Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Wacana Tanpa Akhir
Di sebuah warung kopi langganan, tiga sahabat, Eagle, Falcon, dan Hawk, kembali berkumpul. Seperti biasa, obrolan mereka cepat saja meluncur ke topik favorit: rencana touring!
"Bro, gimana kalau minggu depan kita gas ke Puncak?" usul Eagle sambil menyeruput kopi.
"Wah, seru tuh! …mmmhh... motor gua kayaknya belum diservis, bro," balas Falcon sambil menggaruk kepala.
Hawk mengangguk-angguk sok serius. "Iya, gua juga harus beli jaket baru dulu. Kalo dingin bisa masuk angin."
Rencana itu pun tertunda.
Seminggu kemudian, di tempat yang sama, semangat mereka kembali membara.
"Eh, daripada ke Puncak, kita sekalian aja ke pantai selatan! Camping di tepi laut, seru banget pasti," kata Hawk berapi-api.
"Setuju!" sahut Eagle sambil menggebu.
"Kayaknya... ban motor gua udah botak nih, ngeri kalo hujan," potong Falcon.
Begitu lagi.
Bulan pertama berlalu, hanya penuh wacana.
Masuk bulan kedua, mereka upgrade rencana.
"Kita touring lintas provinsi aja sekalian! Target: minimal 1000 kilometer!" seru Falcon penuh semangat.
"Gaspol!" kata Eagle, penuh tekad.
"Mantap itu… gua mesti ngumpulin cuti dulu nih," tambah Hawk sambil cek kalender di HP-nya.
Wacana itu pun menguap... seperti asap rokok di warung kopi.
Masuk bulan ketiga, mereka makin kreatif.
"Apa kita sekalian aja ke luar negeri, bro? Touring Malaysia, Thailand... wah gila sih," khayal Eagle sambil matanya menerawang.
"Setuju, bro! sepertinya... paspor gua mati," kata Hawk sambil ngakak.
Falcon ikut ketawa. "Gua belum ada duit juga buat tiket ferry ke sana."
Akhirnya, setelah tiga bulan penuh rencana-rencana indah yang tidak pernah jadi, mereka sadar:
Yang sebenarnya mereka sukai bukan perjalanannya.
Tetapi … wacananya.
Ngobrol panjang, ketawa-ketawa, ngeteh dan ngopi sambil merencanakan petualangan yang entah kapan akan terlaksana, itulah touring mereka yang sebenarnya.
Akhirnya malam itu, sambil menutup obrolan, Eagle berucap,
"Bro, minggu depan kita rencanain lagi ya. Kali ini beneran!"
Semua tertawa. Karena mereka tahu: wacana itulah perjalanan mereka yang sejati.