Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
PAJANGAN LEMARI KACA
7
Suka
4,608
Dibaca

Ibu kota, senjanya selalu datang seperti konspirasi, menebarkan warna jingga pada kaca-kaca gedung tempat nasib orang-orang penting diputuskan di antara kepulan asap cerutu dan dering telepon yang tak akan pernah sampai ke telinga publik.

Di negeri ini—yang menurut para kartograf mabuk, lekuknya serupa tubuh perempuan—para lelaki sibuk mengolah lahan. Mereka bukan menanam padi, tapi menanam janji pada rapat-rapat terbatas. Menyiramnya dengan siaran pers di televisi. Dan memanen kekuasaan dari lipatan kain para perempuan yang namanya hanya menjadi catatan kaki dalam buku anggaran.

Salah satu petaninya adalah Lelaki Itu. Kita sebut saja Bapak, karena nama aslinya terlalu sakral untuk ditulis di media gosip dan hanya beredar sebagai bisik-bisik di lobi hotel atau lapangan golf. Ia punya lumbung-lumbung yang pengap oleh rahasia negara, dan ladang-ladang yang hanya bisa digarap saat malam memadamkan lampu-lampu protokol. Aroma kekuasaannya adalah campuran aneh antara parfum Eropa dan jelaga knalpot kota yang sekarat.

Di salah satu ladang itulah Perempuan Itu berada. Ani, atau entah siapa namanya dalam KTP yang tersimpan di laci paling bawah. Ia bukan gundik, bukan istri simpanan. Istilah-istilah itu terlalu kasar, terlalu blak-blakan untuk dunia yang dibangun di atas basa-basi. Ia adalah ornamen. Anggrek langka yang tumbuh subur dari humus kemunafikan, dipelihara untuk menyejukkan mata setelah seharian menatap angka-angka inflasi.

“Republik ini butuh reses sejenak,” ujar Bapak suatu senja, sambil membuka kancing kemejanya seperti membuka arsip rahasia negara. Di luar, hujan mulai turun, membasahi patung-patung pahlawan yang membisu.

Setiap kali Perempuan Itu tertawa—tawa yang dipelajarinya dari film-film asing—sebuah jadwal penerbangan pejabat ditunda tanpa alasan. Dan setiap kali ia menangis dalam diam di kamar mandi marmer, selembar konstitusi di suatu tempat kehilangan satu pasalnya.

Tapi siapa yang peduli pada air mata yang tak pernah menjadi berita utama? Wartawan hanya mencatat angka pertumbuhan ekonomi, bukan jumlah kebohongan yang diucapkan sebelum fajar. Kamera hanya merekam senyum di podium, bukan tubuh yang menjadi alas bagi stabilitas sebuah rezim.

Hingga suatu malam yang lengket oleh gerah dan dusta, Perempuan Itu menanam sesuatu. Bukan di tanah, tapi di rongga dada Lelaki Itu, tepat di antara detak jantung dan ambisinya. Benih itu adalah akumulasi dari semua suara yang pernah ia telan, semua desah yang tak pernah ia niatkan.

Biji itu tumbuh menjadi pohon ganjil. Akarnya mencengkeram paru-paru Bapak, bunganya adalah mikrofon yang mekar merekam setiap janji palsu, dan buahnya adalah lensa-lensa CCTV yang matang, memerah, siap panen untuk disiarkan di program berita pagi.

Esoknya, tak ada lagi wajah Bapak di televisi. Tak ada pengumuman. Hanya kekosongan di jadwal siaran dan sebuah kursi yang dingin dalam rapat kabinet. Lenyap, seolah tak pernah ada, seperti berita yang sengaja tak diterbitkan.

Dan Perempuan Itu, ia melangkah keluar dari apartemen yang menjadi sangkar emasnya. Keluar dari alinea yang tak akan pernah ditulis sejarawan. Ia tak membawa apa-apa selain tas tangan berisi gincu, sebatang mawar yang mulai layu, dan ingatan yang tak bisa disita. Ia berjalan tenang, menyusuri trotoar ibu kota, menjadi siluet tanpa nama di antara lautan manusia yang bergegas menggapai tempat tujuannya. Ia bergerak seperti sebuah kalimat yang dihapus dari naskah pidato kenegaraan.

Sebab di negeri yang peta butanya digambar dari lekuk tubuh perempuan, prahara tak selalu datang dari langit.

Kadang, ia merambat pelan dari atas ranjang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Tuhan, Boleh Ya, Aku Tidur Nggak Bangun Lagi?
Athar Farha
Flash
Rupawan Monster Selalu Menyerupai Mangsanya
Fadel Ramadan
Flash
PAJANGAN LEMARI KACA
IGN Indra
Cerpen
Bronze
Impian Dann
Jie Jian
Novel
Bronze
Ayat Ayat Benci
Sarjana Goblok
Novel
YANG PERNAH HILANG
ergina_eji
Novel
Bronze
TAK TERGANTIKAN
Aquariusang
Komik
Bronze
Mimpi ku
Novita javanese
Skrip Film
Cinta tak terhitung Cinta tiada ujung...
Siti Fatimah
Flash
Bronze
Lima Cangkir Kopi dan Satu Rahasia
ariltatum
Flash
Bersama Ayah di Masa Depan
Handi Yawan
Novel
Bronze
Fadilat CInta
Revia
Novel
soul
Syifa Nabilah
Novel
Bronze
Perempuan Gagal
Anifa Hambali
Novel
Cintai Cinta
Rina F Ryanie
Rekomendasi
Flash
PAJANGAN LEMARI KACA
IGN Indra
Novel
THE TOXIC ASSET
IGN Indra
Cerpen
LEIL FATTAYA
IGN Indra
Cerpen
KAMAR 303
IGN Indra
Novel
32 HAL TENTANG KAMU
IGN Indra
Flash
HUJAN DI BALKON SEBELAH
IGN Indra
Cerpen
SATU HATI DUA CINTA
IGN Indra
Flash
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
IGN Indra
Cerpen
CINTA TAK PERNAH SAMPAI
IGN Indra
Flash
REBUSAN KOSONG
IGN Indra
Cerpen
LANGIT YANG TAK PERNAH SAMA
IGN Indra
Cerpen
MALAM ALUNA
IGN Indra
Flash
KURSI ROTAN & SEPOTONG INGATAN
IGN Indra
Novel
32 DETIK
IGN Indra
Cerpen
SISA CINTA DITELAN FAJAR
IGN Indra