Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kisah ini merupakan kisah cinta anak manusia. Diawali dengan datangnya seorang pria, bernama Isah. Di sampingnya berdiri kokoh rumah seorang perempuan. Si Perempuan, bernama asih, di atas kamarnya.
Si perempuan sering berada di jendela memerhatikan si pria. Si pria di bawah, samping tembok rumah si perempuan, kadang merasa kesulitan untuk melihat si perempuan, kadang merasa letih sendiri karena berusaha sampai akhirnya si perempuan kecewa tak melihat si pria.
Kadang mereka saling beratatapan tapi tidak berbicara. Si pria hanya menunggu di depan tembok karena takut masuk ke rumah. Si perempuan tidak berani menghampiri pria karena takut turun dari rumah.
Si pria berkata:
“Oh, perempuan. Mengapa engkau sangat menyukai di lantai atas?”
Si perempuan menjawab:
“Oh, pria. Karena di sini aku dapat melihat matahari terbit dan terbenam. Merasakan udara yang menyegarkan, dan hangat matahari.”
Si perempuan berkata:
“Oh, pria. Mengapa engkau terus menghalangi jalan di bawah sana? Apa kau sadar bahwa banyak pria-pria lain yang terhalang menuju tempat kerjanya?”
Si pria menjawab:
“Oh, perempuan. Sebab waktu sangatlah singkat, hanya jalanan ini yang dapat menyingkatkan waktu ke rumahmu. Sehingga aku bisa melihatmu.”
Suatu ketika si perempuan tidak berada di jendela. Si pria yang lama kelamaan curiga berusaha mencari cara mengetahui keberadaan si perempuan di ruangan atas.
Ia meratap, meminta tolong orang. Orang yang dimintai tolong itu memberi sebuah tangga kemudian pergi melanjuti urusan untuk bekerja.
Ia masuk ke jendela itu. Tidak ada perempuan itu. Hanya ruangan yang kosong tanpa kehidupan.[*]
Pembaca juga bisa men-support penulis melalui https://saweria.co/donnystwn