Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
1025
1
Suka
46
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Terlihat jelas wajah pria itu lelah setelah seharian berkutat dengan dokumen yang menumpuk di meja kerjanya. Hamza, berjalan sedikit gontai menuju pintu unit apartemen miliknya, membawa beberapa berkas yang belum ia selesaikan untuk di selesaikan di rumah, sebab deadline yang semakin dekat. Mau tak mau, ia harus menyelesaikannya segera mungkin agar dirinya bisa beristirahat sementara tanpa memikirkan beban lainnya.

Terhitung satu bulan ia tinggal di unit apartemen miliknya ini. Masih tersisa kardus yang belum ia bereskan saking padatnya jadwal kerjanya, apalagi ia baru di pindah kerjakan saat kantor barunya sedang sibuk-sibuknya.

Ia menyalakan saklar lampu yang berada tepat di dekat pintu. Melepaskan sepatu yang habis di pakai ke rak sepatu yang sengaja ia letakkan di samping pintu untuk memudahkannya.

Ia melempar tas dan berkas yang ia bawa ke kasur bersamaan dengan tubuhnya yang ikut berbaring disana. Hamza begitu lelah sampai tidak ingin melakukan apapun lagi selain tidur.

Namun, ia urungkan niatnya dan memilih untuk mandi terlebih dahulu. Ia tidak bisa tidur jika badannya terasa lengkat dan gatal karena keringat. Ia harus menyelesaikannya dengan cepat.

Setelah memakai baju yang nyaman untuk ia tidur, Hamza meletakkan dengan benar tas dan berkas yang dia lempar ke kasur, ke meja di samping kanan kasurnya.

Dengan perasaan lega, ia membaringkan tubuhnya, memejamkan mata setelah memasang alarm di jam 4 pagi. Ingat, dia harus menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai itu sebelum masuk ke kantor.

Jam menunjukkan pukul 12 tengah malam. Hamza tertidur sekitar 10 menit yang lalu. Namun, ia merasa tidurnya terganggu oleh suara ketukan.

TUK!!

TUK!!

TUK!!

Jelas sekali suara itu terdengar seperti langkah kaki. Suara itu terus terdengar tanpa ada jeda. Seperti disengaja langkah itu mondar mandir di depan unit apartemen milik Hamza.

Hamza hanya membatin, berbicara pada pikirannya yang merasa kesal karena suara langkah itu mengganggu tidurnya. Ia mencoba untuk mengabaikannya. Tetapi, lama kelamaan suara langkah itu terdengar lebih keras, berulang kali.

Hamza terpaksa bangun. Dengan perasaan kesal ia berjalan cepat ke depan pintu, memeriksa keadaan di luar.

Ia buka pintunya. Ia melihat keluar dan tidak ada apa-apa. Hamza tidak menemukan siapapun kecuali lorong yang sepi dan gelap. Aneh, jelas-jelas ia mendengar suara langkah kaki seseorang mondar mandir di depan unitnya. Apa ia salah dengar.

Hamza menutup kembali pintunya, cukup keheranan. Ia bersungguh, jika ia tidak salah dengar atau cuma efek kelelahan. Tidak.

Ia kembali berbaring dan memejamkan mata karena waktu terus berjalan, jika ia tidak segera tidur, dipastikan ia akan mengantuk dan tidak fokus saat bekerja.

TUK!!

TUK!!

TUK!!

Rasa kantuk yang ia rasakan seketika menghilang digantikan oleh rasa takut. Suara langkah itu kembali lagi. Terdengar sangat jelas di telinganya.

Langkah kaki itu, terdengar sedang berjalan di depan pintu kamarnya.

Hamza menaikkan selimutnya sampai keatas, mengeratkan pegangannya pada selimut. Sekarang ia meyakinkan dirinya, jika itu hanya halusinasi karena dirinya yang kelelahan.

Hamza memejamkan matanya erat dan menulikan pendengarannya sembari membaca doa dalam hati.

Tiba-tiba ada yang berbisik,

'apa kamu takut?'

Ia mendengar suara wanita berbicara di dalam kepalanya. Pikirannya jadi tak karuan. Jantungnya berdetak lebih kencang tidak seperti biasanya.

Hamza tetap menutup matanya erat tidak ingin membuka mata. Ia takut. Takut akan bayangan yang muncul di pikirannya menjadi nyata. Ia singkirkan perasaan jelek itu, lanjut merapalkan doa.

Hawa di sekitarnya menjadi lebih dingin. Ia yakin tidak menyalakan pendingin ruangan karena ini masih musim hujan.

Ia hanya bisa terdiam, tidak berani menggerakkan badannya. Punggungnya panas dingin.

Selimut yang awalnya menutupi wajahnya sekarang di tarik perlahan dari arah kaki Hamza. Ada tangan dingin memegang kedua kakinya. Ia semakin tidak bisa bergerak. Merasa sedikit sesak.

Lalu, ia mulai merasakan di wajahnya ada sesuatu menjalar membungkus wajahnya.

Ingin berteriak meminta tolong, namun Hamza tak bisa. Tidak ada seorangpun yang akan pergi menolongnya, meski ia sudah berteriak sekencang mungkin.

Rambut yang membungkus wajahnya menjalar lagi di badannya dan Hamza mendengar suara bisikan kembali.

'apa kamu semakin takut?'

Setelah wanita itu mengucapkannya, gangguan di badannya menghilang.

Itu cukup aneh. Tidak mungkin ia pergi begitu saja. Pasti wanita itu masih ada disekitar kamarnya, entah dimana itu.

Hamza ingin membuka matanya, tetapi ia ragu. Ia terlalu takut. Pikirannya kacau.

Ia masih merapalkan doa. Sudah terlewat kurang lebih 5 menit ia diam. Akhirnya ia beranikan diri untuk membuka mata sekadar memastikan.

Perlahan ia membuka mata.

Waktu ia melihat ke atas. Hamza bisa melihat sosok wanita berambut panjang menempel di langit-langit kamarnya, lalu merangkak cepat ke arah Hamza.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
1025
Egi
Novel
Bronze
DAYU 1983
Nuraini Mastura
Cerpen
Bronze
Penelitian di Dimensi Lain
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Ada yang Aneh di Rumah Itu
Farchah Ba'dal Chazani
Novel
Gold
The Boy Who Drew Monsters
Mizan Publishing
Skrip Film
Bukit Kulon
Andika Ramadhan
Cerpen
Bronze
Kejadian Mistis Pada Pohon Dekat Masjid
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Koma Karmila
Herman Sim
Flash
Bronze
The Ghost
mahes.varaa
Cerpen
Bronze
Mana Paket Saya?
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Hampir Disetubuhi Dalam Mimpi
Nila Kresna
Cerpen
Dua Orang Penggali Tanah
Ega Pratama
Rekomendasi
Flash
1025
Egi
Cerpen
Telepon
Egi