Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
MANGKAT
1
Suka
2,586
Dibaca

Jam dinding di lorong rumah sakit berhenti di pukul 2:17. Setiap hari, setiap kali aku menengok ke atas, angka itu tak pernah berubah. Aku sudah tiga hari di sini—atau mungkin tiga puluh. Sulit membedakan, sebab tak ada yang benar-benar berubah.

Jadi aku membuat sebuah rutinitas, agar tidak menjadi bosan. Aku duduk di sofa kulit imitasi di ruang tunggu, yang sudah retak-retak di bagian lengannya. Di tanganku, sekaleng kopi hitam. Tanpa gula, tanpa susu. Rasanya tidak bisa dibilang enak. Tapi aku meminumnya setiap pagi. Bagiku rutinitas adalah jangkar, bahkan di lautan yang paling aneh sekalipun.

Setiap hari, aku berjalan melewati kamar 217. Aku tidak punya alasan khusus, tapi kakiku selalu membawaku ke sana. Di dalam, seorang pria terbaring di ranjang. Selimut putih bersih ditarik sampai ke dadanya. Wajahnya tenang, seperti permukaan danau di hari tanpa angin. Aku belum pernah melihatnya dengan jelas, tapi perasaanku berkata aku mengenalnya.

Kadang aku berpikir, mungkin aku punya pekerjaan di sini. Mungkin aku semacam petugas kebersihan malam, atau perawat. Tapi tidak ada yang pernah memberiku jadwal kerja. Tidak ada yang menyapaku. Aku mungkin juga hanya bagian dari perabotan. Sofa, meja, aku. Kami semua hanya diam dan mengamati.

Lalu suatu malam seorang pria tua dengan mantel lusuh duduk di sebelahku. 

“Kau tahu,” katanya, seolah kami sedang melanjutkan percakapan yang tertunda, “kematian yang paling merepotkan adalah saat orang yang mati tidak menerima pemberitahuan.”

Aku menoleh, tapi dia sudah tidak ada. Lenyap begitu saja. Atau mungkin sebenarnya dia tidak pernah ada. 

Aku mengangkat kaleng kopiku yang sudah kosong dan memainkannya di tangan.

Sehari setelahnya, seorang perempuan datang. Dia mengenakan gaun hitam sederhana dan sepatu kets. Rambutnya diikat ekor kuda. Dia membawa seikat bunga lili putih dalam vas kaca dan sebuah buku tebal bersampul keras. Dia masuk ke kamar 217 dan duduk di kursi di samping ranjang. Dia tidak menangis. Dia hanya duduk di sana, menatap pria itu. 

Aku berdiri di ambang pintu. Tak berani masuk.

Perempuan itu membisikkan sesuatu. Aku tidak bisa mendengarnya, tapi aku melihat tangannya bergerak menyentuh dahi pria itu dengan lembut.

Rasa penasaran mengalahkanku. Aku melangkah masuk.

Aku berdiri tepat di belakangnya dan mencondongkan tubuh sedikit untuk melihat. Untuk pertama kalinya, aku melihat wajah pria di ranjang itu dengan sangat jelas.

Dan saat itulah aku mengerti. Wajah itu adalah wajahku. Tak salah lagi. Aku bahkan bisa melihat bekas luka kecil di pelipisku, kenang-kenangan dari jatuh sepeda saat SMP.

Aku berjalan ke jendela dan menyentuh kaca yang dingin. Di sana, seharusnya ada pantulanku. Tapi yang kulihat hanya pemandangan halaman parkir yang kosong.

Jam di suatu tempat di kepalaku masih menunjuk angka yang sama. 2:17.

Sepertinya untuk sementara waktu, akan selalu pukul 2:17. 

Aku rasa aku butuh sekaleng kopi lagi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
MANGKAT
IGN Indra
Cerpen
SMILE
IS KUN
Flash
Parade Kunang-kunang
Ragiel JP
Cerpen
Bronze
Mawar Kematian
Christian Shonda Benyamin
Novel
Pesawat Dan Mereka Yang Tidak Terlihat
annastasia
Novel
Bronze
DENDAM DIBAYAR DENGAN KEMATIAN
Theresia Erni Damayanti
Cerpen
GITO KEMPING DI IKUTI HANTU KUBURAN
kucingtampanfilm
Cerpen
The Secret of the Forbidden at Villa Van den Berg
Erdem Emre
Flash
Bronze
Risa arjawinangun
Okhie vellino erianto
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
KALAP DI YOGJA
fatimah
Novel
Gold
Fantasteen: Lost and Found
Mizan Publishing
Flash
Kamu Jangan Menangis
Sugiadi Azhar
Cerpen
TUSELAK
Marion D'rossi
Rekomendasi
Flash
MANGKAT
IGN Indra
Novel
SENI PERANG RUMAH TANGGA
IGN Indra
Cerpen
KAMAR NO 7 DAN AROMA LAVENDER
IGN Indra
Cerpen
MALAM ALUNA
IGN Indra
Cerpen
WARISAN KETIGA
IGN Indra
Flash
PAJANGAN LEMARI KACA
IGN Indra
Cerpen
LANGIT YANG TAK PERNAH SAMA
IGN Indra
Novel
SUMMA CUM BLOOD
IGN Indra
Cerpen
SATU HATI DUA CINTA
IGN Indra
Flash
HUJAN DI BALKON SEBELAH
IGN Indra
Novel
32 DETIK
IGN Indra
Flash
KURSI ROTAN & SEPOTONG INGATAN
IGN Indra
Cerpen
SEPERTI SALJU BULAN APRIL
IGN Indra
Flash
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
IGN Indra
Cerpen
CINTA TAK PERNAH SAMPAI
IGN Indra