Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Self Improvement
Mengeja Angka
0
Suka
6
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Biarkan pagi mengenalkan dunia pada bocah yang belajar mengeja angka-angka.

Zaki, anak lelaki kelas dua itu ditunjuk sang guru untuk membacakan jawaban dari pertanyaan nomor 7.

Ia berdiri menjawab, "81."

Lalu tawa mengikik terdengar dari teman-teman sekelasnya.

Dasar bodoh! Bodoh! Kata itu seperti bersiul, serupa peluru yang menyongsong. Hanya lebih bising.

Zaki memperhatikan wajah teman-temannya satu-persatu.

"Hey, bukumu terbalik!" ucap kawan sebangkunya yang tak sengaja melihat.

Terbalik? 6x6?

Kalau begitu benar jawabannya, 9x9 adalah 81!

Meski begitu ia tetap bodoh. Mengapa harus membuat dua sama dengan?

Bu guru Sri yang berdiri di depan kelas perlahan mulai berjalan mendekat ke mejanya.

"Kamu sengaja melakukannya?"

Zaki yang sudah kembali duduk, mengangkat kepalanya melihat sang guru.

"Saya ingin melihat hasil yang lain."

Pada akhirnya takut itu tak berdaya mengunci mulutnya. Meski ia masihlah seorang bocah, yang tak memiliki banyak keberanian.

Ada cahaya yang perlu dihidupkan. Dari mereka yang lupa menyalakannya.

Orang-orang yang terlalu enggan untuk berbeda. Terlalu takut untuk diasingkan. Sisi alami manusia yang normal sebagai makhluk sosial.

Karena itu, sering kali mereka turut pada apa yang ada. Sekalipun tepi jurang adalah akhirnya. Karena ekor akan remuk belakangan.

"Siapa yang memberitahumu tentang ini?" mata ibu Sri tampak menyelidik penasaran.

"Ibu saya...." 

Seperti tadi ia meneguk tawa-tawa yang menghantu, karena menjadi berbeda. Meski ngilu, toh, tidak membuatnya mati tercakar malu.

Ia hanya ingin melihat sisi yang lain, yang sering terlupakan, pun diabaikan. Yang tanpa disadari, bisa membuat orang lain salah paham bila mereka tak memahami. Seperti apa kata ibunya.

"Bu Guru, bolehkah saya melihat dari tempat yang lain?"

Ini bukan pelajaran bahasa. Ini ilmu pasti. Matematika. Tapi dengan sudut pandang yang berbeda, hasilnya bahkan bisa menjadi lain. Meski ada dua sama dengan.

Biarkan angin menggoyang ilalang.

Bu guru Sri tersenyum lembut.

"Kamu bahkan boleh menggambar dunia dengan hatimu."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Flash
Mengeja Angka
Chie Kudo
Novel
Bronze
JANDA & THE TABLE
glowedy
Flash
Dan Dia Adalah Aku
Ismail Ari
Cerpen
Bronze
Keluarga Ku Harta Karun Ku
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Aroma rezeki depan Mesjid
Bang Jay
Skrip Film
Segunting Ranting
Alya Nazira
Novel
Bronze
Love is (not) War
Aulia Fitrillia
Flash
Kesunyian mawar merah
sk_26
Cerpen
Neraka bagi Sang Munafik
Yovinus
Cerpen
Bronze
Memahami
Daud Farma
Flash
Sarang Tupai
Cléa Rivenhart
Flash
Di Balik Mata Pisces: "Ketika Mimpi Bertemu Realita"
Alya Nazira
Cerpen
Bronze
Mencari Jati Diri
Bang Jay
Novel
Heaven
Dwi nurbaiti
Flash
Noises Inside My Head
Steffi Adelin
Rekomendasi
Flash
Mengeja Angka
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Satu Paket Cinta yang Tak Pernah Kedaluwarsa
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Duo Wijaya
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Berbagi Ibu
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Permainan Kematian
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Love All ; The Tree You Lean Against
Chie Kudo
Flash
Diari SSRKJSM
Chie Kudo
Flash
Drama Korea vs Sinetron Indonesia
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Alexithymia
Chie Kudo
Flash
Maaf pada Bapak
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Anak Kidal
Chie Kudo
Skrip Film
Free!
Chie Kudo