Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Setelah melewati hutan, kami disambut pemandangan yang luar biasa luas.
Tanaman hijau mengalun seperti sedang menari dengan angin.
Untuk sesaat, dunia terasa damai.
Mataku menjadi sayu. Hati terasa tenang. Mungkin inilah surga.
Lalu... bau itu datang.
Bau anyir.
Tajam. Memekakkan hidung.
Seolah mencoba masuk ke paru-paru dan menggigit dari dalam.
Aku yakin si monyet juga mencium aroma itu.
Karena sejak keluar hutan... dia berdiri diam. Seperti membatu.
Bahkan matanya tak berkedip.
Seolah menyadari sesuatu yang tidak ingin dia sadari.
Yuki-onna mengendus.
Wajahnya dingin seperti biasa, tapi sedikit berkerut.
> "Dari situ," katanya setengah berbisik, menunjuk arah tanah.
Aku mengikuti arah telunjuknya...
Dan ya.
Dia — makhluk mirip monyet hidung kendur, namun tak kendur —
telah menginjak tai lagi.
Untuk ketiga kalinya hari ini.
Mungkin ini bukan misi pengusiran kabut.
Mungkin ini ziarah spiritual.
Dia...
telah diberkati oleh Dewa Tai.