Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ibu suri melakukan segala macam cara, untuk menghukum raja yang ketahuan berselingkuh, di depan seluruh rakyatnya. Bukan tanpa alasan ibu suri ingin anaknya dihukum di depan rakyat banyak, karena orang yang diselingkuhi oleh Raja adalah istri panglima perang. Ibu Suri tahu, panglima perang memiliki kekuatan dan pengaruh yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia orang yang pendendam, tapi juga sosok yang logis dan menerima keseimbangan.
Saat ini, panglima perang sedang merasa dipermalukan dan direndahkan. Dengan membuat Raja dipermalukan di depan umum, membuat mereka sama-sama berada di level yang sama, dipermalukan di depan umum. Ibu suri yakin, keadaan itu bisa meredakan panas hati dan dendam Panglima perang.
-------
Para pejabat kerajaan, tentu saja tidak akan menerima apabila Raja mereka dipermalukan di depan umum, walau mereka sadar situasi yang sulit itu. Dengan berat hati, mereka memutuskan untuk meminta bantuan dari Tuan Putri Nara, yang terkenal tidak tahu aturan dan suka bersikap seenaknya sendiri. Putri Nara menolak, karena sudah diancam oleh ibu suri. Pelayan yang cerdik, berhasil mempengaruhi suasana hati Putri Nara agar mau mengikuti permintaan para pejabat kerajaan dan menyelamatkan 'muka' kakaknya.
Pagi-pagi sekali, Putri Nara mendatangi kediaman Raja, kakaknya.
"Aku sangat menantikan saat ini, seorang Raja mempermalukan dirinya dengan kesalahan yang sangat klasik." Putri Nara membawa semua pejabat kerajaan menghadap Raja dan mentertawakan kakaknya sepuas hati. Semua orang di dalam ruangan, hanya bisa terdiam dan menahan nafas, saat mendengar runtutan kalimat Putri Nara.
"Aku kakakmu tapi aku Raja ! aku bisa memenggal kepalamu !" Putri Nara tersenyum.
"Kakak sudah lupa memiliki perjanjian denganku, kalau aku bebas bicara apa saja dan tidak akan ada satu orangpun yang akan menghukumku?" Raja kelu lidahnya. Dia ingat waktu itu Nara menyelamatkan hidupnya. Dia tidak minta perhiasan atau barang berharga apapun, hanya janji untuk membiarkannya bebas bicara.
"Baiklah, sepertinya Raja ingat. Kira-kira, apa hadiah yang bisa kakak berikan kepadaku kali ini?" Raja terdiam. Dia harus hati-hati agar tidak mudah menyetujui permintaan Nara, yang awalnya terdengar aneh, tapi akhirnya bisa menurunkan wibawanya.
"Kali ini, aku akan mempertimbangkan permintaanmu dengan sangat hati-hati." Nara tertawa lembut.
"Aku yakin Raja akan memenuhi permintaanku kali ini. Aku minta, kirim istri panglima perang ke luar negri dan tidak diijinkan untuk kembali lagi ke sini, sampai dia mati." Semua tampak terkejut. Itu sama saja membuat panglima perang semakin marah.
"Aku yang akan bicara dengan panglima perang."
----
Wajah panglima perang memerah, saat tahu kalau istrinya akan diusir keluar negri.
"Jangan marah dulu panglima. Kalau Raja dihukum, bukankah istrimu harus dihukum juga. Trauma akan sulit hilang untuk anak-anakmu."
"Aku tidak akan membiarkan hal ini." Nara tersenyum.
"Bagaimana kalau panglima menantang Raja bermain catur di depan rakyat ? Raja kalah, tapi tidak dipermalukan dan dianggap berbesar hati, sedangkan panglima akan mendapatkan nama dan dianggap berwawasan luas dan berjiwa besar." Panglima terdiam lalu tersenyum setuju.
"Kalau aku kalah ?" Nara tersenyum lalu berkata...
"Itu tugasmu untuk menang." 6 bulan kemudian Raja baru tahu, kalau istri panglima perang terlibat persaingan yang sengit dengan Nara. Raja sadar, itu semua skenario adiknya, agar saingannya diusir jauh-jauh.