Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Orang orang apakah sadar akan pemilihan umum tak kasat mata?
Setiap orang menjual dan berusaha mewarnai dunia sebagaimana jiwa mereka.
Mereka mengusahakan perputaran tata kelola kehidupan sesuai keadaan menang kalah di dalam jiwanya.
Semuanya berkampanye, entah secara sadar atau tidak, entah secara penuh perhitungan atau mengikuti ego semata, entah secara sembunyi sembunyi atau terang terangan.
Dan semuanya juga punya tekad juga strategi yang dipikirkan.
Baik si bijaksana maupun si culas, si pelit dan si naif, si baik dan si jahat.
Semuanya sama, mereka berkampanye untuk pemilihan umum tak kasat mata.
Semuanya berusaha saling mempengaruhi satu sama lain demi mendominasi putaran arus kehidupan.
Mengapa??
Karena si jahat tidak akan bisa hidup tenang di dunia yang penuh kebaikan.
Karena si baik tidak pernah bisa tersenyum di dunia penuh kejahatan dan keburukan.
Karena si naif tidak akan merasa dimengerti di dunia penuh logika.
Karena si penuh logika tidak bisa mengasah bakat kecerdasannya di dunia penuh penerimaan yang stagnan.
Pun si cerdas dan hebat harus menelan getir penolakan dari orang orang bodoh yang tidak pernah bisa menjangkau akalnya.
Pun si penuh bakat akan merasa terasing di dunia yang penuh dengan orang orang yang lebih memilih menjadi pecundang dan mengasah akal akalan saja.
Begitupun si bodoh dan lemah itu akan merasa terancam pada getaran getaran yang dibawa oleh para revolusioner jaman.
Dan karena karena serta berbagai musabab di setiap sisi lainnya.
Yang berjalan karena dorongan yang sama.
"Hanya ingin bisa hidup sesuai jiwanya."
Maka semuanya sama, sama sama melakukan perang. Kadang menumpahkan kebijaksanaan, kadang menumpahkan penerimaan dan tak jarang malah menumpahkan darah.
Maka semuanya sama, ingin berjuang agar bisa hidup dengan tenang saja.
Itulah sebenarnya hakikat hidup di dunia dan hakikat para manusia.
Maka siapakah yang harus menang?
Maka siapakah yang seharusnya takut?
Maka siapakah yang seharusnya berani?
Maka siapakah yang seharusnya teguh berjalan berjalan bersama Sang Pemilik Bumi?
Maka siapakah yang seharusnya keras kepala tak mau mengalah sebelum menang dalam genggamannya berkobar lagi?
Maka siapakah yang harus berbenah dan mengalah? Apakah yang tinggi kebijaksanaannya atau yang tinggi dorongan binatang liar jiwanya?
Maka siapakah yang layak diberikan kemenangan?
Maka siapa, siapa yang layak nilai hidup dan cermin jiwanya diteguhkan sebagai cahaya dunia?
Maka tanyakan saja pada senua manusia di ujung peradaban.
Kira kira apa yang akan mereka putuskan? Apakah zaman akan ditarik maju menuju ilmu tinggi dan kebijaksanaan suci? Atau kehancuran total pada apa yang sudah para leluhurnya bangun ratusan zaman?
Sungguh tanyakan pada para umat di ujung peradaban, apakah yang mereka pilih dan putuskan untuk ditegakkan.
Maka suara terbanyak akan jadi pemenangnya sekaligus menjadi cara dunia berputar.
Entah kebaikan suci yang bersumber dari hati jernih dan pikiran yang tajam menganalisis kebijaksanaan. Sehingga kemakmuran dan ketenangan bisa memeluk siapa saja.
Atau....
Keburukan yang bersumber dari kebodohan dan ketidakberdayaan atau kelemahan sehingga binatang liar jiwa malah menjadikan pemilik raga serta sistem kehidupan menjadi gembalanya.
Entah, entahlah.
Tanyakan saja pada para manusia di ujung peradaban.