Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
A Rose and A Bride
3
Suka
2,960
Dibaca

Hujan telah menjadi bagian sakral dalam setiap tulisan. Seakan jutaan tetesnya mengandung kisah abadi yang diuraikan kembali. Sendu yang dibawanya bersama euforia memeluk erat manusia-manusia yang merasa kesepian dan kehilangan. Kisah hujan selalu menarik perhatian. Ketika aku berkata "hujan" pastilah kalian akan tersenyum atau mungkin memberengut dan berdecak pelan. Pastilah terbersit di benak kalian tentang kenangan, kisah hujan versi kalian. Tapi saat ini, izinkan aku bercerita tentang kisah di tengah hujan milikku. Suatu kisah yang sedikit membuatku pilu, akan tetapi tetap berkesan adanya.

Kisah itu bermula saat aku melihat sosok pengantin yang menari patah-patah seperti boneka marionet di malam pernikahannya. Di tengah hujan, dengan gaun basah kuyup, ia terus saja menarikan tarian itu, sendirian. Dengan tubuhnya yang sudah seperti bunga kuncup yang telah layu tanpa pernah mekar, ia bersimpuh tak berdaya. Ia menyerah melanjutkan tariannya. Tarian itu ... tarian kesedihan atas kehilangan.

Mungkin saja wanita itu lebih cantik darinya, mungkin saja bibir wanita itu lebih manis darinya, racaunya. Ia mengaku melepaskan pria yang ia cintai.

Tidakkah wanita itu berjuang lebih keras untuk cintanya? Jangan menyerah! Seakan mendengar gejolak batinku, ia menatapku. Riasannya sudah luruh disapu hujan, mungkin juga cintanya yang kian hilang dihujam air langit itu atau malah tambah subur dengan tumbuh menyakitkan di dasar hatinya.

Apalah artinya berusaha demi orang yang picik? Apalah artinya bercerita demi orang yang tuli? Apalah artinya berjuang, sedang yang diperjuangkan menutup hati? Tidakkah ia pantas menerima segala perjuangan ini? Padahal sudah tersurat bahwa aku mencintainya mati-matian sedang ia mencintaiku hanya seringan awan.

Pilu mendengar hatinya berbicara, tapi tetap saja aku tak sependapat dengannya. Yang kutahu hanya berjuang untuk bisa mendapatkan apa yang aku mau. Namun hal itu berubah ketika melihatmu tengah mengecup kelopak mawar lain.

Apakah mawar itu lebih ranum dariku? Apakah aromanya lebih semerbak daripadaku? Dalam derasnya hujan malam itu, aku membeku. Dalam dinginnya angin yang menusuk tangkaiku, aku setuju pada pengantin itu. Perlahan kelopak ku mulai layu. Tak mampu lagi menampung hujan yang terasa menyakitkan. Sedangkan mawar yang beruntung itu, kamu bawa masuk ke kediamanmu. Meninggalkan aku ... yang mungkin akan mati esok hari.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
A Rose and A Bride
Lail Arahma
Novel
Bronze
Dia Tentang Cinta
febriani nuraizah
Novel
Gold
Perjalanan Rasa
Bentang Pustaka
Skrip Film
Cinta Sampai Mati
Nakshatra B.
Novel
Bronze
Tentangmu Ibu
Rosidawati
Novel
Gold
Snow White Merebut Kembali Kerajaan Kaspar
Bentang Pustaka
Skrip Film
Short Film Script Volume III
Yorandy Milan Soraga
Novel
Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu)
Ruang Kenangan
Flash
AYAH PULANG!
Alviona Himayatunisa
Flash
Bronze
sepatu untuk adik
susi purwaningsih
Skrip Film
UNDERCOVER (Kembalinya Pendekar Suling Emas Part 1)
Lyinspi
Cerpen
Kesuksesan Anak Pertama
cia
Cerpen
Ciuman Pertama Candy Dicuri
Hary Silvia
Cerpen
Bronze
KUBURAN DAN SEBUAH TAS BRANDED
Sevi R fardani
Novel
Gold
Alang
Republika Penerbit
Rekomendasi
Flash
A Rose and A Bride
Lail Arahma
Cerpen
Armaghan Knight and The Fertility Goddess
Lail Arahma
Flash
Sebuah Bayangan Mengusikku (surat 1)
Lail Arahma
Cerpen
Kisah Kancing Nenek
Lail Arahma
Flash
Dreamcore Room
Lail Arahma
Flash
Perspectives on Love
Lail Arahma
Cerpen
I'd Be a Fool Not to Love You
Lail Arahma
Cerpen
Oiran and The Summer Crow
Lail Arahma
Cerpen
The Supposer
Lail Arahma
Cerpen
Ruang Temu
Lail Arahma
Flash
Bahagia Bukan Hanya Soal Rasa (surat 2)
Lail Arahma
Flash
In His Memories
Lail Arahma
Cerpen
Cara Teraman Mencintaimu
Lail Arahma
Flash
Karma Datang sebagai Sebuah Hukuman (surat 3)
Lail Arahma