tidur di kandang ayam!”

Bang Anto menelan ludah.

Kandang ayam di belakang rumah sudah tiga minggu gak disapu.

Besoknya, dimulailah misi suci Bang Anto: Operasi Ganti Uang Judol.

Pekerjaan pertama: Jadi Badut Ultraman Palsu di lampu merah.

Dengan kostum ketat yang sobek di bagian ketiak, dia joget di antara mobil-mobil, bawa papan tulisan:

“AKU KENA JUDOL. INI TOBATKU.”

Ada yang ngasih receh. Ada yang ngerekam buat TikTok.

Ada juga yang teriak dari dalam mobil,

“Woy Bang Anto! Jangan ngutang lagi yaaa!”

Sorenya, dia berhasil kumpulin 37 ribu.

Masih jauh.

Hari kedua, dia coba buka jasa "minta maaf ke istri orang lain."

Flyer-nya ditulis tangan:

"Paket Tobat Suami: Saya Gantikan Suami Anda untuk Minta Maaf. Lengkap Dengan Nangis dan Janji Gak Ngulang Lagi. Hanya Rp20.000!"

Ajaibnya, ada yang nyewa.

Seorang ibu-ibu di gang seberang.

Bang Anto pura-pura jadi suami bernama “Jumadi”, jongkok sambil bilang:

“Maaf ya sayang, aku nyesel beli motor tanpa izin... aku bakal kerja lebih keras...”

Ibu itu tersenyum puas.

“Good job Bang, ini duitnya. Sama bonus tahu isi.”

Malam kedua, total duit: Rp94.000

Tinggal dikit lagi. Tapi badannya pegal semua. Pipinya kaku abis pura-pura nangis.

Hari ketiga, dia nekat ikut lomba makan kerupuk di acara posyandu, demi hadiah uang tunai Rp50.000.

Dia bersaing dengan anak-anak umur 12 tahun.

Kerupuknya keras, digantung tinggi, dan anginnya kencang.

Tapi Bang Anto bertekad.

“Demi lepas dari kandang ayam... demi istri tersayang…”

Dan dia menang. Gigit terakhir disambut tepuk tangan ibu-ibu PKK.

Total hari itu: Rp151.500

Dia pulang dengan kepala tegak.

“Yang! Aku udah ganti! Uangnya utuh, malah lebih seribu lima ratus!”

Istrinya menatapnya lama.

Lalu tersenyum—senyum tipis, khas istri yang tahu suaminya udah disiksa dunia.

“Bagus, Bang. Sekarang... nyapu halaman dulu sana.”

Sejak hari itu, Bang Anto resmi berhenti dari dunia judol.

Sebagai gantinya, dia jadi motivator keliling.

Slogan hidupnya berubah:

"Lebih baik jadi badut halal daripada Sultan Judol yang berakhir jadi konten TikTok warga!"

Dan tiap lewat warung kopi, Dadan cuma bisa nyengir kuda sambil nyembunyiin HP-nya.

Bang Anto cukup menatap…

…dan bisikan kecil terdengar,

“Makanya… jangan judol, Bang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Flash
#STOPJUDOL
IS KUN
Komik
Cumimi - Dunia Sotong
Adhy Musaad
Flash
PETELOT (Jawa)
Wiji Lestari
Flash
Hanya Sampah
Bima Kagumi
Flash
KUE 1.. 2.. 3..
Kiki Isbianto
Cerpen
Balada Ikan Siap Goreng
Rie Yanti
Flash
Bronze
NGGAK JADI CINTA
Siti rokhmah
Cerpen
Suatu Hari di Kampung Kalong
Nirmala Dara
Komik
Gold
KOMIK RETJEH
Kwikku Creator
Cerpen
Bronze
Kematian Saudara Kembar
Titin Widyawati
Komik
Bronze
Petualangan Athan dan Detektif Mammo
Andy widiatma
Flash
Pilot
Andriyana
Flash
DENDAM PUKI
Aston V. Simbolon
Komik
Re-Draw
I Komang Nopan Adiputra
Komik
Bronze
Personal Inverse
Fahmi Maulana
Rekomendasi
Flash
#STOPJUDOL
IS KUN
Novel
CAREN
IS KUN
Cerpen
SMILE
IS KUN