Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Satu per satu, ombak bergantian menghantam bebatuan sebelum akhirnya surut kembali. Kawanan burung camar bernyanyi seraya menari-nari di udara seakan ikut serta menikmati. Indahnya langit jingga yang tercipta dari hamburan sinar matahari melewati atmosfer bumi. Perlahan tapi pasti, ia akan tenggelam—meninggalkanku terbaring di sini seorang diri.
Aku kalut dalam lautan memori yang enggan pergi. Lagu Malibu Nights milik LANY mengalun lirih, menemani hatiku yang baru saja dikhianati. Sebenarnya apa yang kurang dari diri ini? Apakah cintaku terlalu tulus hingga mudah kau sakiti? Apakah aku harus cari sosok pengganti? Entahlah, aku belum siap untuk berpindah ke lain hati.
Dulu, seringkali seperti ini. Berbaring telentang di atas pasir putih seraya menanti, datangnya senja yang menghiasi asmara di antara kami. Lalu menari di tengah ombak bersama terumbu karang seakan merestui. Atau berlarian ke sana kemari, saling menautkan jemari, dan berdoa semoga hubungan ini terus bertahan sampai nanti.
Adakalanya berkelahi, tetapi tak sampai hati untuk mengakhiri. Bahkan tak pernah kami saling membenci. Atau mungkin itu perasaanku sendiri? Ya, mungkin saja itu perasaanku sendiri.
Kini pun terbukti ia meninggalkanku seorang diri. Aku hanyut dalam tanya yang tak bertepi, mengapa tiba-tiba seperti ini? Katanya, ia butuh waktu untuk sendiri. Aku pun tak mengerti. Sekiranya aku berbuat keliru seharusnya ia menasehati, bukan memilih diam lalu pergi.
Cukup sudahi, aku lelah terus menanti. Sia-sia saja mengharapkan dirinya kembali seperti dulu lagi.
Perlahan, aku berdiri. Menggugurkan memori yang masih tersisa di antara kami. Kakiku melangkah pergi—meninggalkan matahari yang belum sepenuhnya menenggelamkan diri. Meninggalkan pasir putih, terumbu karang, dan ombak yang menjadi saksi perjalanan asmara ini. Sampai jumpa lagi, namun kuharap hari ini adalah yang terakhir kali.