Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Sandekala
0
Suka
1,082
Dibaca

Aku melihat ada yang berjalan ke arahku. Langkahnya samar, menyatu dalam guratan malam. Akan tetapi, derap kakinya seakan mengetuk bumi—menggetarkan lantai yang kupijak. Sosoknya—entah apa—semakin membesar tanpa memperjelas rupa.

Bukkk! Tiba-tiba ibuku menarik kedua daun jendela dan merapatkannya dengan tergesa. "Ambu kan udah sering bilang jangan pernah membuka jendela pas mau maghrib, apalagi setelahnya," ujarnya, memakiku dengan suara terjaga meski terdengar bergidik.

"Aaa... aku cuma buka sebentar," sahutku, terkejut dan tersulut emosi. "Dari dulu Ambu selalu melarang, tetapi tidak pernah mengurai alasannya secara jelas."

Aku sekadar ingin tahu: apa yang sebenarnya tersembunyi dari balik pantangan itu. Selama lebih dari dua puluh tahun aku merasa hidup berselimut temaram ditemani dongeng tak berujung yang hanya berani berbisik tentang gelap. Salahkah jika sekarang aku menggugat gulita yang diwariskan diam-diam oleh desa ini dari generasi ke generasi?

Ambu menatapku lama. Pandangannya tampak berat, seakan menyimpan luka dan cerita yang tak bisa dibagikan.

Lalu, ia menarikku menjauh dari tepi jendela. Seketika itu juga, ketukan kasar berkobar bak bara yang meledak di dinding. Gaungnya mengguncang seisi rumah.

"Ambil balok. Cepat!" perintah Ambu.

Aku bergegas—membantu Ambu melintangkan kayu panjang di jendela. Auman keras meronta-ronta dari luar. Napasku pun diburu rasa penasaran dan takut.

Ambu kemudian memejamkan mata. Mulutnya komat-kamit, terhantar kalut. Rautnya seolah berbicara bahwa yang tengah terjadi bukanlah perkara biasa dan pernah ia alami sebelumnya.

Aku ingin bertanya kepadanya. Namun, kata-kataku mengendap, tercekam oleh ketegangan yang taksa.

*Versi lebih panjang (cerpen) tengah dipersiapkan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Sandekala
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Flash
MAHLUK ANEH
Reiga Sanskara
Cerpen
SMILE
IS KUN
Novel
Bronze
Deso pager lawang
Ciplukzz
Cerpen
Malam Bersiul di Pesantren
Riverside Village
Cerpen
Pengajian
Amelia Purnomo
Cerpen
Bronze
Insomnia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Mencium Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tumbal Keempat
Arjun
Flash
Bronze
Pemakaman Jhon Mortonson karya Ambrosr Bierce penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Flash
Ketukan
Trippleju
Flash
Bronze
Jangan Lihat Ke Belakang
Nisa
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Den Haag
Mizan Publishing
Novel
Bertolak belakang akal
Ade Wahyudi Sihombing
Rekomendasi
Flash
Sandekala
Jasma Ryadi
Flash
Aku dan Sebatang Rokok di Tangannya
Jasma Ryadi
Flash
Sisa Rindu
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Simetris
Jasma Ryadi
Flash
Mengapa Harus Ada Cinta dalam Pernikahan
Jasma Ryadi
Flash
Semangkuk Bakso
Jasma Ryadi
Flash
Maaf, Aku Lelah
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Punggung yang Patah
Jasma Ryadi
Flash
Sisa Siang
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Anita dan Penghuni Lain
Jasma Ryadi
Flash
Bagaimana Jika Aku Tidak Menikah?
Jasma Ryadi
Flash
Jejak
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Mereka Bilang Aku Durhaka
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Andai Ayah Tak Begitu
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Orang yang Sama
Jasma Ryadi