Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kamu tahu apa bedanya perahu dan kapal pesiar?” tanya Ankara.
“Mm, ukurannya?” Sahara menebak. “Perahu, kan, ukurannya lebih kecil dari kapal pesiar.”
Ankara terkikih. “Hampir benar!” Dia menatap Sahara lalu merapatkan tubuhnya pada gadis itu. “Selain ukurannya, apa kamu tahu apa lagi perbedaannya?”
Sahara mengernyit dan wajahnya terlihat memberengut. “Tidak tahu. Memang apa lagi perbedaannya?”
Ankara menghela napas. Sejenak dia berpikir. Sejujurnya, dia juga tidak tahu apa perbedaan perahu dan kapal pesiar selain ukurannya. Tapi dia tahu satu hal, antara perahu dan kapal pesiar itu.
“Aku … juga tidak tahu apa lagi perbedaanya,” ujar Ankara, “tapi … aku ingin kamu tahu, perbedaan perahu dan kapal pesiar itu seperti perasaan aku kepada kamu.”
Sahara tertegun. Dia mencoba menangkap maksud dari kata-kata Ankara.
Perlahan Ankara mengenggam jemari mungil milik Sahara. Mencoba menghadirkan kehangatan dalam perasaan cinta yang tulus. Dia berharap tak perlu menjelaskan pada gadis itu, tapi sepertinya dia harus mengutarakan maksudnya.
“Ruang di hatiku itu seperti perahu, kecil dan hanya muat untuk kamu seorang. Tapi rasa cintaku padamu itu seperti kapal pesiar, sangat besar dan mewah.” Ankara melihat Sahara tersipu sambil mengulum senyum. “Sahara … maukah kamu mendayung cinta bersamaku? Kita menaiki perahu bersama menuju masa depan dan aku akan persembahkan kapal pesiar indah dalam bahtera rumah tangga kita?” lanjutnya sambil menatap lekat kedua manik indah milik gadis itu.
Embusan angin malam di tepi pantai seolah bernyanyi mengiringi perasaan indah yang tercipta antara mereka dan detik itu juga, Sahara menganggukan kepalanya.
∞ ∞ ∞