Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
After Taste
2
Suka
42
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

“Gimana rasa kopi itu kak?” tanya sang barista kepadaku.

Sambil menyeruputnya aku menjawab, “Pahit seperti hidup ini, hahaha.”

Sang barista itu ikut tertawa mendengarnya. Sambil melakukan kalibrasi pada mesin, dia mengambil gelas kecil berisi gula putih dan sendoknya.

“Ini kak, barangkali butuh untuk mengurangi rasa pahitnya.”

Lalu aku menghargainya, “Oh, oke. Thank you yah.”

“Sama-sama kak,”

Kedai masih pagi, kerjaannya juga belum terlalu sibuk. Mungkin karena gabut, dia bertanya padaku kembali, “Tau enggak kak, kenapa gula putih yang di pilih untuk mengurangi rasa pahit? Kenapa tidak pakai pemanis lainnya?”

Aku tertawa dalam hati, dia benar-benar gabut. Lalu aku menjawabnya. “Mungkin aksesnya mudah di dapat, rasanya juga cocok. Betul?”

“Hm, bisa jadi. Tapi jawabannya kurang deep, butuh sedikit filosofis.”

“Oalah ada filosofinya, apa tuh?” tanyaku balik.

Dia tersenyum dan menjawab, “Gula ditambahkan pada kopi, diaduk, lalu larut dan menghilang. Sebagai pelipur dari rasa pahit, dia mengorbankan wujud padatnya agar kopi mencapai rasa yang harmonis. Artinya saat kita berbuat baik, mungkin wujudnya akan melebur hilang. Bahkan tidak akan ada pujian atau pengakuan yang akan telinga kita dengar. Namun rasa manisnya gula akan terpatri harmonis sampai kopi itu habis.”

Aku termangu mendengarnya. Baru kali ini ada yang mampu menjelaskan makna dari hal kecil yang sering kita anggap tidak penting.

“Hm, menarik juga ya.” kataku.

Lalu dia kembali bicara, “Tapi jangan kebanyakan ya kak. Nanti malah diabetes, hahaha.”

Akupun ikut kembali tertawa dalam relung filosofisnya.~

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
After Taste
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Bronze
Memahami
Daud Farma
Flash
Biru Merah
lidia afrianti
Cerpen
Bronze
Pendakian yang Tak Terlihat
SILVIA INDONESIA
Cerpen
Pemuda Di Kamar 17
Sucayono
Flash
Bronze
Pengecut yang disukai Tuhan
K. Istiana
Flash
Senyap dalam Kepala
Ika nurpitasari
Cerpen
Kehilangan Diri
Fata Raya
Flash
Langkah Pertama
Penulis N
Cerpen
Bronze
Bukan Lagi Kita
Muhamad Irfan
Flash
Ayu dan Canang yang Tak Sempurna
Margita Kirana Cindy Wulandari
Cerpen
Kisah Simsim yang Pemarah
Lia
Cerpen
Bronze
Aroma rezeki depan Mesjid
Bang Jay
Flash
Hidupku
winda aprillia
Novel
Bronze
Heartless
Aylanna N. Arcelia
Rekomendasi
Flash
After Taste
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Bronze
Eulogi Hama
Adam Nazar Yasin
Novel
Aksara 4 Cangkir
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Aksara dan Visual Dalam Desa
Adam Nazar Yasin
Flash
Kuasa Uang
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Cahaya Aksara Dunia Maya
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Senyum Syukur
Adam Nazar Yasin
Flash
Bronze
Tertakar
Adam Nazar Yasin
Cerpen
Pundak Perintis
Adam Nazar Yasin