Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Whua! Ulat!
Kasiran berlari, terus berlari menembus gang kecil yang jarak antarpintu yang berhadapan hanya semeter kurang, memanjang hingga berujung ke jalan kecil yang padat.
Kasiran masih terus berlari. Serasa seluruh rambut baik yang tebal ataupun yang halus, yang tumbuh di tubuhnya berdiri semua.
Kasiran bisa dengan gagah berani mengancam pengutang yang tak juga melunasi utang pada bos rentenirnya. Kasiran juga sering menggebrak meja para penyewa trotoar di jalan pasar saat ia menagihkan uang sewa pada juragannya.
Tapi Kasiran tak tahan terhadap ulat. Ulat bulu berwarna hitam ginuk-ginuk menggelikan.
Kasiran terus berlari. Sesekali ia menoleh ke belakang. Langkahnya semakin cepat.
Whua! Tahu begini, ia tidak akan mengganggu Septi! Tidak akan dia menyergap Septi, si penyanyi dangdut itu, sepulang dia manggung, dan lalu diseretnya ke kebon pisang pinggir kampung!
Mana dia tahu, kalau dari dalam tubuh Septi bisa keluar ulat bulu? Ulat bulu nggilani yang kini mengejarnya.
Masih terbayang di matanya, bagaimana ulat-ulat bulu kecil satu per satu keluar dari semua lubang yang ada di tubuh Septi. Bahkan lubang yang sekiranya hendak dimasukinya.
Seluruh rambut halus dan bulu-bulu tubuh Kasiran makin meremang.
Ia menoleh ke belakang.
Ulat-ulat bulu itu semakin dekat, dan semakin dekat.