Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Musim Hujan Terakhir
7
Suka
2,334
Dibaca

Langit sudah terlalu lama kering.

Hujan terakhir turun tiga puluh dua tahun lalu, sebelum anak-anak belajar bahwa air bisa jatuh dari langit. Sekarang, air hanyalah sesuatu yang dipompa dari perut bumi, diatur, disterilkan, dan diperdagangkan seperti emas cair.

Di rumah kecil di pinggiran kota, seorang nenek bernama Rara duduk di samping cucunya, Ayra, yang berusia delapan tahun. Mereka memandangi langit yang abu-abu.

“Aku ingin kamu tahu seperti apa suara hujan,” kata Rara, suaranya parau tapi penuh harap. “Ia tak seperti suara pipa air atau keran bocor. Hujan punya iramanya sendiri. Ia mengetuk jendela seolah ingin masuk bicara.”

Ayra tersenyum kecil. “Nenek, aku sudah lihat video hujan di sekolah. Katanya, itu cuma mitos. Seperti pelangi yang muncul sendiri.”

“Video bukan hujan, Ayra,” jawab Rara pelan. “Video tak bisa buat kamu merasa dingin tapi hangat sekaligus. Tak bisa buat kamu ingin menangis, padahal kamu tak tahu kenapa.”

Ayra menunduk. “Kalau hujan terakhir sudah lama, kenapa nenek yakin dia bakal datang lagi?”

“Karena aku belum selesai mencintainya,” ucap Rara sambil menatap langit. “Dan sesuatu yang dicintai… selalu mencari jalan pulang.”

Hari-hari berlalu, dan langit tak berubah. Anak-anak tumbuh tanpa jas hujan. Toko-toko berhenti menjual payung. Lahan-lahan gersang menjadi kota, dan pohon-pohon diganti dengan menara pendingin.

Namun Rara tetap menunggu. Ia menaruh gelas kosong di jendela, membuka atapnya sedikit setiap pagi, dan berdoa pada langit yang kering.

Hingga suatu malam, tubuh Rara melemah. Ia dibaringkan di tempat tidurnya, napasnya mulai berderak seperti daun tua. Ayra menggenggam tangannya.

“Nenek…” bisik Ayra. “Langit masih kering.”

Rara menoleh lemah. “Mungkin… mungkin aku harus pergi… supaya dia bisa datang…”

“Nenek, jangan.”

Tapi malam tak mendengar.

Saat dini hari tiba, Ayra terbangun karena suara asing. Bukan suara alarm atau ventilasi. Bukan juga suara kendaraan drone.

Itu… suara ketukan kecil di atap. Lalu lebih banyak. Lalu berirama.

Tok tok tok tok.

Ia membuka jendela. Butiran dingin menari di udara, memukul tanah, membasuh debu.

Hujan.

Air yang jatuh dari langit. Air yang bukan milik siapa-siapa. Air yang menangis seperti ia sedang rindu pada sesuatu.

Ayra berlari ke ranjang. Tapi tubuh Rara sudah dingin, bibirnya sedikit tersenyum.

Ayra membuka pintu rumah. Ia berdiri di bawah hujan, membiarkannya membasahi rambut dan bajunya. Ia menengadah, menangis, tapi tak tahu kenapa.

Di samping gelas kosong Rara di jendela, sebutir air pertama jatuh, mengisi sedikit ruang.

Musim hujan terakhir, akhirnya datang tidak untuk dunia, tapi untuk seorang nenek yang menunggu dengan cinta

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Musim Hujan Terakhir
lidia afrianti
Flash
Bronze
Tokoh Asing dalam Cerita
Afri Meldam
Novel
Remarkable
FS Author
Novel
Shangkara
Ghozy Ihsasul Huda
Flash
Bronze
JAWATA KINGDOM - 37: "Pertarungan Pemangsa"
JWT Kingdom
Novel
Gold
Play and Learn
Bentang Pustaka
Novel
MI VOLAS VIN
BELLEAME
Novel
Jagoan Karate
Handi Yawan
Flash
Penulis profesional
Mahmud
Skrip Film
Twin Flame
Renita Sylvia
Novel
Bronze
Hunter for The Phantom
godok
Skrip Film
Ojek
Yorandy Milan Soraga
Flash
Jalan Groove
Donny Setiawan
Skrip Film
Premonition (Forgive or Forget)
Tian Setiawati Topandi
Flash
Suatu Hari di Toko
Hans Wysiwyg
Rekomendasi
Flash
Musim Hujan Terakhir
lidia afrianti
Flash
SELF
lidia afrianti
Flash
10 Days Without Permission
lidia afrianti
Flash
Bronze
From River To Sea
lidia afrianti
Flash
Raut
lidia afrianti
Flash
Bronze
Juni Tanpa Ju
lidia afrianti
Flash
My Battery
lidia afrianti
Flash
Sisa Di Gelas
lidia afrianti
Flash
Bronze
Kenapa Kita Berpisah?
lidia afrianti
Cerpen
Bronze
The Soundless Tide
lidia afrianti
Flash
Apakah kamu pernah mencintaiku?
lidia afrianti
Flash
Ternyata Kita Pembohong
lidia afrianti
Flash
Bayang
lidia afrianti
Flash
Biru Merah
lidia afrianti
Flash
Jejak
lidia afrianti