Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
4
Suka
10,633
Dibaca

Rokok ketiga sudah padam. Sekarang, yang keempat, baru separuh terbakar. Abunya jatuh di atas pangkuan seperti saksi bisu kebiasaan buruk yang tak bisa ditinggalkan. Tidak ada yang bicara soal perceraian malam ini, namun meja di antara mereka terasa seperti berkas pengadilan yang belum ditandatangani.

Si Perempuan menggenggam cangkir kosong. Dulu dia selalu protes kalau kopinya terlalu manis. Sekarang dia tidak peduli, karena yang dia pegang bukan kopi, melainkan mimpi buruk yang tak tahu harus disimpan di mana.

Malam tidak sedang membahas rokok dan kopi pahit. Malam hanya datang mengingatkan, ada hal-hal yang bahkan Tuhan pun malas selesaikan. Barangkali Tuhan pun lelah.

Si Laki-laki tidak ingat siapa yang lebih dulu menyerah. Mungkin cinta memang bukan badai yang berakhir dengan tangisan, hanya dengan diam yang abadi.

“Sudah tujuh tahun,” katanya. Tidak menatap siapa-siapa.

Si Perempuan mengangguk. Ia bisa saja mengoreksi bahwa sebenarnya baru enam tahun delapan bulan, tapi buat apa?

“Kalau cinta itu mahluk,” katanya, “Kau sudah membunuhnya berkali-kali.”

Si Laki-laki tertawa. Tak ada yang lucu. Ia hanya sudah terlalu lelah menghadapi keseriusan.

“Kalau aku pergi malam ini…” Si Perempuan membuka suara, lalu berhenti. “Kamu akan baik-baik saja?”

Si Laki-laki mengangkat bahu. “Entah. Cinta sekarang lebih terlihat seperti burung yang lupa caranya pulang.”

Si Perempuan berdiri. Tangannya gemetar. Ia mengambil jaket, tas penuh pakaian, dan semua yang tak bisa ditinggalkan oleh siapa pun yang pernah mencoba bertahan terlalu lama.

Di luar, malam mengendap seperti air bocor di dapur. Dingin, basah, dan sulit dijelaskan kenapa rasanya bisa sampai ke dada.

“Pergilah, cinta,” Si Laki-laki berkata. “Pergilah! Hari sudah malam. Ibumu memanggil menyuruhmu tidur.”

Pintu tertutup tanpa bunyi.

Di ruangan, hanya sisa asap dan dua cangkir kosong yang kini tidak akan pernah bertegur sapa, lagi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
KKPK Hari-Hari Akari
Mizan Publishing
Novel
Afterimage
Penulis N
Flash
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
IGN Indra
Flash
Matahari Terbit di Kelopak Mata Ibu
Rizki Mubarok
Novel
Titik Temu
Mentari
Novel
Gold
Hotelicious
Bentang Pustaka
Komik
Kembang Sepasang
Enthung
Skrip Film
AYY LOVE YOU
I | N
Skrip Film
Manzilah Cinta (Sebuah Skenario Film)
Imajinasiku
Skrip Film
Gajah Oling
Teguh Santoso
Skrip Film
Musim Semi dan Kisah yang Hilang dalam Mimpi
Arini Putri
Flash
Rangga
Affa Rain
Flash
Bronze
Telapak Tangan Ayah (Membicarakan Adam 16)
Silvarani
Novel
Bronze
Tentang Cika
Diah Puspita Sari
Novel
Bronze
JANGAN PERGI
ARAWINDA DL
Rekomendasi
Flash
Cinta Pergilah, Hari Sudah Malam
IGN Indra
Flash
KURSI ROTAN & SEPOTONG INGATAN
IGN Indra
Flash
PAJANGAN LEMARI KACA
IGN Indra
Cerpen
WADAH
IGN Indra
Novel
32 HAL TENTANG KAMU
IGN Indra
Novel
32 DETIK
IGN Indra
Cerpen
SATU HATI DUA CINTA
IGN Indra
Cerpen
WARISAN KETIGA
IGN Indra
Flash
HUJAN DI BALKON SEBELAH
IGN Indra
Flash
REBUSAN KOSONG
IGN Indra
Cerpen
LEIL FATTAYA
IGN Indra
Novel
THE TOXIC ASSET
IGN Indra
Cerpen
SEPERTI SALJU BULAN APRIL
IGN Indra
Novel
LANGIT KEDUA
IGN Indra
Flash
BAIT KEMANDANG MALAM PURWA
IGN Indra