Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
MENDUNG TAK BERARTI HUJAN
0
Suka
13
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

 

Awan hitam bergumul menjadi satu, menyelimuti langit biru, menghalangi tugas matahari untuk menyinari bumi. Tak ada yang istimewa ketika mendung menyapa hari yang seharusnya cerah, seakan tak ingin makhluk hidup memulai kehidupannya dengan perasaan bahagia. Setidaknya, itulah yang kurasakan saat ini.

Belum habis keresahan yang kurasakan setelah melewati semua permasalahan kehidupan, lalu semesta seperti menambah beban resahku berkali-kali lipat. Oh Tuhan! Apa yang sedang ingin Kau perlihatkan kepadaku? Mengapa tak kunjung jua Kau meringankan segala bebanku? Lantas, Kau malah mengutus awan, langit dan matahari untuk membuatku semakin sendu?

Masih hangat dalam ingatanku bagaimana orang-orang yang kucintai dan kusayangi tak ada yang mendengarkanku, tak menghargaiku, bahkan merendahkanku. Mereka tak percaya kalau aku bisa dan mampu. Mereka semua tak peduli atau mungkin tak ada waktu bagi mereka untuk peduli padaku.

“Kamu tidak apa-apa, Nak?” tanya seorang Ibu paruh baya yang sedang duduk di sampingku.

Aku menatapnya dengan bingung. Apa begitu kelihatan di wajahku kalau aku penuh beban masalah? Kujawab pertanyaannya dengan kedua sudut bibirku sedikit menaik, memperlihatkan seutas senyum yang hampir tidak terlihat.

Ibu paruh baya itu menggenggam tangan kananku, lalu menepuk-nepuknya perlahan, “Kalau punya banyak beban masalah, ceritakanlah semua kepada Tuhan. Karena manusia tidak semuanya memiliki kemampuan untuk mendengarkan. Kemampuan manusia sangatlah terbatas. Tapi, tidak dengan Tuhan! Dia memiliki kemampuan yang tidak terbatas. Bukan hanya mampu mendengarkan, tapi Dia juga mampu untuk membantumu. Teruslah berkeluh kesah dan mengadu kepadaNya, Dia akan membantumu meringakan beban itu secara perlahan.”

Aku terenyuh mendengar ucapannya. Mataku mulai berkaca-kaca. Baru kuingat, tak pernah sekali pun aku mengadu dan berkeluh kesah kepadaNya, lantas aku hanya menggerutu.

Kubangkitkan diriku setelah mengucapkan terima kasih kepada Ibu paruh baya itu karena sudah memberikan nasihat yang menyentuh hatiku. Kemudian kuayunkan kakiku mencari Masjid terdekat yang bisa kutemui. Ya! Aku akan menceritakan semua masalahku kepadaNya.

 

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
MENDUNG TAK BERARTI HUJAN
Kimijuliaaa
Novel
Gold
Ada Pelangi di Balik Hujan
Mizan Publishing
Novel
Air Mata Bintang
kieva aulian
Novel
Bronze
Al Kamayel
Yuanita Faridatun Ni'mah
Novel
ALL ABOUT YUSUF
JWT Kingdom
Novel
Bronze
Istri yang Tak Dirindukan
Morina
Novel
Bronze
365 Hari Bersama Sahabat Nabi
Biru Tosca
Novel
Gold
Tafsir Al-Quran di Medsos: Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat Suci pada Era Media Sosial (REPUBLISH)
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
TENTANG MEREKA
JOSÉPH AL-IQBAL
Flash
Bronze
Menangkap Senyum
Ron Nee Soo
Novel
Gold
Jejak-Jejak Islam
Bentang Pustaka
Novel
KETIKA MALAIKAT MENANGIS
Rizal Azmi
Novel
Bronze
Mantan: Masih Ada Cahaya Di sana!
Imajinasiku
Novel
Tidak Ada Salju Di Sini
Aryasuta
Novel
Gold
Terapi Shalat Tahajud
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
MENDUNG TAK BERARTI HUJAN
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
NEGERI DI ATAS POHON
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
A GIRL WHO LOVE CAT
Kimijuliaaa
Flash
SUBUH
Kimijuliaaa
Flash
MENDAYUNG CINTA
Kimijuliaaa
Flash
MAHLIGAI CINTA
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
SURAT CINTA UNTUK RADINKA
Kimijuliaaa
Novel
Bronze
BACK TO HIGH SCHOOL
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
MY HEART IS OVER YOU
Kimijuliaaa
Flash
A PIECE OF LIFE ABOUT ME
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
ARABELLA
Kimijuliaaa
Flash
MENCINTAIMU, TANPA BATAS
Kimijuliaaa
Cerpen
Bronze
SEBELUM MENUTUP MATA
Kimijuliaaa
Novel
Bronze
Gallardina
Kimijuliaaa
Flash
UNGKAPAN RASA
Kimijuliaaa