Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hai, itu adalah kata yang selalu kudengar disetiap perjumpaan kita. Dirimu melemparkan senyum yang indah membuat jantungku berdegup kencang. Terpana, itulah yang selalu terjadi disaat diriku berjumpa dengan dirimu. Bak bidadari yang turun dari langit menghampiri seorang pria lusuh yang ada di bumi. Mata sang pria tidak pernah luput untuk selalu memandangi pancaran aura kecantikan wanita yang memarik hatinya.
"Sungguh aku terpukau dengan kehadiran dirimu" ucap sang pria dalam hati.
Dari satu kata "hai" menjadi pembuka obrolan demi obrolan terlontar dari mulut ke mulut diantara mereka berdua. Aku tidak pernah bosan mendengarkan setiap ceritamu, kata demi kata yang kau ucapkan seperti sebuah lantunan lagu yang kudengar dan kuhayati.
Disetiap pertemuan yang terjadi, aku merasa bahagia. Selalu pulang dengan membawa senyuman sumringah yang tiada henti. Betapa aku selalu mengucap syukur telah menemui dirimu.
"Terima kasih, terima kasih banyak telah mau berjumpa denganku" gumam sang pria dengan hati gembira.
Aku tidak tahu lagi akan mengucapkan syukur seperti apalagi yang harus terucap dari mulutku ini.
Dari setiap perjumpaan yang telah terjadi, diriku selalu mengakhiri dengan sampai jumpa lagi dilain waktu. Semoga kita bisa bertemu kembali secepatnya. Tidak tahukah kamu, jika diriku merasa rindu untuk bertemu lagi denganmu?
Sampai jumpa, seperti bom waktu bagiku. Memperkirakan kapan akan berjumpa lagi dengan dirimu. Berkhayal seperti sebuah dongeng seorang pria yang selalu menanti sang bidadari yang turun dari langit untuk turun ke bumi. Merasa cemas apakah akan bisa lagi untuk berjumpa, mendengarkan, menikmati pandanganku akan senyum dan gelak tawamu.
Tapi itu semua menjadi buyar. Semua rasa bahagiaku, senangnya diriku akan kehadiranmu menjadi sebuah petaka yang telah kuprediksi. Intuisiku yang sangat kuat merasa sudah saatnya untuk berpamitan dengan dirimu.
Pamit, aku pamit dari dirimu. Aku sudah siap untuk menarik diri darimu. Berpisah tanpa mengucapkan sepatah kata. Aku akan menghilang seperti semuanya tidak pernah terjadi. Menjadi angin yang tak kasat mata yang selalu memberikan tiupan angin sejuk disaat dirimu merasakan gerah akan kehidupanmu. Tidak bisa kau lihat, tapi pernah kau rasakan kehadiranku.
"Hai, apa kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja."
"Terima kasih, terima kasih sudah pernah singgah dihidupku."
"Sampai jumpa, semoga kita berjumpa kembali dengan kehidupan yang sama-sama telah bahagia."
"Pamit, aku akan menghilang dari dirimu. Tidak akan kuucapkan, tapi cukup dengan meniadakan kehadiranku dalam kehidupanmu."
Semoga dirimu akan baik-baik saja.