Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
0
Suka
13
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Rokok ketiga sudah padam. Sekarang, yang keempat, baru separuh terbakar. Abunya jatuh di atas pangkuan seperti saksi bisu kebiasaan buruk yang tak bisa ditinggalkan. Tidak ada yang bicara soal perceraian malam ini, namun meja di antara mereka terasa seperti berkas pengadilan yang belum ditandatangani.

Si Perempuan menggenggam cangkir kosong. Dulu dia selalu protes kalau kopinya terlalu manis. Sekarang dia tidak peduli, karena yang dia pegang bukan kopi, melainkan mimpi buruk yang tak tahu harus disimpan di mana.

Malam tidak sedang membahas rokok dan kopi pahit. Malam hanya datang mengingatkan, ada hal-hal yang bahkan Tuhan pun malas selesaikan. Barangkali Tuhan pun lelah.

Si Laki-laki tidak ingat siapa yang lebih dulu menyerah. Mungkin cinta memang bukan badai yang berakhir dengan tangisan, hanya dengan diam yang abadi.

“Sudah tujuh tahun.” katanya. Tidak menatap siapa-siapa.

Si Perempuan mengangguk. Ia bisa saja mengoreksi bahwa sebenarnya baru enam tahun delapan bulan, tapi buat apa?

“Kalau cinta itu mahluk,” katanya, “Kau sudah membunuhnya berkali-kali.”

Si Laki-laki tertawa. Tak ada yang lucu. Ia hanya sudah terlalu lelah menghadapi keseriusan.

“Kalau aku pergi malam ini…” Si Perempuan membuka suara, lalu berhenti. “Kamu akan baik-baik saja?”

Si Laki-laki mengangkat bahu. “Entah. Cinta sekarang lebih terlihat seperti burung yang lupa caranya pulang.”

Si Perempuan berdiri. Tangannya gemetar. Ia mengambil jaket, tas penuh pakaian, dan semua yang tak bisa ditinggalkan oleh siapa pun yang pernah mencoba bertahan terlalu lama.

Di luar, malam mengendap seperti air bocor di dapur. Dingin, basah, dan sulit dijelaskan kenapa rasanya bisa sampai ke dada.

“Pergilah, cinta,” Si Laki-laki berkata. “Pergilah! Hari sudah malam. Ibumu memanggil menyuruhmu tidur.”

Pintu tertutup tanpa bunyi.

Di ruangan, hanya sisa asap dan dua cangkir kosong yang kini tidak akan pernah bertegur sapa, lagi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
IGN Indra
Novel
Laut Biru
g
Skrip Film
Dramaturgi
Hendra Fahrizal
Skrip Film
Cinta Sampai Mati
Nakshatra B.
Cerpen
Belenggu yang Memudar Dimakan Zaman
Yutanis
Novel
MEI & JUNI
Vina Amelia Rosida
Novel
THE PAIN
St. Aisyah
Skrip Film
SEARAH
Siti rokhmah
Skrip Film
midnight, sunshine
mohammad risky elbareztha
Flash
Matahari Bersinar
Grace Anindya
Cerpen
Bronze
CARA KAWUL MERAYAKAN LEBARAN
fileski
Skrip Film
Kelak, Di Hari Kemarin (Script Film)
Silvia
Skrip Film
Miranda's Channel
syafetri syam
Cerpen
Bronze
Kado untuk Ayah
penulis kacangan
Novel
Bronze
Surat Yang Tak Terbalas
Lail Arrubiya
Rekomendasi
Flash
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
IGN Indra
Novel
32 DETIK
IGN Indra