Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Kembalikan
2
Suka
919
Dibaca

“Aimar, cepat lari! Truk itu nggak bakal berhenti!” teriak seseorang dari kejauhan, memecah kesunyian Lapangan Tanah, lapangan sederhana dengan papan tua bertuliskan nama yang sudah pudar. Aimar, pemuda 17 tahun, terpaku di tengah lapangan, masih mengenakan jersey Qatar Airways kesayangannya—hadiah dari kakaknya, Atep, yang bekerja di luar negeri. Ia adalah anak pendiam, tapi matanya penuh api. Ia bermimpi jadi pemain profesional, meski teman-temannya lebih suka menghabiskan waktu di warnet.

Sore, tanggal 27 September 1994, seperti yang tertera di foto kenangannya, Aimar menemukan bola tua di semak-semak dekat lapangan. Bolanya usang, kulitnya mengelupas, tapi anehnya terasa hidup. Ketika Aimar menendangnya, tendangannya melesat sempurna, seolah ada kekuatan yang membantunya. Aimar terus berlatih dengan bola itu, dan dalam hitungan minggu, ia terpilih masuk tim lokal berkat kemampuan luar biasanya. Tapi sejak saat itu, ia sering mendengar bisikan aneh di lapangan, terutama saat senja: “Kembalikan… atau kau akan kehilangan segalanya.”

Namun, malam sebelum pertandingan besar, Aimar bermimpi tentang seorang anak laki-laki kecil yang tewas tertabrak truk di dekat lapangan bertahun-tahun lalu. Dalam mimpi itu, anak itu menangis, memegang bola tua yang sama. “Kembalikan… atau kau akan kehilangan segalanya,” bisiknya. Aimar terbangun dengan keringat dingin. Ia menyadari bola itu milik anak itu—semangatnya terperangkap di dalamnya, membantu Aimar mewujudkan mimpinya, tapi dengan harga yang mengerikan.

Hari pertandingan tiba. Aimar membawa bola tua itu ke lapangan, berniat menguburnya di semak-semak untuk membebaskan semangat anak itu. Tapi saat ia melakukannya, ia melihat kakaknya, Atep, di kejauhan, baru tiba dari perjalanan jauh untuk menonton pertandingannya. Tiba-tiba, sebuah truk melaju kencang ke arah Atep—persis seperti dalam mimpinya. Aimar berlari, berteriak, tapi suaranya tenggelam oleh deru mesin. Ia melompat, mendorong Atep menjauh, tapi…

Adegan memudar menjadi hitam. Ketika debu reda, jersey Qatar Airways milik Aimar tergeletak di pinggir lapangan, ditiup angin senja. Bola tua itu telah menghilang dari semak-semak. Apakah Aimar berhasil menyelamatkan kakaknya? Atau apakah ia kehilangan segalanya demi mimpinya? Tidak ada yang tahu.

Di desa itu, orang-orang masih berbicara tentang Aimar. Beberapa bilang ia menjadi legenda sepak bola, yang lain bilang ia pergi mencari bola tua itu lagi. Tapi setiap senja, anak-anak di Lapangan Tanah bersumpah mereka mendengar bisikan di angin: “Jangan ambil yang bukan milikmu.”

-Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kembalikan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Rumah di Tepi Hutan
Yanti Soeparmo
Flash
Undangan Lingsir Wengi
Choirunisa Ismia
Komik
Bronze
EQUAL
Sukir Subar
Novel
Pendakian Terakhir
Uki.Sari
Flash
LEMBUR
Destiara Kim
Komik
NOCTURNAL
Alien Witchcraft
Flash
Perempuan di Jendela
irishanna
Skrip Film
PUAKA RATU ARJUNA
Delly Purnama Sari
Flash
Mengapa Juga?
Drew Andre A. Martin
Flash
Bronze
Hantu Cilik
DMRamdhan
Novel
Bronze
Nicholas: The Tragedy
Stella Yuliani Tse Xie Ting Lian
Cerpen
Awas Kepala Buntung
Muhammad Adli Zulkifli
Cerpen
Bronze
Mesin Tik
Yanti Soeparmo
Cerpen
Bronze
Ruang X0
Juliana
Rekomendasi
Flash
Kembalikan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Surat Salah Alamat
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Nyanyian Malam
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Kekacauan di Pagar Sekolah
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Sabar adalah Sungai, Senyumanmu adalah Muaranya
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Burung-burung yang Mati
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Setiap satu sendok bumbu kacang adalah satu kesempatan yang hilang
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Jebakan Untuk Wawan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Apakah Saat Ini, Aku Sedang Patah Hati
Ron Nee Soo
Cerpen
Payung Hujan dan Teh Ajaib
Ron Nee Soo
Cerpen
Ironi Kotak Amal Sekolah
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Bidadari
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Waktu Bahagia
Ron Nee Soo
Flash
Bronze
Tak ada cerita hari ini
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Semutina Sahabatinu
Ron Nee Soo