Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
A Rose and A Bride
3
Suka
5,269
Dibaca

Hujan telah menjadi bagian sakral dalam setiap tulisan. Seakan jutaan tetesnya mengandung kisah abadi yang diuraikan kembali. Sendu yang dibawanya bersama euforia memeluk erat manusia-manusia yang merasa kesepian dan kehilangan. Kisah hujan selalu menarik perhatian. Ketika aku berkata "hujan" pastilah kalian akan tersenyum atau mungkin memberengut dan berdecak pelan. Pastilah terbersit di benak kalian tentang kenangan, kisah hujan versi kalian. Tapi saat ini, izinkan aku bercerita tentang kisah di tengah hujan milikku. Suatu kisah yang sedikit membuatku pilu, akan tetapi tetap berkesan adanya.

Kisah itu bermula saat aku melihat sosok pengantin yang menari patah-patah seperti boneka marionet di malam pernikahannya. Di tengah hujan, dengan gaun basah kuyup, ia terus saja menarikan tarian itu, sendirian. Dengan tubuhnya yang sudah seperti bunga kuncup yang telah layu tanpa pernah mekar, ia bersimpuh tak berdaya. Ia menyerah melanjutkan tariannya. Tarian itu ... tarian kesedihan atas kehilangan.

Mungkin saja wanita itu lebih cantik darinya, mungkin saja bibir wanita itu lebih manis darinya, racaunya. Ia mengaku melepaskan pria yang ia cintai.

Tidakkah wanita itu berjuang lebih keras untuk cintanya? Jangan menyerah! Seakan mendengar gejolak batinku, ia menatapku. Riasannya sudah luruh disapu hujan, mungkin juga cintanya yang kian hilang dihujam air langit itu atau malah tambah subur dengan tumbuh menyakitkan di dasar hatinya.

Apalah artinya berusaha demi orang yang picik? Apalah artinya bercerita demi orang yang tuli? Apalah artinya berjuang, sedang yang diperjuangkan menutup hati? Tidakkah ia pantas menerima segala perjuangan ini? Padahal sudah tersurat bahwa aku mencintainya mati-matian sedang ia mencintaiku hanya seringan awan.

Pilu mendengar hatinya berbicara, tapi tetap saja aku tak sependapat dengannya. Yang kutahu hanya berjuang untuk bisa mendapatkan apa yang aku mau. Namun hal itu berubah ketika melihatmu tengah mengecup kelopak mawar lain.

Apakah mawar itu lebih ranum dariku? Apakah aromanya lebih semerbak daripadaku? Dalam derasnya hujan malam itu, aku membeku. Dalam dinginnya angin yang menusuk tangkaiku, aku setuju pada pengantin itu. Perlahan kelopak ku mulai layu. Tak mampu lagi menampung hujan yang terasa menyakitkan. Sedangkan mawar yang beruntung itu, kamu bawa masuk ke kediamanmu. Meninggalkan aku ... yang mungkin akan mati esok hari.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Meskipun ini Hari-Hari yang Terasa Hampa
RoomOfCreation
Skrip Film
Jobless (Script Flm)
Writer In Box
Skrip Film
Kesempatan dan Dana Umum
Adiba
Skrip Film
SEGITIGA PARIS
Arini Suryokusumo
Flash
Ragu Semesta
Safiraline
Flash
Satu Pagi di CGK
annastasia
Flash
A Rose and A Bride
Lail Arahma
Cerpen
Bronze
Penyakit Aneh (Dusta Seorang Ayah)
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Babi Ngepet
Foggy FF
Novel
Gold
Super Bunda
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Jadikan Aku Islam ~Novel~
Herman Sim
Novel
My Happy Ending
Nisa Fitria Zahra
Skrip Film
(Script Film) The Sun, The Moon, and The Truth
Aisya Nurramadhani
Skrip Film
NEAR (script)
Dheajeng Novida
Skrip Film
PANTI (SCRIPT)
Ceko Spy
Rekomendasi
Flash
A Rose and A Bride
Lail Arahma
Flash
Perspectives on Love
Lail Arahma
Flash
Sebuah Bayangan Mengusikku (surat 1)
Lail Arahma
Cerpen
The Supposer
Lail Arahma
Cerpen
Armaghan Knight and The Fertility Goddess
Lail Arahma
Cerpen
Kisah Kancing Nenek
Lail Arahma
Cerpen
I'd Be a Fool Not to Love You
Lail Arahma
Cerpen
Oiran and The Summer Crow
Lail Arahma
Cerpen
Ruang Temu
Lail Arahma
Flash
Bahagia Bukan Hanya Soal Rasa (surat 2)
Lail Arahma
Cerpen
Cara Teraman Mencintaimu
Lail Arahma
Flash
Dreamcore Room
Lail Arahma
Flash
In His Memories
Lail Arahma
Flash
Karma Datang sebagai Sebuah Hukuman (surat 3)
Lail Arahma