Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Bukkk. “Aww…” Alfred mengelus pantatnya yang menyentuh tanah. “Dasar kau–”
“Hai! Mau aku bantu berdiri?”
Alfred mengerutkan dahinya. Di hadapannya kini ada seorang gadis berambut merah kira-kira seumuran dengannya. Gadis itu tersenyum dan menawarkan bantuan tanpa merasa bersalah karena sudah menabraknya.
“Huh!” Alfred mendengkus. “Tidak perlu! Aku bisa berdiri sendiri!”
“Baiklah!”
Baru saja Alfred berdiri di kedua kakinya, gadis itu langsung meraih tangannya. “Ayo! Ikutlah denganku!”
Kontan, mata Alfred membulat sempurna. “Hei! Kau ingin mau membawaku ke mana?” Dia menjadi panik karena dibawa lari oleh sorang gadis yang baru saja ditemuinya. Bahkan dia tidak mengenalnya!
“Ke tempat tinggalku!” seru gadis itu dengan wajah berbinar. “Kau pasti akan menyukainya!”
“Menyukainya? Huh! Yang benar saja!” batin Alfred kesal.
Gadis itu membawanya ke dalam hutan. Sambil menggengam erat tangannya, dia terus masuk ke dalam hutan.
“Hei! Apa yang kita lakukan di dalam hutan?”
Gadis itu menoleh, “sudah kubilang, kan, aku mengajakmu ke tempat tinggalku!” Lalu, dia bersenandung.
“Apa kau sedang bernyanyi?” tanya Alfred, tapi gadis itu hanya menggeleng. “Apa yang sedang kau lakukan?”
“Ssssttt!” Gadis itu meletakkan telunjuk di depan bibirnya. “Aku sedang memberi tanda.”
“Memberi tanda? Pada siapa?”
Gadis itu tersenyum, “pada mereka...” Lalu, perlahan pohon-pohon di hutan bergerak mengikuti irama embusan angin yang datang dari segala arah. Ranting-rantingnya yang saling bergesekan membuat daun-daun berjatuhan seperti sedang menyambut musim gugur.
Alfred melihat sekelilingnya dengan ketakutan. “Apa yang terjadi?”
“Penghuni hutan sedang menyambut kita!” Gadis itu merentangkan kedua tangannya seakan memberikan isyarat pada Alfred untuk memperhatikan. “Inilah istana mereka!”
∞ ∞ ∞