Lost and found.

Or both found and lost at the same time?

Bagian-bagian yang telah hilang, ditemukan kembali dalam sebuah genggaman tangan. Selalu mengajak ke sana, kemari, tempat-tempat menyenangkan, tawa menggema bersama. Waktu-waktu dihabiskan seakan-akan tak pernah ada bosannya, dan selalu berlalu tanpa terasa.

Sebuah tawa begitu menyenangkan setelah begitu lamanya tak terdengar. Tawa yang memang seharusnya pantas untuk didapatkan. Seperti halnya bagaimana manusia hidup. Kebahagiaan, bahkan oleh hal-hal kecil. Selamanya bersama, segala hal terasa seperti kembang api bersahut-sahutan dalam sebuah pesta besar.

Namun, segala hal selalu ada harganya.

Kebahagiaan, terkadang perlu dibayar dengan sebuah kebahagiaan yang hilang pula.

Saat semesta memberikan batas.

Dinding yang tak akan bisa ditembus oleh siapa pun.

Kenyataan yang perlu diakui.

Bahwa genggaman tangan itu bukanlah sesuatu yang dapat menjadi lebih daripada itu. Bahwa tawa yang selalu dihabiskan bersama, bukan berarti apa-apa selain kebahagiaan sesaat. Bahwa ayunan yang bergerak ke depan dan belakang saat seseorang duduk di atas sambil tertawa riang, akan berhenti cepat atau lambat.

Andai saja… bintang-bintang di langit, takdir manusia, adalah sesuatu yang dapat ditentang.

Mungkin saja, tak akan pernah ada air mata di sela seluruh kenangan yang berkilauan seakan-akan bunga sakura bermekaran dan rumput-rumput lembut di tengah udara hangat tak akan pernah ditinggalkan oleh musim semi.

Oh, andai, semuanya bukanlah sekadar andai.

Seharusnya, kita bisa selalu tertawa bersama.

Seharusnya… segala perasaan ini tersampaikan.