Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Senja di Batas Kota
6
Suka
10,844
Dibaca

Kata orang, jangan sekali-kali kau merindukan cinta yang tidak ditakdirkan untukmu. Namun, aku tak pernah menghiraukannya. Sudah tak terhitung berapa jumlah doa-doa yang meluncur dari bibirku untuknya. Lelaki bermata bulat, kesayanganku.

Kami bertemu di ujung senja di batas kota Yogyakarta. Tanganku memegang secarik kartu nama bertuliskan kantor pengacara kondang di sana. Aku membutuhkan bantuannya untuk mengurus masalah yang membelit hidupku. Saat hendak melangkah ke tengah jalan, lelaki itu menarik lenganku dan memelukku erat.

"Kau tak apa?" tanyanya khawatir. Aku bisa merasakan degup jantungnya yang berdetak cepat, pun milikku.

"Baik. Sangat baik, Mas. Terima kasih," ucapku. Tangan kami masih saling memeluk seolah kami memang ditakdirkan bersama.

"Kau hampir terserempet karena melamun." Barulah kusadari ketololanku hari itu. Bukan pengacara yang kemudian kutemui tetapi lelaki itu. Kami duduk di sebuah kafe penuh bunga di dekat batas kota, menikmati lalu lalang dan menyesap harum aroma karya barista selama satu jam. Namun, setelahnya kami rutin bertemu setiap akhir pekan, menjadi setiap hari hingga setahun kemudian. Jantungku kembali berdegup karena berdebar. Sesuatu yang sudah membeku sekian lama.

Kukira semua akan mulus tanpa halangan berarti, tetapi aku salah. Aku lupa bahwa lelaki itu datang terlambat di hidupku, menyapaku pada waktu dan tempat yang salah.

Suamiku menemukan kami berduaan di dalam kamar, saling berpagut mesra dan dia mendakwaku melakukan perzinahan. Aku lupa, kalau berkas perceraianku belum sampai di tangan pengacara, sementara lelaki itu sudah bebas berlabuh dalam pelukan wanitanya.

Aku lupa, tanpa ketukan palu hakim, bekunya hati dan sepinya kehidupanku tanpanya dulu selama satu setengah tahun tak akan bermakna apa-apa.

Lelakiku meninggalkanku setelahnya. Kuhubungi dia tanpa jeda tetapi dia menjauhkanku tanpa kata-kata.

Bintang memang tak berpihak kepadaku, debur ombak di lautan juga menghakimiku. Meskipun sekarang aku tak lagi merindukan cinta atasnya, tetapi lisanku sudah terbiasa mengucapkan doa kebahagiaan untuknya, lelakiku, cinta lamaku yang akhirnya bisa kulihat kembali setelah lima tahun berlalu. Dia, akan duduk bersanding dengan adikku di atas pelaminan yang lama kami dendangkan saat senja-senja kami dulu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Perempuan Ilalang
Mira Pasolong
Flash
Senja di Batas Kota
Mambaul Athiyah
Novel
ANTHOLOGY
velaaa
Novel
Jejak Semesta Kairo
Mare Jun
Novel
DARMA INDAH
Aditya Maulana Yusuf
Novel
Bronze
Rindu Yang Tak Terlihat ~Novel~
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Darrasah Tiga Warna
Daud Farma
Novel
Gold
KKPK Hari-Hari Akari
Mizan Publishing
Novel
Maafkan, Nayla Bu
Sriwahhh
Flash
Perkara HP
Mery Nurfa Dilla
Cerpen
Bronze
SEINDAH TAJ MAHAL
Iman Siputra
Flash
Pertemuan Keluarga
Singkat Cerita
Cerpen
Bronze
PERAWAN
Iman Siputra
Novel
PRESISI
i_naaff
Flash
Bronze
Tas Papa
Sulistiyo Suparno
Rekomendasi
Flash
Senja di Batas Kota
Mambaul Athiyah
Flash
Benalu
Mambaul Athiyah
Novel
Secangkir Teh Kedai Riana
Mambaul Athiyah
Novel
Miss Lupa
Mambaul Athiyah
Cerpen
Kamu Sudah Dicus
Mambaul Athiyah
Novel
Cinta 9 Malam
Mambaul Athiyah
Skrip Film
Oops! Salah TestPack
Mambaul Athiyah
Novel
Resep Cinta Noni Kaca
Mambaul Athiyah
Novel
Omah Jamu Bu Juk
Mambaul Athiyah
Novel
Bukan Mandul
Mambaul Athiyah
Novel
Sewa Ayahku, Yuk
Mambaul Athiyah
Novel
Dokter Miana
Mambaul Athiyah
Novel
Tok Tok di atas Genteng
Mambaul Athiyah